-royals

1.3K 169 10
                                    

Happy reading!

"gimana dok? Suami saya udah baik baik aja kan? Kepalanya ngga kenapa napa?" Yeji mengajukan pertanyaan kepada dokter syaraf yang menangani jeno. Hankyeon, teman residen jeno hanya tertawa mendengar rentetan pertanyaan dari istri kawannya. Jeno hanya meringis mendengar istrinya.


"Melihat dari hasil nya, jeno sudah tidak ada pendarahan yang berarti. Mungkin jika sakit sesekali itu karena dia belum sembuh total. Mungkin satu atau dua minggu lagi, dia bisa memeriksa kondisinya lagi. Atau mungkin dia bisa memeriksa dirinya sendiri" hankyeon menjawab. Yeji mengibaskan tangannya.


"Saya ngga percaya sama suami saya, dok.  Dia tipe tipe tukang boong soalnya" hankyeon tertawa keras mendengar ucapan yeji. Jeno menutup mulut istrinya agar tidak lagi berbicara macam macam di depan hankyeon. Bisa diledek habis habisan dia oleh dokter spesialis di hadapannya. Bahkan perawat yang berjaga pun menunduk menahan tawanya. Waduh, tidak bisa dibiarkan. Image Jeno sebagai dokter tampan dan rupawan tanpa cela bisa hancur jika berhadapan dengan istrinya. Tidak bisa dibiarkan.



"Huss jangan bongkar bongkar di sini. Hankyeon orangnya cepu" ujar jeno berbisik.



"Ya emang itu nyata nya, kok. Kamu aja tukang boong mentang-mentang aku ngga ngerti tentang hasil beginian" Hankyeon kembali terbahak melihat perdebatan suami istri di depannya. Lucu sekali. Jeno biasanya adalah orang yang kaku dan tak banyak omong tapi dia bisa kalang kabut jika istrinya bersuara. Wah inimah Hankyeon bisa mengajak Yeji untuk menggosipkan Jeno.


"Udah sini mana obat nya. Gue tebus sendiri. Cepetan" galak Jeno membuat hankyeon bukannya takut malah tertawa bahkan hingga memukul meja praktek nya.



"Sinting lo?" Sinis Jeno. Yeji memukul punggung Jeno karena berbicara sembarangan.


"Sakit yang" yeji berdecih.


"Kepala mu yang sakit bukan punggungmu. Jangan mengada-ngada bapak dokter" hankyeon tertawa lagi sebelum menulis resep obat dan memberikan hasil dari pemeriksaan Jeno.



"Ya udah ya dok, kami pergi dulu. Nitip suami saya. Kalau dia coba memanipulasi hasil periksanya lapor saya aja ya, biar saya suruh tidur di luar" hankyeon mengangkat ibu jarinya begitu melihat yeji kemudian bangkit dari tempat duduknya.


Yeji kemudian berjalan bersama Jeno. Tenang saja, jeno tidak marah. Dia bisa membedakan mana hal yang menjadi candaan atau bukan. Bahkan candaan yeji itu punya makna yang berbeda bagi dirinya, yeji tahu jeno butuh orang lain walaupun dirinya seorang dokter.



"Kamu nunggu disini, mas mau nebus obat. Nih jaketnya buat nutupin" jeno lantas melepas jaket jeans miliknya meninggalkan kaos polos dan celana jeans yang menunjukkan proporsi badannya yang sempurna. Tubuh tinggi dan berotot serta gelar yang berada di depan dan belakang namanya.




Yeji memakai jaket milik jeno untuk menutupi kakinya karena saat itu ia memakai dress bermotif bunga bunga selutut. Jadi Jeno meminjamkan jaket dirinya, takut aset miliknya terlihat oleh orang lain.



Jeno kembali setelah hampir sepuluh menit mengantre obat. Mereka kemudian berjalan beriringan sesekali Jeno membalas sapaan beerapa orang yang mengenal dirinya.



"Aku yang nyetir" yeji langsung merebut kunci mobil milik Jeno yang bahkan baru mengeluarkan kunci mobil dari sakunya. Jeno hanya menggeleng begitu yeji sudah duduk manis di kursi kemudi sementara dia harus berputar untuk masuk dan duduk.



"Jadi, mau kemana nyonya jeno?" Nyonya Jeno yang sedang mengemudi menoleh melihat tuan jeno sedang menatapnya dengan tangan menyandar di pintu.


ROYALS Where stories live. Discover now