"Ah, ayo lah, sob. Aku sedang ingin makan kari." Kata Korn bersikeras.

"Tapi aku ingin makan bakmi pangsit." Kata Pat tak mau kalah. "Tolong lah, ayo pergi ke sana."

Ketiga temannya tampak kecewa dan melengos, jelas menolak keinginan Pat yang tiba-tiba berubah.

"Hei, aku traktir!" Teriak Pat akhirnya menghentikan langkah ketiga temannya.

Mereka saling berpandangan untuk beberapa saat sebelum akhirnya Korn angkat bicara. "Karena Sugar Daddy mengatakan ingin mentraktir, aku akan memesan ekstra kalau begitu."

Ketiganya saling bersorak setuju dan menyalami Pat. "Ayo pergi kalau begitu!"

Untuk menghindari perselisihan antar kedua kelompok Teknik dan Arsitektur, Pat dan Pran telah membuat kesepakatan untuk tidak saling mempertemukan teman-teman mereka. Saat kebetulan kelompok Pran akan ke perpustakaan dimana kelompok Pat sudah tiba lebih dulu, maka Pran akan mengalah dan berputar arah. Begitu pula saat kedua kelompok kebetulan sama-sama akan pergi ke tempat fotokopi, maka salah satu harus ada yang mengalah. Atau ketika kelompok Pat sedang buang air kecil bersama di toilet yang sama dengan Pran.

"Kalian bisa pergi duluan." Kata Pat memberi alasan sembari buru-buru masuk ke toilet tempat Pran hendak keluar. Secara diam-diam Pat bermaksud menyembunyikan Pran dari pandangan teman-temannya.

Dua pemuda tinggi besar itu berada dalam satu toilet yang sama. "Kau sudah cuci tangan belum?" Tanya Pran sambil menyingkirkan tangan Pat dari mulutnya.

Pat mencium tangannya sendiri lalu mengangkat bahu.

"Sial kau, Pat! Keluar!" Kata Pran mengumpat dan mengusir Pat keluar lebih dulu.

Tapi ketetapan jelas tak bisa dilawan. Meskipun cukup sering Pat dan Pran saling bertukar informasi tentang keberadaan kelompok mereka masing-masing, bila saatnya bertemu, maka mereka tetap bertemu. Seperti saat ini, kedua kelompok kebetulan bertemu di satu halte yang sama.

"Hei, Chang! Bisakah kau membantuku memeriksa, apakah tempat ini memiliki alarm kebakaran?" Korn memulai percakapan dengan merangkul temannya.

"Memangnya kenapa?" Chang menimpali dengan pura-pura memberikan pertanyaan.

"Jaga-jaga saja, siapa tahu bunyi, dan beberapa orang lari seperti anjing yang ketakutan lagi. Hahaha." Korn dan Chang saling mentertawakan bahkan sambil menggonggong menirukan suara anjing sungguhan.

Wai yang berdiri tepat di samping Pran mulai kepanasan. "Woi. Kalian semua kebanyakan bacot tanpa aksi!"

"Oh, kau mau coba?!" Korn meladeni dengan mulai membuka jaket yang ia kenakan.

"Ayo!" Tegas Wai tak mau kalah.

"Tunggu-tunggu." Pat berusaha menghentikan Korn dan Chang.

"Wai." Begitu juga dengan Pran yang berusaha menenangkan sahabatnya. "Apa kau tidak tahu kalau kita tidak bisa berantem di sini?"

"Hah?" Wai tidak menangkap maksud Pran. Begitu pula Pat yang diam-diam mengernyitkan dahinya.

"Para senior memberi tahuku, kalau dulunya mahasiswa Arsitektur dan Teknik saling membantu membangun tongkrongan kecil ini." Kedua kelompok semuanya diam mendengarkan Pran. "Mereka semua sepakat kalau tempat ini adalah tempat untuk gencatan senjata. Siapa pun yang berantem di sini, akan dicekal oleh para senior."

"Hei. Aku pikir anak-anak Arsitektur tidak tahu cerita tentang ini." Sahut Pat mendatangi tempat Pran dan Wai berdiri. "Sekarang segala sesuatunya jauh lebih mudah."

"Kalau begitu, sebaiknya kita harus berjarak." Kata Pran dengan mantap. "Tolong tinggalkan satu sama lain, Teknik?"

"Tentu saja, Arsitektur." Jawab Pat tak kalah mantap.

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now