Bab 27

45.1K 4.8K 62
                                    

Sekitar jam 11.30 siang, Adwan sudah menyelesaikan masakannya bahkan sudah indah terhidang di atas meja makan. ia segera naik ke atas untuk mandi karena sebentar lagi akan masuk waktu dzuhur.

Sesampainya di atas, ia mendapati Saras yang sedang tertidur. Pun sengaja tidak membangunkannya mengingat subuh tadi Saras juga tidak sholat karena berhalangan. Dan langsung saja Adwan beranjak ke kamar mandi.

.........

Sekitar 15 menit saja, Adwan sudah keluar dari kamar mandi, dan bersiap dengan pakaiannya. Wah, ia tampak rapi dengan kaos oblong dan sarungnya, serta peci yang tak lupa ia kenakan. Kemudian segera mengambil sajadah dan membentuk posisi sholat. Ada sekitar 10 menit lagi untuk masuk waktu dzuhur, dan ia memanfaatkan waktu itu untuk sholat sunah wudhu.

Selesai dengan sholat wudhunya. Benar saja, adzan dzuhur berkumandang. Pun ia duduk rapi bersila di atas sajadah, mendengarkan kumandang adzan yang begitu merdu, serta menjawab setiap lafadz yang dikumandangkan.

........

Setelah berlalu 30 menit, Adwan sudah menyelesaikan sholatnya. Dan ia turun kebawah tanpa membangunkan Saras.

Saat ia menuruni tangga, sudah terdengar suara dua orang  perempuan yang heboh mengetok-ngetok pintu. Iya, Tania dan Vanya. Tanpa pikir panjang, Adawan langsung bergegas membukakan pintu.

Ceklek.......Adwan membuka pintu dan menampakkan Vanya dan Tania dari baliknya.

Ah, yang benar saja! Vanya dan Tania terkejut bukan main mendapati Adwan yang membuka pintu. Mereka berdua berdiri mematung di hadapan Adwan dengan mata yang membulat sempurna.

"AAAAAAA, GUS ADWAN!!!" teriak Tania histeris yang sudah lama mengidolakan Adwan.

"HUWAAAA, GUE MAU NANGISS!!" tambah Tania dengan mata yang bahkan sudah berkaca-kaca.

"Njirr Tania!! Malu-maluin lu. Kita kesini mau ketemu Saras. Ingat ! Gus Adwan orangnya dingin, nanti kita diusir baru tau rasa lu" bisik Vanya ke Tania.

Dan tiba-tiba.......

"Apa sihh, ribut-ribut" Saras berjalan gontai di tangga karena masih mengantuk.

"Sayang, ini ada teman kamu," ucap Adwan langsung saja.

"Njirr!! Manggil Sayang" bisik Tania histeris dan refleks menyikut perut Vanya.

"Awww, sakitt bego!!" ringis Vanya memegangi perutnya.

Sontak, Mata Saras langsung membelalak mendengar ucapan Adwan, dan langsung berjalan cepat menuruni tangga untuk memastikan.

"HEH!! KALIAN NGAPAIN DISINI ?" kaget Saras yang sudah ada di hadapan Vanya dan Tania.

"Njirr!! Jangan sok amnesia lu ya. Lihat nih !" Vanya memperlihatkan chat mereka.

"HEH!! K-KOK BISA?" sambut Saras semakin kaget.

"Wah, jangan ngada-ngada lu, Rasss. Gelud ayok !" sambar Tania.

"Heh, serius, gue ngga tau apa-apa" Saras memegang bingung kepalanya.

"Maaf sebelumnya, aku yang ngundang" Adwan buka suara akhirnya setelah melihat persiteruan heboh di depannya.

"HAH ?" mereka bertiga menoleh histeris ke arah Adwan.

"Aku ngundang kalian buat istri aku" terang Adwan datar saja.

"Maaf, Sayang. Aku pakai hp kamu tadi, soalnya aku ngga tau gimana cara hubungi mereka" tambah Adwan.

"Kenapa ngundang mereka ?" bisik Saras ke Adwan.

"WOI, NURULL !! GUE DENGARR" semprot Tania.

"Ahaha. Iya iyaa, maaf" sambut Saras.

"Aku ngundang mereka biar mereka tau kalau kamu adalah wanita yang dicintai seorang Gus Adwan, bukan seperti yang mereka lihat kemarin" ucap Adwan mantap, sambil menatap mata Saras.

Degggg......seketika darah Saras berdesir mendengar ucapan Adwan, ia tidak menyangka jika suaminya berpikir sampai sejauh itu. Jelas terlihat jika mata Saras berkaca-kaca sekarang.

"Aku udah masak. Ajakin teman kamu makan, Sayang !" lanjut Adwan.

Saras tidak tahu lagi harus berucap apa sekarang, lagi-lagi rasanya ia ingin terbang saja.

"Oh iya, kalian aja ya yang makan, aku ada pengajian di jam ini" Adwan menunjukkan jadwalnya yang tersusun rapi di hp-nya.

"Iya iya, Gus. Lanjutt" sambut Vanya.

"Ngga apa-apa kan Sayang kalau aku tinggal ? Semua yang ada di meja kalian habisin aja, itu khusus buat kalian." lanjut Adwan lagi.

"Pulang jam berapa ?" tanya Saras tiba-tiba.

"Hmm, ngga sampai malam kok. Aku ngga bakalan ninggalin kamu sendirian di apartemen  malam-malam" ucap Adwan sambil mengacak rambut Saras.

"NJIRRRR!! MATI AJA DEH GUE" ucap Tania pelan, heboh sendirian.

"Yaudah, aku naik ke atas yah ngambil perlengkapan, sekalian ngga pamit lagi nanti. Kalian langsung makan aja !" tambah Adwan.

Saras menganggukan pelan kepalanya dengan sedikit senyum yang mengembang di wajahnya.

Pun Adwan langsung beranjak ke atas setelah mendapat anggukan dari Saras.










Vote dan komen!

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang