-royals

1.2K 181 23
                                    

Happy reading!

Yeji nampak berjalan menyusuri lorong rumah sakit sesekali tersenyum menanggapi orang orang yang mungkin mengenal dirinya semenjak insiden Jeno yang masuk rumah sakit. Ia hari ini hendak menuju dokter kandungan guna melakukan pemeriksaan lanjutan. Suaminya, Jeno tengah bekerja jadi tidak mungkin dia menjemput dirinya. Mereka memutuskan untuk bertemu di rumah sakit saja.


Namun Jeno saja belum muncul batang hidungnya.



Ia kemudian duduk di kursi tunggu sembari menunggu antrian. Ditangannya ada botol berisi air mineral miliknya yang harusnya ia isi susu. Dia masih tidak menyukai susu hamil belakangan. Rasanya masih mual, sungguh. Dia menghabiskan satu gelas saja bisa sampai satu jam.  Nanti mungkin ia coba konsultasi dengan dokter perihal susu apa yang cocok untuk kandungannya.


"Halo, aku udah lagi antre nih. Sebentar lagi. Kamu dimana? Kalau sibuk aku periksa sendiri ngga apa apa" ujar yeji tidak terlalu memaksakan keadaan kepada Jeno. Ia cukup mengerti saat suaminya sedang sibuk jadi tidak bisa bekerja. Setelah mendapat jawaban bahwa jeno akan datang sebentar lagi karena dia tadi sedang memakan makan siang miliknya. Yeji nampak menutup teleponnya.



"Mbak nya hamil berapa bulan?" Tanya seorang wanita yang ia perkirakan lebih muda dari dirinya. Wanita itu datang dengan perut yang besar.

"Baru 20 Minggu. Mbak nya?" Ujar yeji ramah.

"Saya udah 8 bulan nih, periksa terakhir. Mbaknya serius baru 20 minggu? Kembar ya?" Yeji mengulum senyum.

"Doakan aja ya mbak" ujarnya tidak menjawab apapun.


Tak lama Jeno datang dengan sedikit berlari dari arah berlawanan. Rambutnya nampak sedikit kusut. Ia sedikit membungkukkan badan saat beberapa staff rumah sakit menyapa dirinya.


"Udah lama?" Tanya nya saat berdiri di depan yeji membuat tubuhnya sedikit menjulang. Yeji menggeleng.


"Engga. Tadi waktu aku telepon aku baru sampai. Mau minum?" Jeno mengangguk. Kemudian berlutut untuk meminum air milik yeji. Jeno tidak duduk di kursi karena sadar banyak ibu hamil yang lebih membutuhkan tempat duduk. Jadi dia memilih minum sambil berlutut menghadap sang istri yang nampak merapikan rambutnya yang berantakan.


"Masih lama ngga sih, yang?" Yeji menggeleng. Ia kemudian mengambil botol air minum yang sekarang tersisa setengah.

"Habis ini nih" Jeno mengangguk mengerti. Benar saja, tak lama nama yeji dipanggil. Jeno membantu yeji bangun dari duduknya.



"Waduh, dokter sekarang akhirnya ngalamin nganter istri kesini" jeno menoleh dan tertawa saat seorang perawat tersebut meledeknya.


"Oh iya dong akhirnya ya. Ini yang jaga dokter umji ya?" Perawat tersebut mengangguk sambil mempersilakan jeno dan yeji masuk.


"Pagi menjelang siang ibu dokter" umji yang sedang merapikan alatnya menoleh begitu suara familiar menyapanya.



"Loh kamu jen? Siapa yang mau periksa?" Jeno tersenyum.


"Nih istri" ujarnya bangga. Yeji hanya tersenyum ramah.


"Wah sudah lama sekali bapak Jeno tidak berkunjung. Silakan duduk tuan nyonya" ujar umji mempersilakan jeno dan yeji untuk duduk.


"Udah 20 minggu ya?" Ujar umji sambil melihat data dari yeji. Yeji mengangguk. Tangannya menggenggam jemari jeno dibawah sana. Ini kehamilan pertamanya. Ia sedikit gugup mengenai calon bayi nya. Ia takut terjadi apa apa dengan bayinya karena kalian tahu sendiri, ketika hamil bahkan jeno mengajak bayinya ikut  kebut-kebutan di jalan.

ROYALS Where stories live. Discover now