15

6.7K 957 114
                                    

Aku berdiri dengan tegap disamping nyonya Laura yang sedang fokus melukis foto tuan muda Prince di ruang melukis

Berulang-ulang kali aku mengalihkan pandanganku dari wajah nyonya Laura agar perasaan ku padanya sedikit berkurang, menatapnya lama-lama membuatku semakin jatuh hati padanya, semakin aku sering mengalihkan pandanganku, semakin sering juga aku menatapnya

Duh....bingung aku jadinya

"Semakin hari kamu semakin menjaga jarak denganku Asha, apa aku ada salah denganmu hum?"

Kulirik nyonya Laura yang sedang menatapku lekat dan pandangan ku kembali kearah foto tuan muda Prince "saya hanya capo nyonya Laura jadi sudah sepantasnya saya menjaga jarak dengan anda nyonya"

Maaf nyonya Laura, saya tidak mau makan hati setiap hari

"Tapi kamu keka..."

"Tidak nona, kita tidak mempunya hubungan apapun, kita hanya sebatas atasan dan bawahan",sahutku tegas

Kulihat nyonya Laura meletakan alat lukisnya di atas meja lalu dia berdiri didepanku, dia memegang kedua pipiku dengan lembut "ada apa hum? Kenapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu Asha? Apa aku punya salah padamu?"

Aku menggeleng pelan "tidak nyonya, justru sayalah yang bersalah, saya minta maaf karena masuk kedalam kehidupan rumah tangga nyonya, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi"

"Asha, kamu sudah tidak menyukaiku?"

Ku beranikan diriku untuk menatap kedua matanya yang indah "saya bodoh kalau saya berbohong jika saya tidak menyukai nyonya tapi saya tidak mau merusak rumah tangga nyonya, bos mencintai nyonya dan saya tidak mau mengganggu hubungan kalian"

"Cinta? Siapa bilang mas Eden mencintai ku Asha? Yang mas Eden inginkan itu tubuhku bukan hatiku"

"Bagaimana kalau bos menginginkan hati nyonya, apakah nyonya akan tetap menyukaiku?", tanyaku

Nyonya Laura mengangguk mantap "Tentu Asha, aku tetap akan menyukai mu dan aku berjanji tidak akan meninggalkan mu"

"Janji bisa diucapkan dengan mudah nyonya, bahkan janji di bawah Alkitab saja bisa di ingkari apalagi hanya janji biasa"

Kulihat nyonya Laura mengacak rambutnya frustasi dan dia duduk kembali sambil menangkup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya lalu tak lama kemudian aku mendengar suara isakan dari nyonya Laura

Jantungku berdegup kencang saat nyonya Laura tiba-tiba keluar dari ruang melukis dan aku hanya bisa menghela nafas pelan saat kulihat dari layar tablet kalau nyonya Laura masuk kedalam kamarnya sambil menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya

Maaf nyonya Laura, mungkin semua ini adalah jalan yang terbaik, walaupun aku memang munafik karena aku juga menjadi simpanan nyonya Fanya tapi aku tidak mau kamu terluka karenaku nyonya Laura

Nyonya Fanya tidak mungkin akan tinggal diam begitu saja saat nyonya Fanya tau kalau aku ada hubungan dengan nyonya Laura

Kamu sudah terlalu banyak menderita nyonya Laura, oleh karena itu aku tidak mau menambah penderitaan mu hanya karena aku mempunyai hubungan denganmu

Setelah beberapa hari yang lalu aku latihan menembak dengan om Max, aku sadar kalau hubungan ku dengan nyonya Laura bisa menjadi bencana jika nyonya Fanya mengetahuinya, aku takut nyonya Laura kenapa-kenapa dan selama beberapa hari ini aku juga sudah berfikir matang-matang kalau aku akan memutuskan hubungan dengan nyonya Laura

Hubungan kita memang berakhir nyonya Laura, tapi tujuanku untuk menjagamu, membahagiakan mu dan membebaskan mu tidak akan pernah berakhir

Kejadian di ruanganku itu tidak akan pernah aku lupakan sampai akhir hidupku jadi....lebih baik kamu bahagia dengan membenciku daripada kamu terluka karena menyukaiku

Punctured by Thorns (Completed)Where stories live. Discover now