Delapan - Ternyata Sebahagia Itu

Mulai dari awal
                                    

Lalu sekarang, Kejora meminta seperti itu dan Langit sendiri tidak punya alasan untuk menolak.

Akhirnya Langit mengeluarkan kamera DSLR dari dalam ransel, mulai menghidupkannya, lalu mengalungkan talinya ke leher. Sementara Kejora dan Pasha berdiri saling berdekatan. Melihat itu, Langit menghela napas sejenak. Kemudian mulai menekuk kedua sikunya ke sisi tubuh, mengarahkan lensa ke objek, dan melebarkan kaki.

"Satu, dua, tiga!"

Kejora memasang senyum terbaiknya saat tombol shutter ditekan. Langit menurunkan kamera agar Kejora dan Pasha bisa melihat hasilnya.

"Gimana?"

Kejora mengangkat kedua jempolnya. "Menurut Kak Pasha gimana?"

"Bagus. Kamu nggak bohong ternyata."

"Ya, nggak, dong."

"Jangan Kejora aja, dong. Kita-kita juga mau foto bareng artis," kata Dara yang sejak tadi hanya menjadi penonton. "Tenang aja, Ngit. Ada Naya sama Kejora juga, nggak aku sendirian."

Langit memutar bola matanya. "Iya, Neng Dara. Cepet berdiri di situ!"

Dara langsung bersemangat. Ia langsung mengambil tempat Kejora dengan mendorong tubuh temannya itu. Beruntung Pasha dengan cepat menahan tangan Kejora. Apa yang dilakukan Pasha menimbulkan desiran halus di hati Langit.

"Pelan-pelan dong, Say." Kejora menarik tangannya dari genggaman Pasha.

Langit menjepret Kejora, Pasha, Dara, dan Naya dalam satu frame sebanyak tiga kali. Tentu dengan gaya yang berbeda.

"Masa dari tadi A' Langit fotoin terus," sela Naya. "Dia juga difoto dong. Mumpung masih ada Kak Pasha di sini."

"Nggak papa, Kak Pasha?" tanya Kejora.

"Nggak papa. Masih lama juga aku ke lokasi, " jawab Pasha. "Sen, fotoin!"

Langit menyerahkan kameranya ke Sena. Lalu ia mengambil tempat di sisi kiri, Pasha di sisi kanan, Kejora di tengah kedua laki-laki itu, Dara di sebelah Pasha, dan Naya di sebelah Langit. Sena mengambil foto sebanyak dua kali.

Sesi foto berakhir karena Pasha harus segera ke lokasi. Satu per satu mereka pamit pulang.

"Menurut kamu, Kak Pasha gimana orangnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut kamu, Kak Pasha gimana orangnya?"

Kejora bertanya setelah turun dari motor dan melepas helm. Langit menarik kunci motor dari slotnya.

"Menurut aku  ... lumayan menarik. Pantas kalo dia terkenal," jawab Langit pelan. Ia sendiri pun bingung mau menjawab apa. Haruskah Langit memuji Pasha secara terang-terangan di depan Kejora?

"Tadi pas megang tangannya halus pisan."

"Ya, wajar kalo halus. Dia artis, harus jaga penampilan."

"Tau nggak aku grogi parah! Kupikir dia, tuh, sombong, ternyata ramah banget."

"Kamu seneng ketemu sama dia?"

"Oh, ya, jelas seneng, dong. Bukan seneng lagi, tapi ba-ha-gia."

Mau tak mau Langit menyunggingkan bibirnya. Melihat Kejora sebahagia itu, tentu saja ia turut senang.

 Melihat Kejora sebahagia itu, tentu saja ia turut senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit pasti jedag-jedug jantungnya :)

Sky Full of Stars - [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang