Sherlock-24

Mulai dari awal
                                    

"Kenapa?"

"Lo gak akan grepe-grepe gue'kan, Bang?" selidik Resume. Sosok di hadapannya malah menatapnya datar dan kembali fokus bermain game.

"Bang Leon yang bilang, katanya gue harus hati-hati. Nanti di grepe sama lo." Resume kembali duduk di sampingnya dan mengambil stik PS.

Belum sempat menjawab, nada dering ponsel berbunyi dengan terus-menerus. Sang empu tak merespon sama sekali membuat panggilan itu terus berdering.

"Winter Wonderland!" tegur Resume jengah. Menatap ke arah Winter yang sibuk bermain game. "Angkat dulu teleponnya. Berisik itu."

Winter melirik sejenak ponsel di meja. "Gak penting," ujarnya kembali berfokus pada layar di depan.

Resume semakin jengah. Ia lantas mengambil ponsel milik pria di sampingnya. Tertera nama Tiger di sana.

"Bang Tiger yang nelpon, bisa-bisanya lo bilang gak penting." Resume lantas menerima panggilan.

"Halo? Kenapa Bang?"

Tak ada balasan.

Resume mengernyitkan dahinya. Melihat ke layar ponsel. Panggilan masih terhubung.

"Bang? Bang Tiger? Halo?"

"Kok lo yang jawab? Winter gak mati'kan?"

Resume menatap ke arah Winter yang juga meliriknya sekilas. Merasa tak minat.

"Hah? Maksud lo?"

Terdengar helaan napas di seberang sana. "Dia ke mana?"

"Ada di samping gue, lagi main game."

"Oh."

"Oh?" ulang Resume dengan nada kebingungan.

Tut.

Sambungan terputus.

"Apaan sih anjing?" gumamnya menatap layar ponsel dengan kesal. Tingkah Tiger benar-benar aneh dan menguras emosi.

"Ini yang lo maksud gak penting, Bang?" tanya Resume menatap Winter dengan alis terangkat. Winter terlihat mengangguk singkat.

"Dia sering nelpon lo kayak gini?" tanya Resume dan Winter mengangguk lagi.

Mata pria itu kini memicing. Menangkup wajah Winter untuk melihat ke arahnya.

"Lo berdua gak homo'kan?" tanyanya curiga. Winter lantas menepis tangan itu. Pertanyaan gila.

"Atau Tiger suka sama lo?!"

"Shut up!"

"Lagian aneh banget." Resume menyandarkan tubuhnya pada sofa. Pandangannya menerawang pada atap langit.

Ia tersentak begitu menyadari sesuatu. Kembali menegakkan tubuhnya menatap Winter was-was.

"Jangan bilang, alasan Bang Tiger gonta-ganti handphone karena nomor dia lo block, Bang?"

Winter terlihat kembali mengangguk. "Dia ganggu."

"Gilak!" serunya menggelengkan kepala. Lalu dengan cepat bangkit. "Gue harus tanyain ini. Gak bisa gue biarin. Bahaya ini bahaya!"

"BANG TIGER, DI MANA LO, HAH?!"

Teriakan itu menggema di sepanjang lorong. Winter hanya berdecak. Kembali fokus bermain game.

...

BUG!

"Lebih keras lagi!"

BUG!

SHERLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang