"AHAHAHA" serentak tawa dari semua orang memenuhi halaman rumah itu.

Sedangkan papa Adwan tampak menggelengkan kepalanya, sembari dihiasi senyum diwajahnya.

"Syaqib juga pengen tan, tapi belum bisa" celetuk Syaqib dari samping.

"haha, sabar dikit kenapa qib, kan tinggal tiga hari lagi" balas mama Adwan yang memang dekat dengan Syaqib.

"AHAHA" lagi-lagi serentak tawa meramaikan halaman itu.

Sementara vanya, menunduk kebawah. Malu pastinya, padahal tinggal hitungan hari, masih saja malu-malu.

"Yasudah, ayo kita masuk kedalam, biar dibuatkan minum dulu, habis perjalanan jauh tadi" ibu Bunga mengalihkan topik.

"Ayo ayo" sambut semuanya, dan beranjak masuk kedalam rumah

Pun para orangtua, Isyafa, serta Bunga, sudah masuk kedalam rumah. Dan dihalaman rumah tersisa Adwan, Saras, Syaqib, Vanya, dan Tania. Tapi tampaknya, adwan juga sedang menggandeng saras agar segera masuk kedalam rumah, dan........

"GUS ADWANNN" panggil Tania tiba-tiba dari belakang.

Adwan dan Saras yang sudah ada didekat pintu pun menoleh kembali ke arah tania.

"Iya kenapa ?" jawab Adwan.

"Gantian dong, hehe" ucap Tania malah cengengesan tak jelas.

Tentu saja Adwan terlihat bingung, dan mengernyitkan dahinya "Gantian apaan ?"

"Ituuu, gantian, kami juga pengen meluk Saras."

"Oh, nanti aja" balas Adwan singkat, dan langsung menarik tangan Saras kedalam rumah.

"DIHH, GUS ADWAN APAANSIH." teriak Tania tak terima

"HUU DASAR EGOISS, HUUU" tambah Syaqib, juga berteriak.

"Kamu juga mau meluk Saras ?" sambar Vanya dari samping.

Uhuk uhuk......Syaqib tersedak tanpa makan apa-apa.

"HAHA, YA NGGA LAH SAYANG, EH VAN MAKSUDNYA" ucap Syaqib heboh sendirian.

"DIH APAAN SIH SEMUA. NGGA  SARAS, NGGA KALIAN, SAMA AJA DUA-DUANYA, SAMA-SAMA NYEBELIN. ISHHH TAU AHH" cerocos Tania ke Syaqib dan Vanya, lalu beranjak masuk ke dalam rumah dengan cara jalan yang dihentak-hentakkan.

"ISHH TANN, TUNGGUUU" teriak Vanya dari belakang, dan langsung berlari menyusul Tania.

Pun Syaqib juga ikut menyusul kedalam rumah, bergabung dengan yang lainnya.

Sekarang mereka semua sedang duduk bersama diruang tengah, lengkap dengan suguhan teh manis dihadapan mereka.

"Jadi kamu yang namanya Isyafa. Saya harap kamu benar-benar tulus berubah, tidak ada niatan busuk lagi" ucap ibu Bunga ditengah-tengah perkumpulan.

"Iyaa buk, saya berjanji ke diri saya sendiri bahwa saya akan merubah semua kebusukan saya, dan bersedia juga dituntut secara hukum" sambut Isyafa dengan kepala menunduk.

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang