"Terus om, kita ngapain disini?" Jeno mengangkat ujung bibirnya.

"Nabrak dia kalau dia berani lari" Kenzo menatap Jeno horor. Jeno berbicara sangat amat tanpa beban.

"Om lagi bercanda kan?" Jeno mengangkat bahu, meminum kopinya dengan santai.

"Menurut kamu om bercanda? Padahal om bawa nih mobil yang kalau sekali nabrak bikin orang mati" Kenzo meneguk ludahnya susah payah. Om nya ini benar benar menyeramkan. Dan Kenzo tahu, Jeno akan benar benar melakukan hal ini. Jeno akan menabrakkan mobil mahal ini jika pria itu berani kabur.

Lama mereka berdua diam di mobil, menunggu apa yang akan dilakukan. Jujur, Kenzo tidak tahu apa yang akan Jeno lakukan disini. Jeno nampak santai. Namun kakinya sudah siap menekan pedal gas untuk menabrakan mobilnya ke pria itu.


"Yuk, masuk. Jaemin udah berhasil ngeringkus dia" ujar Jeno sembari mengambil masker dan sarung tangan yang berada di sampingnya. Ia membuka bagasinya, mengambil benda benda yang sekiranya ia perlukan untuk mengambil barang bukti. Itu tugas Jeno sebenarnya, setelah jaemin memastikan pria itu berada di genggamannya. Jeno sudah mendengar sebuah tembakan dari salah seorang entah siapa, pertanda bahwa mereka berhasil meringkus target.


"Jangan macem macem, ikut di belakang om aja" peringat Jeno kepada Kenzo yang sedang memakai masker sebelum mereka mulai berjalan masuk dengan satu orang yang menjaga mereka.

Tepat di unit 189, di koridor, sudah banyak anggota tim jaemin yang berjaga. Orang orang pun sudah jaemin evakuasikan sejak malam hari kemarin sehingga sepanjang lorong hanya ada anggota regu Alpha dengan senjata lengkap. Pakaian hitam, Laras panjang di tangan, kain hitam yang menutupi wajah mereka hingga hanya terlihat bagian mata hingga dahi. Mereka menganggukan kepalanya begitu melihat Jeno berjalan.

Begitu mereka masuk, pemandangan dimana pria yang selama ini taeyong panggil paman tengah berlutut dengan tangan terborgol. Pistol jaemin berada di kepala belakang pria itu, sudah siap menembak kepala di hadapannya jika pria itu berulah sedikit saja.

"Akhirnya kita bertemu juga, tuan Yamamoto" Jeno berkata di hadapan Yamamoto Kamagura, pria yang selama ini dipanggil paman oleh taeyong. Pria yang merupakan rekan kerja dari kakaknya, pria yang juga merupakan donatur di agensi mark, bahkan pria yang mengajukan kerja sama dengan haechan, serta pria yang bertemu sungchan di supermarket sepuluh tahun lalu saat bersama jaemin. Ah, dan pria yang Jeno temui di rumah Eric saat itu. Yamamoto Kamagura, pria yang terkenal dengan jiwa dermawan nya, serta sikap yang profesional ketika berkeja, namun kenyataannya bahwa dialah pembunuh yang sekarang tengah dicari oleh Jeno.

"Halo, adik taeyong. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Kau semakin tampan saja rupanya" Jeno hanya berdecih, ia ingin sekali meninju wajah pria di hadapannya.

"Aku bahkan tidak sudi untuk melihatmu, berengsek" ujar Jeno sebelum merangsek masuk. Mencari bukti yang masih tersisa di tempat mewah ini.

"Om, apa aku boleh memukul nya?" Kenzo bertanya kepada jaemin. Jaemin mengangguk mengiyakan. Menarik pelatuk yang tadi ia pegang membiarkan remaja di hadapannya meluapkan emosinya.

Bugh

Jeno bahkan terkejut hingga menoleh begitu mendengar suara gedebuk yang begitu keras. Ia sempat terkejut melihat keponakannya benar benar meluapkan emosi yang ia punya.

"Bajingan" umpat Kenzo yang masih memakai masker miliknya sehingga wajahnya tidak terlihat.

"Siapa kau? Berani-beraninya memukulku" Yamamoto meludah. Sungchan berdecih. Ia melepas masker yang ia pakai. Yamamoto Kamagura terkejut bukan main.

"taeyong? Bagaimana? Bagaimana kau masih bisa hidup? Tidak. Ini tidak mungkin. Kau bukan taeyong" Jeno yang sudah mengambil bukti hanya tersenyum melihat wajah panik pria paruh baya yang tengah mencoba memundurkan dirinya agar tidak berhadapan dengan Kenzo. Rupanya taeyong benar benar berhasil menyembunyikan keberadaan putranya dari pria bajingan ini.

"Kenapa? Apa kau melihat taeyong yang masih hidup di hadapanmu?" Tanya Jeno sinis. Ia sekarang bersandar pada dinding menyaksikan pria paruh baya itu panik menatap Kenzo. Kalau boleh Jeno beritahu, Jeno sengaja membawa Kenzo kehadapan pria ini. Tujuannya? Menghancurkan mental pria itu tentu saja.

"Tidak mungkin. Aku sudah memastikan taeyong mati. Taeyong sudah mati. Aku yang melakukannya"

Bugh

Sebuah tinjuan langsung Kenzo berikan kepada bajingan tua sialan dihadapannya. "Berani-beraninya kau membunuh ayahku"

Yamamoto Kamagura melotot begitu remaja dihadapannya mengatakan kalau dia putra dari taeyong. "Taeyong tidak mungkin memiliki anak"

Jeno menertawakan pria dihadapannya. Kenzo meninju pria paruh baya itu hingga hidung nya bahkan mengeluarkan darah akibat tendangan ketua organisasi di kampus. Darah taeyong memang menurun pada dirinya, tapi tidak dengan kesabaran. Mungkin ayahnya memilih untuk lari, tapi tidak dengan Kenzo. Kenzo memilih untuk bertindak atau bahkan membunuh pria dihadapannya dengan tangannya jika bisa. Kenzo tidak sebaik itu. Dia akan dengan senang hati menghancurkan pria dihadapannya.

"Kau salah bermain-main, Yamamoto. Anak ini ada dalam pengawasan Suho. Orang yang tidak ingin kau temui. Suho sendiri yang membesarkannya dengan keras agar bisa membalaskan kematian taeyong. Jadi kau harus tersiksa atas bayang bayang taeyong saat melihat wajah anak ini" Jeno berkata sinis. Ia kemudian menarik Kenzo untuk mundur agar anak ini tidak kelepasan membunuh Yamamoto Kamagura.

"Jaemin, gue bisa bantu sesuatu. Lo mau?" Jaemin hanya mengangkat bahu. Memberi kode pasukann untuk mundur saat Jeno mendekat.

Bugh

Dengan gerakan memutar, Jeno berhasil menendang bagian belakang kepala pria brengsek di hadapannya hingga tidak sadarkan diri. Jaemin tersenyum bahagia.

"Wah, thanks banget buat bapak Jeno yang ngebuat kerjaan kita jadi makin mudah. Ayo bawa dia ke mobil. Saatnya gue kerja" ujar jaemin memberi kode. Tiga orang segera membawa Yamamoto Kamagura yang sudah tidak sadarkan diri.

"Gimana buktinya, aman?" Jeno menganggukan kepalanya.

"Gue titip bajingan itu ya, jaem" jaemin hanya tersenyum. Menarik ujung bibirnya.

"Ngga bakal ada yang bisa lepas dari jeratan seorang jaemin, Jeno. Lo tau sendiri"

=======================================

gimana? Tebakkan kalian bener atau salah nih? Hihi

Buat yang baca book ini dan sebelumnya, aku udah pernah nyebut nama ini kok wkwkwk. Silakan baca lagi tapi jangan kasih spoiler di part sebelum sebelumnya yaaa wkwkwk.

anw thank you udah mau baca cerita ini, jangan lupa buat tinggalkan sepatah-dua patah kata disini❤️

ROYALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang