enam ✓

18K 1.2K 76
                                    

Alfin dengan emosinya melangkah menuruni tangga, mengarahkan kakinya menuju taman belakang.

"Mana Misael?!" tanya Alfin membentak, membuat semua orang sontak menoleh kearahnya.

Hening...

Karena tidak ada yang menjawab, Alfin dengan emosinya yang sudah mencapai batas, mengedarkan pandangannya mencari sosok Misael.

Saat matanya menemukan Misael yang malah asik bermain game bersama sepupu-sepupunya yang lain, emosinya benar-benar meluap.

Alfin melangkah tegas mendekati Misael, tatapannya yang mematikan membuat yang lainnya kompak menyingkir memberi jalan.

Sampai di hadapannya, Misael yang sepertinya masih belum menyadari kedatangan Alfin masih asik dengan handphonenya. Alfin menggeram marah, menarik paksa handphone Misael lalu...

Plung!

Alfin melemparnya ke kolam renang yang tadi hampir membuat Afi kehilangan nyawa.

"Anjing! Lo apaan sih Fin?!" kejut Misael, berlari kecil ke tepi kolam lalu berjongkok.

"Hape gue mahal tau nggak?! Gimana kalau rusak?!" lanjutnya emosi, masih setia berjongkok melihat handphonenya yang kini sudah tenggelam.

Alfin yang masih dengan rasa kesalnya, mendekati Misael lalu menendang bokongnya membuat si empunya handphone mahal itu ikut tercebur kedalam kolam.

Byurr.

Semua orang disana menertawakan Misael yang ditendang oleh Alfin. "Goblok banget lo! Udah nyeburin hape gue sekarang lo nendang gue?!"

"Goblok banget lo! Udah nyeburin Afi sekarang lo marah-marah?" kata Alfin mengikuti gaya bicara Misael, senyuman miring terbit di wajahnya kala melihat Misael yang mendadak pucat.

"Dan harusnya lo bilang makasih, Karena gue nggak bunuh Lo hari ini," tekannya lalu beralih mencari Cindy meninggalkan Misael yang masih diam di dalam kolam.

Saat matanya menangkap sosok Cindy, Alfin kembali tersenyum miring melihatnya yang menatapnya takut, segera melangkah menghampirinya. "Kayaknya lo juga pingin berenang malam-malam," tanpa menunggu lama Alfin langsung menariknya lalu mendorongnya ikut masuk ke dalam kolam, menyusul Misael yang dengan bodohnya masih berdiam di sana.

Byurr.

"Alfin lo gila ya?! Kalo gue mati gimana?!" Cindy yang tidak terlalu tinggi tentu saja kesulitan menghadapi kolam yang dalamnya hampir menenggelamkan dirinya.

"Mati ya mati aja, tinggal dikubur," sahut Alfin santai. Berniat berbalik untuk kembali, Alfin mengurungkan niatnya lalu berjongkok. "Maaf-maaf, gue baru inget. Keluarga lo kan nggak punya duit ya, Oma yang belum meninggal aja kalian udah rebutin warisan," Alfin kembali beranjak, menatap kebawah dimana Cindy berada, dapat Alfin lihat wajahnya sudah pucat dengan sorot mata yang menurut Alfin aneh, "Palingan lo dilempar ke kali, samping rumah lo itu," sarkasnya menyindir, setelah puas melihat wajah pucat Cindy dan Misael, Alfin melangkah menjauh meninggalkan mereka semua.

'perhatiin aja terus,' batin seorang yang sedari tadi melihat dengan kesal.

***

"Masih pusing?"

Afi menolehkan kepalanya mendengar pertanyaan itu, dilihatnya Alfin dengan rambut basahnya berdiri di depan pintu, "Udah mendingan, masuk aja ngapain malah berdiri di sana?"

Alfin terkekeh, mengikuti arahan Afi yang menyuruhnya masuk, Alfin bergabung duduk di kasur Afi. "Kak Alfin apain Cindy?" tanya Afi, membuatnya menoleh dengan cengirannya.

AFIA or ALENAWhere stories live. Discover now