4. Si Jutek

53K 5.1K 26
                                    

Happy reading, jangan lupa meninggalkan jejak...
Instagram : @ellechelle_

***

Setengah delapan pagi, semua karyawan sudah ada di posisinya masing-masing. Terra celingak-celinguk ke masing-masing kubikel yang dilewatinya. Ruangan Pak Adi juga sudah terang benderang. Dari balik kaca yang diburamkan itu Terra bisa melihat sepasang kaki dan sandal jepit jadul yang bertengger manis.

         Sandal jepit andalan Pak Adi kalau di kantor. Tumben-tumbenan bos-nya sudah ada sepagi ini. Biasanya paling pagi juga Pak Adi datang ke kantor jam sembilan, itupun langka. Selama lima tahun bekerja disini tidak ada sepuluh kali Pak Adi datang jam sembilan pagi. Rata-rata batang hidung Pak Adi baru terlihat beberapa saat sebelum makan siang.

         Terra berjalan menghampiri salah satu kubikel sambil masih mengamati pergerakan Pak Adi, bos-nya itu tidak duduk, dia sedang berdiri entah apa yang sedang dilakukannya. Sedikit menyipitkan mata, Terra memfokuskan pandangannya. Pak Adi sedang sibuk menyusun dan menumpuk beberapa dokumen diatas meja kerjanya.

         "Tumben pada datang pagi semua." Tanya Terra pelan. Entah pada siapa dia bertanya, segerombolan karyawan yang sedang berkumpul sambil menikmati lontong sayur sebagai sarapan mereka.

         "Kan hari ini ada Direktur baru bu. Jadi kita semua dateng pagi mau menyambut Direktur barunya." Jawab salah satu dari mereka. Terra mengangguk mengerti.

         "Sarapan bu, mau lontong nggak bu?" Tawar salah seorang yang lain.

         "Nggak, makasih," Terra melirik lagi ke ruangan Pak Adi, kemudian sedikit berbungkuk ke kubikel. "Tumben bos pagi-pagi begini udah ada. Kesambet apa dia?" Tanya Terra setengah berbisik, kemudian memastikan lagi kalau Pak Adi masih sibuk dengan kegiatannya dan tidak mendengar sama sekali.

         "Takut kali bu, Direktur yang ini kan anak pemegang saham mayoritas. Takut dipecat kali kalau ketahuan masuknya siang terus."

         "Oooohhhh. Ya sudah kalian lanjutin aja sarapannya. Saya ke dalam dulu ya."

         "Mari bu..." Ucap mereka kompak.

         Terjawab sudah teka-teki dan pertanyaan Terra kemarin. Direktur baru yang punya pengalaman tapi tidak pernah pegang keuangan, lantas tetap dijadikan Direktur untuk membenahi keuangan perusahaan. Pantas saja, orang anaknya pemegang saham utama, Siapa yang berani menolak kalau begitu. Memang yang namanya 1privilege tidak bisa dibohongi. Sekelas Pak Adi saja sampai bisa dipaksa muncul pagi-pagi begini di kantor.

         Terra jadi makin penasaran, seperti apa atasan barunya nanti. Baru juga hari pertama bekerja sudah bisa membuat dampak yang luar biasa. Kalau masalah karyawan yang mendadak datang pagi sih Terra tidak ambil pusing. Tapi ini Pak Adi, Direktur Utama yang selalu tidak mau pusing urusan internal kantor bisa sudah dibuat kerja bahkan sebelum jam kerja.

         "Maaf bu, Kata Pak Adi semuanya disuruh berkumpul di ruang rapat bu." Salah satu office boy kantor masuk ke ruangan Terra.

         "Oh, sudah datang Direktur barunya mas?" Tanya Terra.

         "Sepertinya sudah bu, karena yang lain juga sudah ke sana."

         "Ok, makasih mas."

         "Sama-sama bu."

         Terra beranjak dari kursinya, berjalan gesit menuju ruang meeting. Benar saja, sampai disana rasanya seluruh staff sudah masuk, bahkan disekeliling ruangan sampai disiapkan kursi berjajar karena tidak muat. Terra masuk dan mengamati sekitar. Ada lelaki muda yang duduk di ujung meja meeting.

TerraCotta (Completed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora