Bab 11

53.3K 5.3K 14
                                    

Saras senyum-senyum sendiri masuk ke kelas dengan memegang bekal yang dikasih Adwan tadi. Pun Tania dan Vanya yang melihat itu jadi saling menatap heran.

"DIH NURULLL, KENAPA LU?" sambar Vanya heboh.

Saras hanya menggelengkan kepalanya dengan riang, dan langsung duduk rapi di bangkunya sembari senyum-senyum tak karuan.

"HUWAAA, GUE TAU. HABIS MALAM PERTAMA KAN LU ?" cerocos Vanya histeris.

"SEMBARANGAN TUH LISAN" semprot Saras tak terima.

"Yah, habisnya lu ngga mau cerita sih"

"Yahh, gue cuma bahagia aja menyambut harii yang cerah ini" ucap Saras asal aja.

"YEII DASARR, SERAH LU DEH" prustasi Vanya akhirnya.

.........

Keadaan di Pesantren

"ADWANNN" panggil seorang santri sambil berlari menghampiri Adwan, yang ternyata adalah Syaqib, sahabat Adwan yang video call kemarin.

"Hei, Qib. Masya Allah, apa kabar ?" sambut Adwan antusias.

"Alhamdulillah, baik"

"Alhamdulillah. Wah, aku kira kamu ngga bakalan masuk hari ini" celetuk Adwan.

"Masuk dong, kangen nyantri nih soalnya"

"Haha, iya sih" balas Adwan sekenanya.

"Eh btw, istri kamu asal pesantren mana, Wan ? Cerita dong !"

"Dia bukan dari pesantren, tapi SMA"

"LOH ? KOK BISA ?"

"Yah bisa, kan orang tua yang ngatur"

"Kok mereka ngga nyari yang bercadar sih, Wan ? Atau setidaknya dari pesantren gitu lah, minimal"

Sontak, raut wajah Adwan berubah tak karuan mendengar lontaran Syaqib. Tapi ia tetap berusaha tenang.

"Orang tua kami sahabatan dari lama" ucap Adwan masih mencoba menyesuaikan.

"Yah walaupun. Emang kamu ngga pengen Wan menikah dengan perempuan yang paham agama" ucap Syaqib semakin menjadi.

Degggg.........Adwan benar-benar sudah tak tahan. Jelas saja ia tersinggung dengan perkataan Syaqib.

"Kok kamu ngomong gitu, Qib ? Cuma karena dia bukan santriwati, bukan berarti dia ngga paham agama. Lagian udah menjadi kewajiban aku buat bimbing dan ingatin dia sekiranya dia ngga baik." ucap Adwan dengan nada dingin.

"Astaghfirullahaladzim. Aduh iya iya, Wan. Kok aku malah jadi mandang rendah orang. Astaghfirullah, ya Allah" sambut Syaqib heboh merutuki kebodohannya.

"Aku suka istri aku apa adanya dan mungkin bisa dibilang kalau aku udah mulai menaruh rasa ke dia" tutur Adwan dengan tatapan kosong.

"Iya iyaaa Wan, Aku minta maaf. Aduh, udah berasa paling baik yah aku tadi, Astaghfirullah" heboh Syaqib lagi.

"Makanya......." sambut Adwan dengan ekpresi yang sulit diartikan.

"Eh, tapi si Wulan gimana ?" tanya Syaqib tiba-tiba.

Adwan tampak mengernyitkan dahinya "Lah, kenapa ?"

"Kamu kan tau Wan kalau si Wulan suka sama kamu udah dari lama"

"Yah itu bukan urusan aku. Aku udah punya istri yang harus di urus" jawab Adwan datar saja.

"Dih si Adwan. Jadi penasaran sama istri kamu yang dengan cepatnya menaklukkan hati seorang Gus Adwan dalam hitungan hari"

"Haha. Apaan sih, Qib. Lebay. Yah intinya kalau lihat dia, aku bahagia aja bawaannya"

"Wedeihh, kapan-kapan kenalin yah, Wan."

"Oh iya dong, pasti."

Pun percakapan mereka berakhir karena akan segera memasuki kelas.










Vote dan komen !

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang