🍃37~Tiga Keinginan Alvin🍃

33.7K 4.1K 107
                                    

TIM DOUBLE UP MANA SUARANYA!!

🍃 Happy Reading 🍃

"Sekecil apa pun kemungkinan, sesulit apa pun sebuah harapan, pasti akan ada jalan."

~Sama tapi Berbeda

<><><>

Seorang cowok sedang sibuk meneliti satu persatu kartu berbentuk daun yang tergantung di pohon buatan itu. Dia adalah Alvano.

"Ketemu," gumam Alvan ketika menemukan kartu yang berbentuk daun yang tertulis nama Alvin di bagian luar. Ia tak mungkin salah, karena ia hafal tulisan Alvin.

Setelah sekian menit, akhirnya ia menemukan kartu yang ditulis oleh saudara kembarnya, Alvin. Bukan hanya karena penasaran, tapi siapa tahu ia bisa membantu mewujudkan keinginan Alvin.

Belum sempat Alvan membuka kertas itu, sebuah suara yang familiar terdengar di telinganya. Alvan langsung memasukkan kertas itu ke saku celananya.

"Abang!!"

Seorang gadis kecil dengan masih mengenakan seragam sekolahnya berlari ke arah kakak laki lakinya.

Tadi sesuai janji, Bi Ani benar benar menelfon Alvin. Tapi tak cukup menelfon saja, Naya juga meminta untuk bertemu kedua kakaknya. Akhirnya setelah menanyakan keberadaan mereka, Naya pergi ke kafe diantar oleh Mang Odi. Kebetulan Alvan dan Alvin pulang cepat hari ini.

"Naya kangen tau," ucap Naya memeluk Alvan.

"Abang juga."

Naya melepas pelukannya. Kepalanya menoleh kesana kemari, mencari keberadaan Alvin.

"Abang Alvin mana?" tanya Naya.

"Ada," jawab Alvan langsung mengajak Naya ke ruangan pribadi Alvin.

<><><>

Alvan dan juga Alvin dibuat pusing oleh Naya. Sebab, hari sudah sore dan gadis kecil itu masih setia melompat lompat di kasur.

Bukannya mereka tak suka ada Naya di sini, hanya saja mereka takut jika ketika Siska dan Dirga pulang lalu tak menemukan Naya di rumah. Jika mereka memberitahu keberadaan Naya, sama saja mereka memberitahu dimana mereka tinggal sekarang.

"Naya, pulang ya. Kasian itu Mang Odi udah nungguin di luar dari tadi," bujuk Alvan.

Naya menghentikan aktivitasnya. Ia berkacak pinggang, menatap kakaknya satu per satu. Tiba tiba bibirnya melengkung ke bawah.

"Abang ngusir Naya, ya? Nggak kangen Naya gitu? Padahal Naya kangen banget. Terus kenapa sih, kalian nggak bobo di rumah aja?" keluh Naya.

Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk. "Naya nggak mau pulang."

Alvin mendekati Naya yang duduk di kasur.

"Eh, ini 'kan udah sore. Pasti Chiko belum dikasih makan. Naya harus pulang, kasihan Chiko di rumah," ucap Alvin sembari memberi alasan.

Naya menggeleng, air matanya keluar dan membasahi pipinya. "Kan ada Bi Ani."

Tangan Alvin menghapus air mata yang ada di pipi chubby adiknya.

"Di rumah sepi, Naya nggak tau mau main sama siapa. Kemarin Mama sama Ayah berantem, Naya takut."

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Naya, Alvin dan Alvan saling tatap. Mereka tak tahu jika Dirga dan Siska sempat bertengkar.

Sama tapi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang