17-Kangen Kalian (2)

14.3K 1.3K 4
                                    

Happy Reading!
.
.
"Mama!" Panggil Alana ketika melihat Ratu yang sedang berbincang-bincang.

Alana tak sadar jika air matanya menetes. Ia berlari kearah Ratu dan memeluknya seakan tak ingin melepaskannya.

Sementara, Ratu dan beberapa orang disana terheran-heran dengan Alana. Ratu yang mendapatkan perlakuan seperti itu, hatinya terasa menghangat. Ia mengelus punggung Alana lalu bertanya, "Kamu siapa nak?" Alana yang mendapat pertanyaan itu sontak melihat kearah Gerald dan menghampirinya.

"Maaf sayang, mereka sebenarnya emang belum tau, jangan marah ya!" ucap Gerald memelas membuat Alana memalingkan wajahnya kearah lain.

"E-eh ini maksudnya a-apa ya? Emangnya gak tau apa? Dan siapa gadis ini? Kenapa kamu memanggilnya dengan sebutan sayang, Gerald?" Tanya Ratu.

"Benar, kata kamu kan masih belum bisa lupain Xixi tapi kok ini manggil sayang-sayangan ke orang lain?" Heran Lily.

Gerlad duduk di sofa lalu memulai berbicara. Mereka mendengarkan dengan serius apa yang akan Gerald bicarakan.

"Dia Xian." Ucap Gerald singkat namun jelas. Mereka yang ada disana terkejut.

"Bagaimana bisa Gerald? Putriku sudah tiada, kamu mengada-ngada saja!" Ucap Ratu.

"Iya benar, kamu ini aneh-aneh sekali!" Timpal Lily.

"Xian ber-transmigrasi ke raga yang di tempatinya sekarang ini, namanya Alana. Ah, lebih tepatnya Alana Xiander Putri Wijaya. Tau bukan, itu adalah keluarga siapa?" Ucap Gerald dengan pertanyaan di akhirnya.

"B-benar ini Xixi, putri m-mama?" Ratu mengeluarkan air matanya. Alana mengangguk membenarkan.

"Hiks sini sayang, peluk mama." Ucap Ratu merentangkan tangannya.

Alana pun segera memeluk mama tercintanya dan memeluk dengan erat.

"Hiks hiks mama, Xixi kangen mama." Tangis Alana.

Tak lama kemudian, Alana menatap Arga, papa-nya itu dengan mata berkaca-kaca. Arga yang paham pun segera merentangkan tangannya.

Alana segera memeluk Arga dengan erat sekali.

"Papa, papa, papa tau gak? Xixi kangen sama papa, sama kalian, sama camer, hiks sroot hiks," ucapnya lalu mengelap ingusnya yang keluar sebab menangis, menggunakan baju yang dipakai oleh Arga.

Arga tak marah. Bajunya tak penting, yang paling penting adalah keluarganya. Kini, ia bisa melihat putrinya yang cantik itu, walaupun buka di raga aslinya.

"Lo gak kangen gue?" Tiba-tiba sebuah suara datang dari luar. Suara merdu itu milik sang sahabat.

"R-Riri? Gue kangen sama lo. Apalagi sama cerewetnya lo!" Alana langsung berpindah memeluk sahabat tercintanya itu.

Walaupun kelakuan mereka itu suka dibilang kadang tidak rukun dan suka bertengkar, tapi mereka itu saling sayang.

Alana juga beralih memeluk kedua orang tua Gerald, yang tengah meneteskan air matanya karena tidak percaya apa yang telah dilihatnya.

Calon menantu mereka belum tiada? Dan malah ber-transmigrasi? Mereka menerimanya, mereka senang, mereka bahagia.

___________________________________________
Haii!
Makasih yang dah baca.
Jan lupa ⭐ nya.

TRANSMIGRASI XIANA [END]Where stories live. Discover now