🍃49~Takdir🍃

58.5K 6.1K 728
                                    

Disarankan baca part ini pas lagi sendirian.

🍃 Happy Reading 🍃

"Takdir bukan soal kesedihan atau kebahagiaan, tapi tentang bagaimana cara menerima jalan yang sudah digariskan."

~Sama tapi Berbeda

<><><>

Alvin tampak tertegun di pelukan Siska. Namun, seulas senyuman terpampang di bibir pucatnya.

"Mama...."

Semua yang ada di ruangan itu ikut tersenyum, bahkan Raka sampai hampir menangis saking terharunya.

"Alvin mau 'kan, maafin Mama? Mama nggak akan benci Alvin lagi," ucap Siska yang masih memeluk Alvin.

Alvin mengangguk pelan. Rasa bahagia Alvin tak bisa dijabarkan saat ini. Ia masih tak percaya Siska memeluknya begitu saja, bahkan dulu ia memohon sekali pun Siska tak peduli.

"Ini mimpi?" batin Alvin.

Jika benar ini mimpi, tolong siapapun jangan pernah membangunkannya. Alvin akan tetap berada di mimpi yang indah ini.

Siska melepaskan pelukannya dan menyeka air mata yang keluar. Alvin menelisik isi ruangan, ia berharap ada sosok Dirga, tapi itu hanya terjadi dalam angannya.

"Alvin harus sembuh, Mama nggak mau kehilangan Alvin. Kalau perlu kita lakukan pengobatan di luar negeri," ucap Siska sembari mengelus surai hitam putranya.

Alvin hanya tersenyum tipis. Tubuhnya masih terasa lemas untuk sekedar berbicara.

Ketukan pelan terdengar, lalu pintu ruangan itu terbuka. Dokter Tama berjalan mendekat ke arah Siska.

"Bu Siska, bisa ikut ke ruangan saya sebentar? Ada yang mau saya bicarakan."

<><><>

"Saya punya kabar baik dan juga buruk tentang kondisi Alvin." Dokter berkacamata tersebut mulai berbicara pada seorang wanita yang duduk di hadapannya.

Siska menyimak, tak berniat memotong penjelasan yang akan disampaikan Tama.

"Seperti yang ibu tahu, kabar baiknya Alvin sudah berhasil sadar dari koma. Kondisinya mulai membaik dan masih akan kami pantau secara rutin."

"Kabar buruknya?" tanya Siska dengan perasaan cemas.

Tama diam sejenak. "Ibu Siska pasti sudah tahu mengenai penyakit Alvin, bukan?"

Refleks Siska mengangguk.

"Kanker darah atau Leukemia yang dideritanya semakin parah, tapi diluar perkiraan kami ternyata Alvin masih bisa bertahan sampai saat ini terlebih Alvin tak pernah mau melakukan pengobatan."

"Meskipun begitu, kondisinya saat ini benar benar serius," lanjut Tama.

"Anak saya masih bisa sembuh, kan?"

"Kemungkinan itu ada, tapi sangat kecil. Juga, fasilitas di rumah sakit ini terbatas, kita butuh rumah sakit yang lebih baik," jawab Tama.

"Saya akan melakukan apa pun agar Alvin sembuh, termasuk membawanya ke luar negeri," ucap Siska sungguh sungguh.

Helaan napas terdengar dari Tama.
"Sayangnya kondisi Alvin saat ini belum memungkinkan untuk itu."

<><><>

Kini Alvin hanya seorang diri di ruangan tersebut. Pasalnya Alvan dan Kayra menjemput Naya yang ingin ikut ke rumah sakit, sedangkan Raka akan mengantar Bundanya ke rumah saudaranya. Siska sedang berada di ruangan Dokter Tama.

Sama tapi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang