38

8.8K 561 18
                                    

"usaha ku ternyata sia-sia untuk melupakan mu, jika memang nyata nya kamu kembali lagi"
----------------

Ciitttt!

Suara ban yang direm begitu dalam hingga mencetak jelas di aspal jalanan malam walau pun jalan itu terlihat remang-remang karna sedikit nya lampu yang menerangi dan juga sepi.

Devan menghentikan motornya, melihat keadaan Qilla yang duduk dijok belakang, khawatir.

Sebenarnya Devan bisa saja langsung menghentikan motornya dari awal dan melawan begal-begal tersebut. Bahkan Devan sudah biasa menghadapi lebih dari empat orang.

Tapi Devan sedang membawa Qilla ia tidak mau Qilla terluka sedikit pun. Apa Devan lupa, siapa Qilla? Oh ayo lah Qilla juga sudah biasa menghadapi bodyguard ayah nya, berlatih menembak, membidik memanah dan bermain dengan benda tajam bukan lah hal aneh bahkan tergores benda benda itu tidak membuat nya mati, bagi Qilla itu hanya luka kecil.

Devan turun dari motor. Dilihat nya empat orang begal dengan penampilan preman didepan nya menghadang motor Devan, menatap mereka tajam seakan tatapan tersebut dapat membunuh mereka satu persatu jika menatap nya.

"Serahin barang yang kalian punya!!" Ucap begal pertama dengan rambut gondrong berkulit hitam

Devan berdecih menatap orang didepan nya dengan pandangan remeh.

"LO BUDEK, HAHH!!" ucap pria yang terlihat lebih muda

Devan tetap diam, tak harus membalas ucapan mereka dan menatap malas.

"Sampah!" Ucapan sarkas yang keluar dari mulut Devan membuat para begal tersulut emosi

"APA LO BILANG?!!!" teriak orang yang berperut buncit

"Kalian sampah!!" Ucap Devan santai namun tajam

"Wooo sombong amat lo bocah masih bau kencur sok belagu" ucap orang yang terakhir berkepala botak plontos dengan tato dibadan nya

Devan menyeringai dengan menaikkan alis nya, tidak sadar diri rupa nya.

"Bacot!"

"Serahin motor, dompet, jam tangan semua yang lo punya cepett!"

"Gue tanya, lo semua Anak yatim atau Butuh sumbangan? Atau pengemis? lumpuh, cacat? Apa perlu gue lumpuhin dulu baru kalian bisa ngemis" Tanya Devan dengan nada remeh

Pengemis saja meminta dengan cara baik baik ntah itu dengan berpura pura cacat atau dengan yang membawa anak nya, tapi mereka tetap meminta dengan cara yang lebih baik dari pada harus merampas atau mencopet dan membegal.

"Sialan lo bocah!" Marah semua begal tersebut

Devan menyunggingkan senyum sinis nya

"Hajar!" Ucap orang berambut gondrong

Devan mengepalkan tangan nya, bahkan urat dileher nya terlihat. Empat lawan satu, tidak masalah. bagi Devan ini tidak ada apa apa nya dengan ia yang sudah biasa tawuran dengan geng kecil dan melumpuhkan para bodyguard ayah nya.

Begal yang bertato dan juga berperut buncit maju lebih dulu, menyerang Devan dan hendak memukul Devan tapi yang ada malah mereka yang terkena pukulan balik.

SAMUDRA Where stories live. Discover now