28

11.5K 689 44
                                    


"Ssttt, pelan dikit qil" ucap Devan

Saat ini Qilla tengah mengobati luka dilengan Devan. Qilla cukup meringis ngeri saat mengobati lengan kembaran nya, dengan darah yang masih mengalir dan ada juga yang sudah mengering dibaju.

"Ini udah pelan" jawab Qilla telaten membalut lengan Devan dengan kain kasa

"Maka nya kalo dikasih tau itu nurut! Udah tau tawuran nggak baik, jadi sobek kan tuh lengan" lanjut Qilla menceramahi seperti ibu yang sedang memarahi anak nya

Semua nya hanya menunduk, percuma juga kan membalas. Kembali ke prinsip, cewek selalu benar! Jadi lah mereka hanya diam dan sesekali mengangguk saja.

"Hareudang ya Sam" ujar Leon

"Mendung tapi nggak ujan, gerah tapi nggak panas" sahut Rey

"Cowok lo liatin gue mulu tuh qil kaya mau makan gue" adu nya membuat Qilla mendelik tajam melihat Samudra

Samudra yang ditatap sengit oleh Qilla menunduk takut tidak mau membuat Qilla semakin memarahinya nanti.

"Apa?!" Samudra menggeleng ia hanya diam

Samudra kesal karna Qilla lebih dulu mengobati Devan dari pada diri nya, memang Devan adalah saudara kembar Qilla tapi Samudra tetap tidak rela jika Qilla lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya, ck! Posesif.

"Devan abang aku, kembaran aku Sam. Aku khawatir dia luka nya lebih parah dari pada kamu" ucap Qilla mencoba sabar menghadapi sikap posesif Sam

"Sini" ucap Samudra

Qilla yang sudah selesai mengobati Devan beralih duduk disamping Samudra dan gantian mengobati luka diwajah Samudra.

Memang benar luka Samudra lebih sedikit dari Devan, Samudra hanya bagian pelipis dan sudut bibir nya saja. Tentu dengan keahlian Samudra dalam melawan lawan nya.

Gio melatih dan mendidik Samudra sedari kecil. Ia tak mau anak nya terlihat lemah. Samudra sudah berlatih menembak dari ia memasuki sekolah menengah atas, ia akan berlatih bersama dengan Roy, tangan kanan papa nya. Bukan hanya menembak Samudra juga berlatih panah dan tidak usah diragukan lagi kemampuannya dalam membidik sasaran nya.

"Maaf" satu kata yang terucap dari bibir Samudra

Qilla tak menanggapi ia tetap fokus mengobati luka diwajah Sam.

"Maaf udah bikin kamu khawatir, maaf udah lupain kamu"

"Hm"

"Sayang" rengek nya

"Hm"

"Sayang nya Samudra, cinta nya Samudra, ratu nya Samudra, ibu dari anak anak nya Samudra" rengek nya lagi dengan cairan bening dimata nya Sam tidak suka Qilla mengacuhkan diri nya

Devan, Rey, dan Leon sudah biasa melihat Samudra bucin terhadap Qilla yang sial nya tidak tahu tempat, tidak tahu kah disini banyak yang jomblo termasuk yang baca:v. Tapi yang membuat mereka menahan tawa nya adalah melihat Samudra menangis.

Samudra tidak pernah menangis. Sekalipun dalam keadaan yang parah Sam tidak akan merengek kesakitan apa lagi menangis.

"Astagfirullah nggak kuat ya Allah nggak kuat" ucap Leon

"Pas tempur jadi singa, giliran ada pawang nya jadi hello Kitty" cibir Rey

"Ck! Manja" ketus Devan

Qilla terkekeh mendengar nya ia mengusap rambut hitam lebat milik Samudra, menyisir dengan tangan nya.

"Husstt... Nggak malu diliatin sama yang lain hm?" Samudra menggeleng ia menyembunyikan wajah nya didada Qilla dengan isakan kecil

"Ke sini sama siapa?" Tanya Devan

"Adit. Gue kan nggak bawa motor mana hp gue diambil udah gitu main pergi aja" Samudra mendongak merasa bersalah. Karena nya gadis nya tidak bisa pulang jika bukan karna Adit Qilla kesusahan.

Tidak, tidak Samudra tidak akan marah dengan Adit karna sudah berani berboncengan dengan Qilla. melainkan Samudra bersyukur ada nya Adit ia sedikit lega karna Qilla ada yang menjaga nya.

Samudra percaya pada Adit dan Adit juga tidak akan merusak kepercayaan yang sudah Samudra berikan pada nya. Samudra sudah seperti seorang kakak bagi Adit bahkan Samudra lah yang sering membantu nya. Aditya Putra, atau dipanggil Adit bukan lah anak dari seorang pengusaha atau pun memiliki restoran berbintang dengan makanan mewah. Ia juga bukan lah anak dari kalangan atas seperti Sam dkk.

Adit hanya anak dari penjual bubur ayam yang suka mangkal dipengkolan rumah Samudra. Ia hanya seorang yang beruntung yang bisa bersekolah di SHC. Ibu Adit hanya seorang pembantu dikomplek sebelah. Adit hanya mengandalkan kepintaran nya dan oleh karena nya ia mendapat beasiswa dan bisa masuk di Samudra high school.

"Eh tapi bentar deh... Kalian berdua kok paling sedikit luka nya" ucap Qilla

"Hehehe... Kita gitu loh" sombong rey

"Gimana qil muka gue masih tetep ganteng kan?" Tanya Leon dengan menaik turun kan alis nya

Tukk

Dengan tidak elit nya sebuah remote tv mengenai wajah Leon. Siapa lagi pelaku nya jika bukan Samudra. Ia melempar tepat mengenai wajah leon, muak dengan muka tengil nya.

"Tega banget lo Sam, masa muka ganteng gue dilempar remote tv"

"Muka lo emang kaya tante tante yang kurang belaian"

"Kampret lo"

"Kanda jangan marah marah..."
"Takut nanti lekas tua..."
"Leon setia orang nya..."
"Takkan pernah mendua" ucap Leon mengakhiri nyanyian nya untuk Samudra

"HAHAHAHA" tawa Rey dan Qilla lepas Devan menggeleng saja dengan tingkah aneh sahabat nya itu dan juga Samudra yang semakin menghindari Leon, bergidik melihat Leon seperti om om pedofil ketika melihat nya.

"Akang teh tega sama Leon"

"Leon udah sepenuh hati nyanyi buat akang"

"Bangsat pergi jauh lo!" Ucap Samudra

"Akang teh ngusir Leon?"

"Jijik anjing"

"Cari cewek bangsat bukan ke gue!"

"Aahhh ngapain cari cewek, cewek gue udah banyak"

"Mata lo banyak! Satu aja kaga ada" ucap Rey

Leon berdecak sebal, sahabat nya ini tidak ada yang percaya sekali.

"Ngapain cari jauh jauh. Nih yang lagi baca orang nya cantik udah gitu manis, Ibarat gula aja nih beuhh.. kalah saing yang ada gula nya yang minder" ucap Leon kembali duduk anteng dengan menyesap vape nya dan bersandar disofa

"Tanggung jawab lo anak orang baper" ucap Rey terkekeh





Haii, apa kabar semua? Sehat baik? Harus ya. Ada yang nungguin Samudra dkk??
Perasaan baru seminggu ngak up wkwk... Baru selesai ujian, dan baru selesai sidang:((

Jangan lupa vote❤️ dan komen❤️ yang banyak, ok.

Ada sesuatu dari Leon nih

Ada sesuatu dari Leon nih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






SAMUDRA Where stories live. Discover now