6

7.2K 1K 49
                                    

Kutarik selimut untuk menyelimuti tubuhku yang terasa menggigil, aku semakin menyandarkan punggungku di kursi saat sakit kepala mulai menyerang kepalaku

Kenapa kepalaku sakit dan pusing begini?

Kulirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 9 pagi dan kurasakan otot-otot ku juga terasa nyeri, dengan lemas kupegang dahiku yang panas

Ahh kenapa aku demam disaat waktu yang gak tepat sih? Terus juga gak ada kak Sarah, kalau ada kak Sarah kan aku bisa meminta tolong padanya untuk ambil obat di klinik.... aku harus segera keklinik sebelum demamku parah

Kupakai jaketku dan aku menuruni tangga secara perlahan-lahan lalu keluar dari paviliun

Ah gila, dingin banget lagi

Kumasukan kedua tanganku di saku jaket saat aku berjalan menuju klinik, sesampainya di klinik pun aku memilih langsung berbaring di tempat tidur tanpa laporan dulu ke dokter Fla yang sedang duduk menulis sesuatu di sebuah buku besar

"Lho kamu kapan disini Asha?  Tapi kok wajah kamu pucat banget?"

"Barusan dok, pusing banget kepalaku tuh.... makanya langsung oleng ke tempat tidur"

Kurasakan tangan halus dan dingin dokter Fla mendarat di dahiku "dahi kamu panas, kamu demam?"

"Gak tau dokter"

Dokter Fla mengambil termometer dan menatapku lekat "coba bukan mulut kamu dan angkat lidah kamu keatas"

Aku mengangguk dan membuka mulutku lalu dokter Fla meletakan ujung termometer di bawah lidah "tutup bibir kamu, jangan berbicara, menggigit atau menjilati alat ini, bernafas secara normal melalui hidung, nanti kalau sudah bunyi 'biip', baru boleh di ambil, mengerti?"

Aku hanya mengangguk lagi dan kupejamkan kedua mataku dengan perlahan hingga berbunyi 'biiiip'

Kurasakan termometer itu diambil dari mulutku "demam kamu sampai 40⁰C, kamu harus di infus karena kamu mengalami hiperpireksia dan kamu juga pasti dehidrasi parah, jadi sementara kamu harus dirawat disini dulu sampai kamu sembuh, aku siapin dulu infusnya sekalian menghubungi Sarah"

Bibirku hanya bungkam dan kurasakan aku mulai pergi ke alam mimpi yang tak terlihat

Samar-samar kubuka mataku dengan perlahan dan kulihat sekelilingku yang sepi, kulirik tanganku yang sudah di infus dan aku memilih untuk memejamkan kedua mataku kembali setelah kantuk terus menyerangku

Rasanya seperti pohon Jarjit yang selalu bilang 'tidurlah....tidurlah'

*****

Bangun tidur ku terus mandi tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kuterus makan, eh....aku gak punya makanan

Kulirik jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 12 siang, lama juga ya aku tidur

Semenjak aku sakit gejala tipes selama 3 hari yang lalu, kini aku semakin memperhatikan pola makanku dan semakin banyak beristirahat disaat waktu senggangku karena aku takut kena gejala tipes lagi...menyiksa

Pokoknya setelah latihan tambahan, aku langsung gas tidur supaya waktu tidurku cukup

Dengan santai kubuka pintu paviliun dan semilir angin menerpa wajahku, walaupun memang sudah siang tapi disini teduh banget karena banyak pohon-pohon rindang di dekat paviliun ini

Kurenggangkan kedua tanganku kesamping lalu masuk kembali kedalam paviliun, aku berjalan kearah dapur sambil menggulung lengan kemejaku sampai ke siku "masak apa hari ini?"

Kubuka lemari es dan kutemukan telor 4 biji, langsung saja semuanya kubuat telor dadar, aku segera membawa telor dadar yang sudah kugulung plus kupotong-potong ke ruang tengah

Punctured by Thorns (Completed)Место, где живут истории. Откройте их для себя