Bab 36

41.8K 4.3K 57
                                    

suasana malam yang belum begitu larut, bahkan bisa dibilang...aktivitas malam orang baru bermulai,

iya, sekitar jam 20.00 wib...

Didalam sebuah rumah mewah terlihat sepasang suami istri paruh baya yang asik mengobrol diruang tengah.

Kedua wajah ini sangat tidak asing terlihat

oh iya benar...itu orangtuanya saras, mereka terlihat sangat tertarik dengan obrolan mereka.

"pah, mama tiba-tiba keingat saras terus" ucap mama saras dan menutup majalah yang ada ditangannya.

"ohiya coba telpon mah, bisa-bisanya anak itu tidak berkabar hampir lebih satu bulan" balas papa saras sambil menyeruput secangkir kopi miliknya.

"nah itu dia pah, mama takut saras benar-benar marah atas perjodohan ini, sampai-sampai dia enggan berkabar"

Papa saras terdiam seketika menanggapi lontaran istrinya, sangat masuk akal

karna di awal perjodohan, saras tidak pernah satu kalipun mengucapkan kata setuju, ia hanya bergerak diatur mengikuti kemauan orangtuanya.

"perasaan mama benar-benar ngga enak pah, malam ini juga kita harus menemui putri kita" ucap mama saras lagi.

"papa setuju mah, papa juga rindu sama saras, yasudah kita berangkat sekarang saja"

Sementara di tempat lain......

"pah, mama dapat telfon dari adwan kalo saras lagi sakit, demam" ucap mama adwan yang juga sedang menemani ayah adwan minum kopi.

"loh iya mah ?, yasudah kalo begitu kita harus menjenguk malam ini juga"

"nah itu dia pah, mama juga bilangnya gitu ke adwan, malam ini kita datang"

"yasudah, mama buruan siap-siap, papa tunggu disini"

🏡 kediaman Adwan-Saras

Saras sudah mengantuk berat, tapi ia belum tertidur karna ingin menunggu adwan yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya yang entah tugas apa, sepertinya tugas acara perayaan kelulusan mereka lagi.

"sayang, kok belum tidur ?" adwan berdiri dari tempat duduknya, dan menatap saras yang sibuk menahan kantuk.

"aku belum ngantuk" bohong saras

"tapi mata kamu ngga bisa bohong"

"ngga kok, ini cuma efek kebanyakan tidur aja tadi siang, makanya jadi kecil, redup" bohong saras lagi

"yaudah, kalo ngantuk tidur langsung ya, aku mau ke dapur bentar, minum" adwan percaya saja, dan beranjak ke dapur

Saras hanya menganggukkan kepalanya, sebelum akhirnya adwan berbalik arah berjalan ke pintu.

..............

Adwan sudah selesai dengan minumnya, dan sekarang ia hendak beranjak ke atas lagi.

tiba-tiba......

ting-tong...bel apartemen mereka berbunyi

"loh, siapa malam-malsm gini ?" adwan berucap bingung sendirian

Takut ? tentu saja adwan tidak takut

Adwan langsung berjalan menuju pintu, memeriksa.

Ceklekk...adwan membuka pintu.

Tadaaa...orangtuanya dan mertuanya berdiri lengkap dihadapannya.

"adwannn" mamanya langsung merangkulnya, rindu pastinya.

sementara adwan hanya berdiri kebingungan.

"kamu kenapa wan, sehat kan ?" ucap papanya, menyadarkannya.

"eh i-iya pah, Alhamdulillah"

"ohiya sampai lupa, mari masuk pah...mah" ucap adwan menatap orangtuanya dan mertuanya bergantian

Mereka semua akhirnya duduk di ruang tengah tanpa saras, iya, saras belum tau sama sekali.

"loh, kok bisa barengan gini mah....pah ?" ucap adwan masih penasaran

"oh itu, ketemu didepan tadi kebetulan, jadi masuk barengan aja"  ucap mama adwan dengan wajah sumringah

Entah lupa atau mengira sama-sama sudah tau, mama adwan tidak menceritakan tentang keadaan saras, sehingga orangtua saras belum tau sama sekali jika saras sedang sakit.

"adwan, saras mana nak ?" ucap mama saras yang sedari tadi sudah merindukan putrinya.

saat mama saras berucap demikian, barulah mama adwan mengingat lagi tentang keadaan saras "ohiya wan, saras gimana, udah sem...."

"SAYANGGG kok lama bangettt sihhh" teriak saras dari atas, memotong ucapan mama mertuanya tanpa sepengetahuannya.

Seketika keadaan menjadi hening mendengar teriakan saras

Sedangkan adwan menundukkan kepala, agak sedikit malu mungkin karena kepergok embel-embel sayang

"itu saras ?" mama adwan senyum-senyum tak jelas

"oh i-iya mah, adwan ke atas dulu sebentar" adwan berucap garing, dan beranjak ke tangga

Sedangkat mamanya dan mama mertuanya tampak senyum-senyum saja sedaritadi, mungkin karna panggilan "sayang" yang saras lontarkan

"adwann..." panggil mamanya lagi

"iya mah ?" adwan menoleh

"saras lagi sakit kan, yaudah kita semua ikut keatas saja" ucap mamanya

"sakit ? saras sakit ?" mama saras terlihat begitu panik

"oh gini...gini mah, saras demam tiba-tiba tadi siang, tapi sekarang udah jauh lebih baik kok mah, maaf kami sampai lupa ngabarin mah" jelas adwan dari dekat tangga

"syukurlah kalo sudah membaik, yasudah ayo kita keatas" ajak mama saras, sedikit lega akhirnya.

Akhirnya mereka beranjak ke atas, dan mendapati saras yang terbaring memang

"sarassss" teriak mamanya dan langsung memeluknya.

Sedangkan yang dipeluk benar-benar kaget, sama seperti ekspresi adwan ketika membuka pintu tadi.

"yaampun putri mama, kamu udah ngga apa-apa kan ?" mamanya menyentuhi seluruh wajah saras, khawatir tentunya

"iya mah, saras udah baikan kok" saras mengembangkan senyum ke mamanya.

"mau ikut pulang kerumah ? satu malam atau dua malam gitu ?" tawar mamanya, mengira saras masih tidak nyaman dengan perjodohan ini, sampai-sampai sakit begini

bukannya menjawab pertanyaan mamanya, saras malah menatap ke arah adwan, seperti meminta pendapat

"bener kata mama, kamu kangen suasana rumah" adwan menjawab tatapan saras

Saras menatap mamanya kemudian, setelah mendengar ucapan adwan "saras disini aja mah, lagian ada adwan yang jagain" ucap saras mantap

"yasudah kalau begitu" ucap mamanya sambil mengusap kepala saras.

Sekitar jam 22.00 wib, barulah mereka meninggalkan apartemen adwan dan saras.

Dimana para orangtua ini pulang dengan perasaan bahagia masing-masing.

iya, bahagia....

Karena dilihat dari adwan dan saras bersikap satu sama lain tadi dihadapan mereka, jelas mengatakan bahwa mereka sudah menerima diri satu sama lain.

Yang artinya, PERJODOHAN BERHASIL.












vote

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang