tiga puluh delapan

5.8K 411 12
                                    

Alena menutup kaca mobil saat Rafi mulai melajukan mobilnya, menyenderkan kepalanya pada senderan kursi penumpang itu Alena memejamkan matanya.

"Eh iya kak," Alena membuka matanya, menegakkan tubuhnya lalu menepuk pundak Bara.

"Kenapa?"

"Kita mampir ke makam Tante dera ya, aku kan kemarin gak ikut." Pintanya.

"Mau mampir?" Tanya Rafi menyahut.

"Iya, boleh kan?"

Rafi dan Alena serempak menatap Bara, menunggu jawaban laki-laki itu. Bara hanya mengangguk lalu kembali melihat ke depan.

Alena yang melihat perubahan ekspresi Bara tiba-tiba berucap, "Gak jadi deh, kita balik aja."

"Kenapa?"

"Kak Bara gak mau kesana kan? Kalo emang enggak kita gak usah kesana."

"Gakpapa, aku mau kok." Bara kembali menoleh kebelakang, menampilkan senyum terindahnya untuk meyakinkan Alena.

"Bener Lo?" Sahut Rafi.

"Iye, mampir didepan situ ada yang jual bunga." Bara menunjuk kedepan.

Rafi mengarahkan mobilnya kearah yang bara tunjuk, memberhentikan mobil itu Rafi menatap tak percaya gang disebelahnya. "Masa disini ada yang jual bunga?"

"Iye, turun cepet." Bara turun mendahului mereka.

"Yang bener Lo? Tempatnya masa begini?" Tanya Rafi setelah turun.

"Udahlah kak, ayo." Alena menengahi mereka, setelah melihat Bara melangkah segera Alena menarik Rafi yang masih belum bergerak dari tempatnya, "Ayo."

Rafi masih melihat sekeliling tempat itu, berjalan mengikuti Bara menyusuri gang yang lumayan besar itu ia masih ragu dengan tujuan mereka.

"Mana nih? Balik aja lah, cari di tempat lain."

Tanpa memperdulikan Rafi yang terus mengoceh Bara tetap berjalan, tak lama setelahnya ia berhenti didepan ruko kecil dengan bunga-bunga segar yang tertata rapi.

"Eh?! Bara sudah lama tak datang, kemana saja kau?" Sapa penjual bunga itu yang langsung keluar saat melihat Bara melambaikan tangannya.

"Sekolah bang."

"Mau beli apa ini? Seperti biasa to?" Tebak penjual itu. Rafi dan Alena hanya menyimak mereka.

"Iya, yang biasanya satu, sama bunga tulip yang kuning juga disamain kayak biasanya." Ucapnya. Rafi mengerutkan keningnya bingung, "Beli dua?" Tanyanya. Bara hanya menoleh sekilas Lalau mengangguk.

"Tunggu sebentar." Penjual itu kembali kedalam tokonya.

"Baru tau gue disini aja yang jual bunga." Gumam Rafi.

"Lo kan gak pernah ke daerah sini." Sahut Bara yang masih mendengar gumaman Rafi.

"Kak Bara sering kesini?" Tanya Alena.

"Lumayan,"

"Ini mas bunganya." Penjual itu menyodorkan dua buket bunga yang bara pesan, Alena segera menerimanya.

"Nih bang, ambil aja kembaliannya." Bara memberikan lima lembar uang berwarna merah itu, "Tengkyu mas." Ucap penjual itu.

Dua buket bunga kini sudah bertengger manis di tangan Alena, sesekali Alena menghirup aroma khas bunga itu.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
AFIA or ALENADonde viven las historias. Descúbrelo ahora