26. Masih Sama

31.5K 3.9K 169
                                    

Happy reading, jangan lupa meninggalkan jejak di cerita ini...
Instagram : @ellechelle_

***

Pukul enam pagi, alaram Terra berbunyi dengan nada yang lembut. Tidak butuh waktu lama-lama diatas tempat tidur, satu lagi kebiasaan baik Terra adalah langsung bangun ketika alaram sudah memanggilnya. Waktu tidur empat jamnya tidak sia-sia. Walaupun masih merasa mengantuk, paling tidak tubuhnya tidak sakit lagi.

         Turun dari tempat tidur, Terra langsung menuju ke dapur untuk mencari segelas air. Dion sudah ada disana, duduk di meja makan sambil menatap layar laptop bersama dengan sebuah cangkir putih yang dia yakin isinya adalah kopi.

         "Jangan bilang Bapak nggak tidur."

         "Tidur, jam empat tadi saya bangun untuk memeriksa semuanya," Dion menyeruput gelasnya, kopi hitam tanpa gula seperti yang biasa Terra buatkan. "Kalau mau kopi ada disana." Tunjuk Dion pada mesin pembuat kopi yang tidak jauh dari meja makan.

         Terra tidak menjawab, dia malah beranjak ke kulkas dan mengambil satu botol air mineral. Kulkas Dion kosong, tidak ada isinya selain botol air mineral dan beberapa kotak susu. Setelah menandaskan hampir satu botol, Terra berjalan kembali ke kamar.

         "Saya pinjam baju Danira lagi ya Pak? Nggak mungkin kan saya ke kantor pakai baju yang kemarin."

         "Ya." Jawaban singkat Dion berikan untuk Terra tanpa mau repot mengalihkan perhatiannya dari laporan-laporannya.

         Tidak butuh waktu lama untuk kedua orang tersebut bersiap. Terra sudah lebih dulu rapih dengan kemeja biru muda dan rok biru tua selutut. Sementara Dion baru keluar dengan setelan rapihnya juga.

         "Berangkat sekarang saja, kamu butuh sarapan kan. Sekalian kita mampir beli sandwich dan kopi." Terra mengulum senyum kecil sambil mengikuti Dion. Sepele, tapi begitulah bentuk perhatian Dion.

         Pukul delapan kurang sepuluh menit mereka sudah sampai di kantor. Kedatangan mereka tentu saja tidak luput dari perhatian yang lainnya. Kali pertama pasangan itu datang bersama ke kantor, biasanya tidak pernah. Jangankan datang bersama, keluar makan siang bersama saja tidak pernah. Terbiasa dengan situasi yang ada, Dion dan Terra hanya acuh menanggapi tatapan karyawan lainnya. Terra yang awalnya risih juga sekarang sudah mulai bisa beradaptasi.

         Sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sampai dengan rapat dimulai. Tentu saja Terra ikut dalam rapat kali ini walaupun isinya Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham. Untuk kali ini edisi khusus karena seorang Manajer bisa ikut serta.

         Dion tidak main-main dengan hasil pekerjaannya. Walaupun terbilang curang karena dia bisa mendapatkan semua bukti dengan bantuan orang kepercayaannya. Koneksi memang punya efek yang luar biasa ternyata.

         Pak Suryo dan Pak Adi terbukti menggunakan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi. Sementara Mawar, dia menerima kucuran dana juga dari Pak Suryo yang nominalnya hampir seratus juta per bulannya. Bukan main hebatnya mereka.

         Terra menatap Pak Adi yang masih terdiam di tempatnya. Pantas saja dulu dia meminta Terra untuk melaporkan setiap gerak-gerik Dion. Apa mau belum sampai tiga bulan Dion sudah mampu mengatasi semuanya.

         "Saya sangat tidak menyangka kalau orang-orang yang dipercaya untuk memimpin perusahaan ini ternyata bukan orang yang kompeten dan profesional. Bukti-bukti yang sudah didapatkan akan saya serahkan kepada pihak yang berwajib. Untuk selanjutnya mengenai teknis perusahaan dan perubahan jabatan saya serahkan kepada para Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham." Dion menutup rapat dengan mengesankan. Akhirnya si Suryo kena batunya juga. Dendam Terra terbalaskan, kalau perlu mengenai laporan ke pihak yang berwajib Terra akan dengan senang hati jadi sukarelawan untuk mengurusnya.

TerraCotta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang