🍃17~Alvin mohon, Ma.🍃

40.1K 4.6K 108
                                    

Vote dulu yuk^^

🍃 Happy Reading🍃

Sinar matahari yang mulai menembus jendela kamar sama sekali tak mengusik tidur seorang Alvin. Hingga rasa haus membuatnya membuka mata. Ia melirik jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 06.30, Alvan pasti sudah berangkat mengingat cowok itu hari ini ada olimpiade.

Alvin berdehem pelan sambil meraih gelas yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya.

Pyarr

Tiba tiba rasa pusing menyerangnya, hingga membuat gelas yang akan di raihnya jatuh ke lantai. Belum lagi pergelangan tangannya yang terasa nyeri dan perih akibat ulahnya sendiri semalam. Satu lagi, dari kemarin siang Alvin lupa meminum obatnya. Ralat, lebih tepatnya sengaja melupakan obat yang harus diminumnya.

Alvin bangun dari tempat tidurnya. Sambil menahan rasa pusing di kepalanya, ia berjongkok dan bermaksud untuk membereskan pecahan kaca.

Ceklek

Pintu kamar Alvin di buka oleh seseorang dari luar yang membuat Alvin menoleh ke arah pintu. Siska yang sudah rapi memakai pakaian formalnya menatap putranya yang terlihat pucat.

Siska mendekat ke arah Alvin. Melihat tangan siska yang mendekat ke wajahnya, Alvin refleks menutup mata. Alvin kira ia akan mendapatkan tamparan atau semacamnya, ternyata Siska memeriksa suhu tubuh Alvin dengan menempelkan punggung tangan ke dahi Alvin dan membantunya untuk berbaring di kasur.

Hal itu membuat Alvin tersenyum tipis, setidaknya ada sedikit perhatian dari ibunya.

"Nggak usah di beresin. Nanti biar Bi Ani yang beresin sekalian buatin makanan," ucap Siska dengan nada datar.

Bi Ani merupakan istri dari Mang Odi yang biasanya mengantar jemput Alvan dan mulai hari ini Bi Ani bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga Megantara.

Langkah Siska yang akan keluar dari kamar Alvin terhenti ketika Alvin memanggilnya.

"Ma," panggil Alvin.

Siska menoleh, sedangkan Alvin menunduk dan tak berani menatap ibunya.

"Mama... mau nggak peluk Alvin?" pinta Alvin pelan yang tentu saja di dengar oleh Siska.

Siska sedikit tak menyangka jika Alvin akan mengucapkan itu.
"Mama sibuk, hari ini ada meeting penting."

"Sebentar aja, Ma. Dulu setiap Alvin sakit, mama selalu peluk Alvin."

"Nggak usah manja," balas Siska.

"Alvin mohon, Ma."

"Papa kamu udah nunggu," elak Siska.

Belum sempat Alvin bicara lagi, Siska sudah terlebih dahulu meninggalkan kamar Alvin. Cowok itu menghela napasnya pelan, berusaha menghilangkan rasa sesak di hatinya.

"Nggak apa apa. Mama pasti bener bener sibuk hari ini," gumam Alvin sembari tersenyum tipis, ia menghibur dirinya sendiri.

Alvin hanya meminta hal yang sama sekali tidak sulit untuk dilakukan, tapi kenapa sulit sekali untuk dikabulkan?

<><><>

Sama tapi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang