20-Kembali ke Indonesia

14K 1.2K 17
                                    

Alana menatap Gerald dengan tatapan tanda tanya, "Terus kenapa kamu pengen ikut kalau si boneka santet itu ikut hah?" Tanya Alana dengan wajah garang nya, namun terlihat imut di mata Gerald dan Vero dkk.

"Lo bisa gak sih berhenti manggil Anna boneka santet!" Sentak Vero, namun Alana tak menggubrisnya.

"Ya karena, kalau dia ikut pasti buat rusuh kan? Nah, aku mau ngelindungin kamu biar nggak di apa-apa in sama dia," ucap Gerald sambari menangkup wajah Alana.

"Beneran kan?" Gerald mengangguk mantap.

"Jangan ngebucin disini dong." Ucap Radit.

"Biarin dong~~" balas Alana membuat Radit mencebikkan bibirnya kesal.
**
Hari berganti, dan hari ini rencananya Alana dkk, Gerald, Vero dkk, dan Anna akan mengunjungi taman bermain yang ada di dekat daerah sana.

Mereka menuju ke taman bermain itu tanpa menaiki kendaraan, karena jaraknya memang cukup dekat sekali. Mereka fine, fine saja. Namun, Anna terus saja menggerutu karena jalan kaki, menurutnya cuaca sangat panas, jaraknya jauh, dan berbagai alasan lain lagi.

Sesampainya mereka di taman bermain itu, ada beberapa anak-anak yang sedang bermain. Ketika melihat ada ayunan, Alana langsung mendudukinya dan menyuruh Syasya untuk mendorong ayunan itu. Namun, tak lama setelahnya Gerald yang mendorong ayunan itu. Alana tersenyum senang, sementara Anna dan Vero cemburu.

Mereka beristirahat sejenak setelah bermain cukup lama, dan membeli beberapa minuman di mini market terdekat. Karena hanya Alana, Riana, dan Gerald saja yang bisa berbicara menggunakan bahasa Korea, maka yang membeli minuman-nya ya mereka bertiga.

Saat sedang minum, Alana melihat ada seorang anak laki-laki sekitaran umur enam tahun, yang tiba-tiba saja terjatuh karena di dorong oleh temannya yang berjenis kelamin perempuan. Entah sengaja atau tidak, ia juga tidak tahu. Alana dan Gerald menghampiri anak laki-laki itu yang sedang menangis, sementara yang mendorongnya tadi hanya diam saja dan tertawa mengejek.

Note : Bayangin aja lagi pakek bhs korea, hehe.

"Hiks hiks hiks kenapa kamu hiks dorong aku hiks," tangisnya.

"Hei kenapa kamu menangis?" Tanya Alana dengan lembut, selembut pantat bayi. Berjanda pren.

"Hiks dia dorong aku hiks, sampe jatuh hiks hiks," jawabnya. Alana beralih menatap anak perempuan itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Namamu siapa? Kenapa kamu mendorongnya? Apa salahnya padamu?" Tanya Alana berusaha bersikap tenang. Ia ini berhadapan dengan anak kecil, bukan Anna.

"Namaku Lee Yerin. Tidak ada, hanya saja aku tidak suka melihatnya. Dan bisakah kau berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu, sangat menyebalkan!" Balas anak perempuan yang diketahui bernama Lee Yerin itu. Lihatlah, cara bicaranya saja tidak sopan kepada yang lebih tua. Sepertinya, sifat anak ini hampir sama dengan Anna, hanya saja Anna menutupi sifat aslinya dengan sikap yang pura-pura baik. Hm, jangan sampai anak perempuan itu menjadi seperti Anna ketika besar nanti.

"Kamu ini bisa lebih sopan tidak dengan yang lebih tua?" Sahut Gerald membuat Lee Yerin menolehkan kepalanya melihat kearah Gerald.

Matanya berbinar ketika melihat Gerald. Yerin mendekati Gerald dan bergelayut manja di lengannya, membuat dirinya risih. Sedangkan Alana, dia berusaha menahan agar tidak mencakar wajah anak perempuan di depannya ini.

"Lepaskan!" Sentak Gerald membuat Yerin dengan cepat melepaskannya, dan mencebikkan bibirnya kesal.

"Berapa umurmu?" Tanya Alana.

"Sembilan tahun." Ketus Yerin.

Alana melongo tak percaya, ia segera membawa anak tadi ke tempat awal tadi bersama Gerald. Meninggalkan Yerin yang berteriak tak jelas.

TRANSMIGRASI XIANA [END]Where stories live. Discover now