32

5.4K 901 94
                                    

Aku menarik nafas ku dalam-dalam saat pesawat jet milik nyonya Fanya sudah mendarat di salah satu landasan mansion nya yang berada di Jakarta

Jakarta lagi....susah payah aku lari dari Jakarta tapi aku malah kembali lagi di Jakarta, apa aku gak bisa jauh dari ari-ari ku ya?

Nyonya Fanya melirikku sekilas lalu dengan kasar menarikku keluar dari pesawat jet dan kini membawaku masuk kedalam mobil

Aku hanya terdiam melihat pergelangan tanganku yang merah dan sedikit memar

"Kita ke danau"

Deg

"Baik nyonya",sahut Deon lalu menjalankan mobilnya dengan perlahan

Apa aku akan di teggelamkan di danau?

Nyonya Fanya duduk menyilangkan kakinya yang jenjang sedangkan aku? Aku duduk sambil meratapi nasibku yang mungkin nanti aku tidak bisa melihat cahaya lagi

Sesampainya di danau nyonya Fanya turun dan tiba-tiba pintu samping mobil ikut terbuka, kulihat Deon menunduk sedikit padaku "sorry Asha"

Deon membawaku masuk kedalam paviliun di pinggir danau, kulihat nyonya Fanya duduk di sofa dan Deon membuatku bersimpuh di depan nyonya Fanya

Aku hanya bisa menunduk saat nyonya Fanya menatapku tajam "kamu tau kesalahanmu Asha?"

Kugigit bibir bawahku pelan dan mengangguk "tau nyonya"

"Apa?"

"Sudah kabur dari nyonya"

"Siram dia"

Byurrrr

Deg

Badjingan...kenapa aku disiram air es? Bahkan esnya masih gede-gede lagi

Kurasakan hawa dingin mulai menusuk pori-pori kulitku  bahkan jari jemariku mulai begetar karena kedinginan dan aku hanya bisa menyilangkan kedua tanganku untuk menghangatkan tubuhku

"Kenapa? Dingin?"

Aku masih diam dan memilih melihat beberapa es batu yang mulai mencari

Tak tak tak

Kepalaku mulai mendongak saat mendengar suara heels milik nyonya Fanya yang mulai mendekat kearahku, tatapanku kini beralih kearah Deon yang memberikan nyonya Fanya sebuah cambuk

Nyonya Fanya tersenyum miring sambil sedikit menggerakkan cambuk itu "hal yang paling kubenci di dunia ini adalah sebuah penghianatan"

"Maaf nyonya, saya...."

Ctaaaar

"Akhhh",rintihku pelan

Ctarrrrr

"Saya....akhh"

Ctarrrr

Punggungku benar-benar terasa sakit, perih dan nyeri saat nyonya Fanya mencambuk punggungku dengan sangat keras

Aku masih menunduk dalam saat nyonya Fanya berjongkok di depanku, kepalaku kembali mendongakan saat tangan nyonya Fanya mencengkeram kuat rahangku "kenapa kamu berani kabur dariku hah?"

Tubuhku semakin lama semakin menggigil hebat sedangkan aku memilih memejamkan kedua mataku untuk menghindari tatapan tajam dari kedua mata nyonya Fanya

Kurasakan cengkeraman tangan nyonya Fanya di rahangku mulai mengendur dan kudengar langkah suara heels nyonya Fanya seperti berjalan ke belakangku lagi

Ctaarrr

Kugigit bibir bawahku pelan saat cambukan itu terus mengenai punggung ku

Ctarrr

Punctured by Thorns (Completed)Where stories live. Discover now