20

15.1K 749 4
                                    

"MORNING SEMUA" Teriak seorang gadis cantik menuruni tangga

"Masih pagi nggak usah teriak" Devan pusing menghadapi sikap Qilla yang seperti anak kecil

"Pagi juga putri ayah" ucap Radit yang sedang menyesap kopi buatan sang istri

Bunda Rini datang dengan membawa makanan dari dapur. Hm bau harum menyeruak masuk ke hidung Qilla membuat nya lapar.

"Dek mau bareng?" Tanya Devan

"Nggak, Samudra jemput palingan lagi di..." Belum sempat menyelesaikan ucapan nya bel pintu berbunyi

"Assalamualaikum"  salam Samudra memasuki rumah dan dijawab oleh semua yang ada dimeja makan.

Samudra menghampiri Qilla sebelum duduk Sam mencium kening Qilla lebih dulu dan duduk disebelah nya.

"Morning" ucap Samudra menoel pipi chubby Qilla

"Morning, ish nggak usah colek colek emang aku sabun colek apa!"

Bukan nya diam Samudra semakin menjahili Qilla yang sedang makan dan tersedak.

"YA AMPUN!"

"SAYANG! Minum, maafin aku" ucap Samudra dengan menepuk nepuk kecil punggung Qilla.

Sam merasa sangat bersalah karena dia Qilla jadi tersedak.

"Maafin aku, aku salah aku udah jailin kamu... Maaf" ucap nya lirih sungguh Samudra merasa sangat bersalah dengan kekasihnya itu jika saja diri nya tidak menjahili Qilla saat makan mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Bagaimana jika kalian sedang asik makan dan ada yang mengganggu nya atau mengejutkan hingga membuat kalian tersedak makanan itu? Pasti sakit bukan? Bahkan perih di tenggorokan dan itu yang sedang di alami Qilla, Mata nya memerah menahan perih dan sedikit berkaca Qilla meminum air dari tangan Samudra habis tak bersisa.

Samudra tak henti nya menggumamkan kata maaf, Devan Radit dan Rini sama hal nya khawatir melihat Qilla yang tengah menahan perih dilihat dari raut wajahnya.

"Kamu nggak papa baby girl?" Tanya Radit santai tapi terdapat nada cemas.

"Kok bisa keselek gitu si dek?! Hati-hati maka nya" Rini khawatir karna wajah Qilla yang memerah

"Kita ke rumah sakit!" Ucap Devan ia tak tega melihat Qilla

Qilla masih terbatuk-batuk. ia tak perlu sampai dibawa ke rumah sakit. "Nggak usah bang"

Sudah dibilang bukan jika Qilla sudah memanggilnya abang ia hanya membutuhkan perhatian dari kembaranya itu. Sebenarnya Qilla bisa saja memanggil Devan dengan sebutan abang, tapi jarak mereka hanya terpaut 10 menit jadi suka hati Qilla saja.

"Sakit hm? Maaf karna aku kamu jadi sakit" sesal Samudra

"Dikit kok, iya nggak papa aku udah mendingan kok" ucap Qilla menyakinkan semua nya

"Sure?" Tanya Radit dijawab anggukan oleh Qilla dan terdengar helaan nafas dari sang ayah sikap anak nya memang keras kepala.

"Yuk nanti kita telat!" Qilla berdiri dari duduk nya mengucap salam lalu dibelakang Samudra dan juga Devan

Sebelum menaiki motor nya samudra melilitkan jaket kebanggaan nya jaket dengan lambang burung elang dengan campuran warna hitam dan tulisan leader dilengan sebelah kanan. Ia lilit kan dipinggang Qilla agar paha mulus Qilla tidak terekspos ia tak suka milik nya dilihat banyak orang. Ingat Samudra tak suka berbagi apa lagi dibagi!!

Sampai disekolah Samudra memarkirkan motor nya dan di situ juga sudah ada anak-anak yang lain. mereka bertengger manis duduk diatas motor menunggu sang ketua.

SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang