Bab 64

31.3K 4.5K 174
                                    

Kini malam menyapa lagi, rembulan tampak mengintip malu dari balik juntaian daun nyiur yang menjulang tinggi ke angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini malam menyapa lagi, rembulan tampak mengintip malu dari balik juntaian daun nyiur yang menjulang tinggi ke angkasa. Sorot lampu kota diberbagai ruas jalan juga turut serta menambah estetik pemandangan malam

Keadaan jalan tampak sangat hiruk-pikuk, bunyi klakson diperdengarkan disepanjang antero jalan, tampaknya sedang ada macet berkepanjangan. Ohiya, ternyata ini malam minggu, ditambah lagi kumandang adzan isya sudah berlalu sejak tadi, dan sekarang saatnya keluar dengan hati tenang karena sudah melaksanakan sholat, pantasan saja jalanan begitu ramai sekarang

Tapi tidak bagi pasangan muda ini, malam minggu sama saja dengan malam yang lainnya. Yang mereka tau hanya tidur tanpa wacana setelah sholat isya. Pun begitu juga dengan malam ini, dikasur king size mewah itu sudah tampak perempuan cantik yang memeluk selimutnya dengan mesra, terlihat begitu nyaman, disertai mata terpejam dan hembusan napas yang teratur, iya itu saras, sehabis sholat isya tadi ia langsung tidur. Sementara adwan, ia tak kelihatan sedaritadi, dikamar itu hanya ada saras tampaknya

heummm.....aroma masakan lezat menyeruak dikamar itu, sepertinya berasal dari dapur

Ya benar, ternyata adwan tengah memasak didapur, termasuk memasak ikan berdarah yang saras takutkan tadi sore. Dan kini tampak adwan yang sedang menghidangkan semua makanan lezat itu diatas meja makan.

Setelah sepersekian menit, adwan menyudahi kegiatannya, dan beranjak kekamar, mengajak saras makan malam

Dan sesampainya diatas, wajah adwan langsung terlihat lesu melihat saras yang sudah tertidur dengan pulas. Sudah beberapa malam terakhir ini saras selalu tidur duluan, dan meninggalkan adwan sendirian

Pun walau demikian adwan tetap berjalan menghampiri saras, dan akan membangunkannya karena saras belum makan dari sore tadi "rass, bangun hei...makan"

Saras membuka matanya sekilas, dan menatap adwan sekilas juga, lalu memejamkan matanya kembali, sama sekali tak memperdulikan adwan

Adwan hanya bisa menarik napas dengan dalam melihat sikap saras "sayang, kamu belum makan lo daritadi sore, nanti kamu sakit"

"ish apasihh wawan, daritadi siang aku belum tidur lo, makannya besok aja, sekarang ngantuk banget"

"yaudah deh, aku makan sendiri, kalau laper......turun nanti" ucap adwan pasrah, dan berlalu dari kamar itu

diruang makan pun adwan tidak makan sama sekali ternyata, pikirannya dipenuhi dengan saras. Rasanya dalam sekejap ia seperti kehilangan sosok saras yang telah menemaninya selama satu tahun ini, dan kini ia sangat merindukan sosok itu

"kamu kenapa sih sayang, kalau aku ada salah harusnya kamu bilang, bukan malah ngehindarin aku kayak gini. Apa ini ada kaitannya lagi dengan kak syafa ?, yaa Allah hamba benar-benar tidak tau harus bertindak bagaimana, apa aku harus cerita ke mama ? iya sepertinya aku harus cerita ke mama, aku ngga tau cara ngehadapinnya gimana, ngga mungkin ini dibiarkan terus-menurus, iya besok aku harus pergi ke rumah mama" ucap adwan sendirian didepan hidangan yang ia masak sendiri

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang