Epilog

12.6K 1.1K 228
                                    

"Kenapa pasien belum sadar juga? Sudah 4 tahun koma dan dia belum sadar sama sekali"

"Maaf nona Kiara, kami sudah melakukan tindakan sebaik mungkin untuk pasien ,bahkan tranplantasi jantung ke pasien juga sudah berhasil, tubuh pasien juga sudah menerima dengan baik transplantasi jantung dari pendonor, kita hanya bisa menunggu dan berdoa supaya pasien cepat bangun"

"Bangsattt, kamu selalu bilang seperti itu tapi hasilnya nihil, aku akan bilang ke kak Mishall kalau kamu hanyalah dokter abal-abal"

"Tapi nona..... tunggu"

Cklekkk

Tunggu....suara siapa itu? Kenapa di mimpiku ada suara yang terdengar sangat nyata? Bukankah aku sudah mati?

Kedua mataku terbuka perlahan dan sinar lampu langsung menyilaukan kedua mataku yang membuatku menyipitkan kedua mataku, dahiku mengernyit saat aku melihat sekeliling ku dan aku menunduk pelan, aku terdiam saat melihat alat ventilator yang berada di wajahku

Kenapa aku masih hidup? Harusnya aku sudah mati

Kulihat jam dinding yang terdapat tanggal digital nya yang menunjukan tanggal 26 Februari 2026

Kugerakan tangan kananku dengan perlahan untuk menyentuh pipiku lalu mencubit pipiku pelan

BANGSAT....AKU MASIH HIDUP

Cklekk

Aku menoleh kearah pintu dan kulihat kak Kiara berdiri kaku di pintu "Asha, kamu....astaga"

Kak Kiara berjalan cepat menuju kearahku dan menyentuh kedua pipiku, bisa kulihat kedua tatapan matanya yang menatapku dengan sendu "syukurlah Asha, syukurlah kamu sudah sadar"

Aku hanya bisa menatapnya datar saat dia mengecup dahiku cukup lama bahkan bisa kurasakan ada yang menetes di pelipisku

Dengan berusahalah keras aku memegang kedua lengannya dan sedikit mendorongnya supaya dia menjauh dariku, kulepaskan alat ventilator ini dan menatap kak Kiara dengan tatapan tajam "Kenapa kamu menyelamatkan ku? Mau menyiksaku lagi sampai aku mati?"

Kak Kiara menggeleng, bisa kulihat sorot kedua matanya  yang tidak seperti biasanya, sorot matanya kini berubah menjadi meredup "kenapa alat ventilator nya di lepas hum? Aku panggil dokter bentar buat masangin alat ventilator nya lagi"

"Bangsat, aku gak butuh...."

Ada apa dengannya? Biasanya dia menatapku dengan tajam dan dingin, tapi kenapa sorot matanya berubah?

Kurasakan genggaman lembut di punggung tanganku "aku mencintaimu Asha, mari kita mulai lembaran baru di tempat yang kamu dulu inginkan"

Kedua alisku bertaut "di tempat yang aku inginkan? Cihhhh"

Aku mencoba duduk namun sialnya tubuhku terasa sangat lemah, dengan kasar kucubit jarum infus di pergelangan tanganku "aku gak sudi, lebih baik aku mati daripada harus bersama psychopat seperti mu"

"Kamu salah paham Asha, aku gak pernah bertemu denganmu lagi semenjak kamu pergi ke Australia"

"Apa maksudmu? Kamu mau menipuku hah?"

"Demi Tuhan Asha....aku tidak pernah bertemu lagi denganmu semenjak kamu memilih pergi meninggalkan mansionku saat pertengkaran hebat kita waktu itu"

Kak Kiara mengambil ponselnya dan menunjukan sebuah video dirinya yang tergeletak di lantai dengan pelipisnya yang sudah di tembus timah panas "lihat....aku mati disini, dan lihatlah siapa yang menyamar menjadi aku"

Tunggu.... menyamar?

Kedua mataku membulat sempurna saat melihat kak Sarah dibalik penyamaran yang terlalu sempurna itu, topeng wajah itu benar-benar sangat mirip dengan kak Kiara

Punctured by Thorns (Completed)Where stories live. Discover now