09-Bertemu

19.9K 1.9K 43
                                    

Alana sudah berada dikantin bersama Syasya dan Lala. Mereka sedang makan. Tiba-tiba terdapat teriakan siswa/i seperti biasanya. Namun, ini bukan karena geng Avenus itu karena mereka sudah berada di meja yang berada cukup dekat dengan Alana dkk.

Alana menjadi tidak mood lagi makan. Ia membuka hp nya dan meretas cctv mansion Alexander, mansion tunangannya. Matanya membulat kaget, ia terkejut. Bukankah papa dan mama tunangannya itu juga keluar negeri? Kenapa sudah ada dimansion saja? Ini berarti 'dia' juga sudah pulang kan?

Ia menyunggikan senyum manisnya membuat beberapa orang terpana dengan senyum Alana. Tapi, sedetik kemudian raut wajahnya menjadi sendu.

"Gege pasti gak tau kalau aku transmigrasi ke raga ini..hiks padahal kangen," batin Alana.

"Eh tapi gapapa deng, kan banyak cogan xixixi," batin Alana.

"Mau cari cogan hm? Terus aku gimana?" Tanya seseorang yang berada dibelakang Alana. Ia juga bisa mendengar batin dan pikiran orang.

Dag...dig..dug...

Jantung Alana berdegup kencang. Ia kenal dengan suara ini, suara yang ia rindukan selama ini. Alana membalikkan badannya.

Deg..

Benar saja, yang berkata tadi adalah 'dia' tidak lupa juga dengan beberapa orang disampingnya.

"Gege kamu-" ucapan Alana terpotong kala lelaki itu memeluknya. Ya, dia Gerald Putra Alexander, tunangan dari Xiana.

Gege menangis dipelukan Alana.

"Hiks aku kangen.." lirih Gerald.

"Gege kamu udah tau?" Tanya Alana.

"Iya, kenapa kamu gak bilang tentang ini?" Tanya Gerald.

"Itu..kan kamu ada diluar negeri, jadi gak sempet. Terus disini itu aku juga harus nyelesain masalah raga ini," Alana berbisik di kata raga.

"Yaudah deh,"

Raut wajah Gerald menjadi dingin dan datar.

"Kamu mau cari cogan lagi?" Tanya Gerald.

"H-hah? Siapa yang bilang coba" Alana menyembunyikan kegugupannya.

"Awas aja nanti aku kasih kamu hukuman ya, nakal!" Ucap Gerald. Ia tidak terlalu marah karena Alana memang seperti itu, penyuka cogan. Ia hanya cemburu, pasti setiap bertemu cogan Alana akan menggombali cowok itu. Pertemuan Alana dan Gerald juga karena Alana sering menggombalinya. Hingga mereka menjalin hubungan sampai tunangan.

"Ekhm..ekhm.." dehem Syasya dan Lala yang merasa dikacangin oleh Alana.

Alana dan Gerald menengok kemudian duduk.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Lala.

Keduanya pun sontak mengangguk.

"Ekhm..apa hubungan kalian?" Kini, giliran Syasya yang bertanya.

Alana yang mendapatkan pertanyaan seperti itu, sontak melihat kearah Gerald. Gerald mengangguk seolah mengerti apa yang Alana tanyakan.

"Kita ini tunangan. Gerald, tunangan gue, dan gue tunangan dia," ucap Alana membuat mereka kaget.

Bahkan, Vero dkk plus Anna pun mendengar apa yang Alana dkk bicarakan. Bahkan, beberapa ari mereka pun tersedak saat mendengar soal Alana yang nyatanya tunangan dari Gerald. Mereka kira, Alana berbohong soal tunangan Alana beberapa waktu lalu, tapi Alana dapat membuktikan bahwa dirinya tidak berbohong.

"Lo serius!" Pekik Lala heboh.

Alana mengangguk membenarkan, "Duarius malahan, ya gak Ge?" Gerald mengangguk lalu mencium tangan Alana, membuat pipi Alana bersemu dan menyembunyikan kepalanya di dada bidang Gerald.

Gerald mengacak pelan rambut Alana dengan gemas, membuat gadis itu cemberut. Gerald terkekeh sebentar lalu mencubit pipi Alana.

Jika sepasang kekasih itu tengah bermesra-mesraan, berbeda lagi dengan suasana di meja Vero dkk yang menjadi aneh. Vero mengepalkan tangannya saat melihat sepasang kekasih itu sedang bermesra-mesraan. Tak sengaja, mata Erick melihat Vero yang tengah mengepalkan tangannya. Entahlah, mungkin karena cemburu.

"Wahh beneran itu tunangan Alana? Gak percaya gue, keren syekali!" Ucap Radit.

"Syutt...diem!" Ucap Dito.

"Kak aku boleh ke meja Alana gak?" Tanya Anna tiba-tiba.

"Mau ngapain? Nanti di bully lagi loh, emang mau?" Ucap Vero dengan nada lembut.

"Na, mendingan lo diem aja deh daripada lo kena amukannya Alana sama tunangannya itu. Lo jangan ganggu waktu mereka, lo gak liat? Mereka lagi mesra-mesraan gitu?" Sahut Erick.

"Owh, sudah mulai berani ternyata," batin Anna.

"Hiks k-kenapa? Kan aku cuma mau berteman sama mereka hiks, kenapa tidak boleh? Memangnya hiks aku mengganggu yah?" Ucap Anna dengan air mata buayanya.

Vero menatap Erick dengan tajam, "Nggak kok Anna, kamu gak salah, kamu gak usah berteman sama mereka. Mereka aja gak mau temenan sama kamu, kamu kan sering dibully sama Alana," Vero berusaha menenangkan Anna.

"Kak, aku mau ke toilet bentar ya," ucap Anna.

"Kamu mau dianterin?" Tanya Vero dibalas gelengan oleh Anna, "Aku bisa sendiri kok," ucapnya.

Anna berjalan menuju kearah penjual minuman di kantin dan membeli juice alpukat. Setelah itu, ia akan kembali ke meja Vero dkk. Namun, saat ia melewati meja Alana dkk, ia dengan sengaja menumpahkan juice itu ke seragam Gerald.

"M-maf kak aku g-gak sengaja," ucap Anna dengan pura-pura gugup.

"Lain kali hati-hati dong! Lo pasti sengaja kan numpahin ini juice ke seragam gue!" Bentak Gerald ke Anna.

"N-nggak kok kak, aku gak sengaja. Sini aku bersihin aja," Anna hendak membersihkan seragam Gerald namun segera ditepis kasar oleh Gerald.

"Lo mau modus ke tunangan gue ya! Heh, ngarep lo ya bisa jadi milik Gege. Mimpi jangan ketinggian, lo juga dah ada Vero jadi jangan kegatelan jadi cewek, Gege sini aku aja yang bersihin," Gerald pun mendekat kearah Alana yang akan membersihkan seragamnya dengan tisu.

"Sekali lagi maaf ya kak, oh iya nama kakak itu Gege yah. Salam kenal kak Gege, nama aku Anna," ucap Anna tiba-tiba.

Ucapan Anna tadi, mampu membuat Alana marah.

"Heh siapa lo manggil tunangan gue dengan sebutan Gege?! Cuman gue yang boleh manggil dia dengan nama Gege ya! Sana balik lagi ke pangeran lo, kalian tu cocok hush hush," usir Alana.

"Emangnya kakak itu siapanya kamu Alana? Kamu itu kan bukan siapa-siapanya, kok kamu ngaku-ngaku kalau kamu tunangan Gerald. Terus kok cuma kamu yang boleh manggil dia dengan nama Gege?" Sahut Anna.

"Heh medusa, dia itu tunangan gue tau gak?! Lo budeg atau gimana? Daritadi perasaan gue udah ngomong kalau dia itu tunangan gue! Dan cuman gue yang boleh manggil dia dengan nama Gege, karena itu panggilan sayang gue buat dia. Dia aja manggil gue Xian, dan Xian itu panggilan sayang dia ke gue!!" Ucap Alana kesal.

"Nahh, mendingan lo sekarang pergi deh," usir Syasya diangguki oleh mereka yang ada di meja itu.

Mau tak mau, Anna pun segera pergi menuju ke meja Vero dkk. Saat perdebatan tadi? Mengapa Vero dkk tidak membela Anna tadi? Karena mereka tak ingin ikut campur jika ada Gerald di sana. Sebenarnya, Vero dkk tadi ingin membela Anna, tapi melihat bagaimana kemarahan Alana dan juga Gerald tadi membuat mereka mengurungkan niatnya.

_________________________________________

TRANSMIGRASI XIANA [END]Where stories live. Discover now