Gua kadang ngerasa kenal sama tuh cewek. Tapi gak inget.

Pas gue tanya sama mama, dia bilang cari tau sendiri.

Dih mit-amit, mama kira gua kepo banget, ya kagaklah. Tiba-tiba ada bunyi suara dari bel tetangga sebelah, bukan karena apa tapi karena tuh bel bunyi mulu. Gua kaga khusuk dengerin tuh berita yang sama sekali kaga gua ngerti apa isinya.

'ting tong.. ting tong..'

Bunyinya sekarang tak berhenti. Apa tamu itu gila, bukankah apartement sebelah punya Mr dan Mrs Tamako? Perasaan mereka kemarin pamit buat pergi ke seoul? Aneh nih. Telinga gua makin panas denger tuh bel. Akhirnya gue keluar.

"Hey you! Are you crazy?" Teriakku, aku menatap wanita pendek yang tadi aku bicarakan. Untuk apa dia disitu? Dia tidak me jawab ucapan gue. Sialan tuh cewek.

"Oh god, Come on!" Apa wanita itu gila? Mau apa dia disitu, gue nendekat dan akhirnya gue memberanikan diri menarik tangannya. Dia menutup mata. Memangnya ada yang salah?

Akhirnya gue tarik tuh cewek masuk kedalam apartement gue dan menghempaskannya ke sofa. Sekarang kedua tangannya digunakan untuk menutup mata.

"Ampun, kek, jangan apa-apain saya, saya maunya cuma sama iqbaal doang."

DEG..

Iqbaal? Gue? Kenapa sama gue? Gue bingung apa maksud cewek didepan gue ini. Maksudnya maunya cuma sama gue doang itu apa? Perasaan gue baru ketemu bulan kemarin dan kami hanya beberapa kali bertatapan muka dan tuh cewek dingin banget.

Akhirnya, cewek itu membuka matanya dan..

"Iqbaal.." Aku tersenyum miring dan cewek itu menatap kanan dan kirinya.

"Lo.."

"Maksudnya cuma mau sama iqbaal doang? Bisa dijelasin?" Tanya gue dingin.

"Bukan urusan lo." Cewek itu langsung berlari masuk ke kamarnya.

Aneh? Ya. Dia sangat aneh.

Gue duduk lagi di tempat semula dan menatap tv dengan tidak nafsu. Pikiran gue mulai melayang kemana-mana.

"Iqbaal!" Teriak seseorang. Gue menoleh ke arah asal suara. Ah Nafisah.

"Hai" gue senyum. dia menghampiri gue yang sedang duduk santai. Wanita ini tinggi, cantik, pintar, tapi lumayan cuek pada lingkungan sekitar dan sedikit pendiam. Tapi dia membuat gue nyaman dekat dengan dia. Ya lebih baik daripada harus memikirkan wanita pendek itu.

"Maaf ya, tadi dosennya ceramah gak jelas gitu, aku aja bosen banget."

"Haha iya, gapapa."

"Kamu udah makan?"tanyanya lembut.

"Belum, tapi mama baru belanja."

"Oh gitu. Tadi aku sempetin ke sini bentar, yasudahlah, aku pulang dulu, nanti orang tua aku nyari. Aku pulang dulu."

"Iya." Gue lihat wanita itu pergi dengan penuh keanggunan. Tiba-tiba terbayang wanita aneh itu. Cih, untuk apa gue mikirin tuh cewek? Gak ada guna. tiba-tiba..

'ting tong..'

Gue menoleh ke arah pintu. siapa?

'ceklek..'

Gue membuka pintu, ah ternyata mama.

"Udah pulang ma?"

"Iya, (namakamu) sudah pulang." Ah jadi nama cewek itu (namakamu).

"Udah."

"Kamu mau makan apa malam ini?"

"Apapun, yang penting itu masakan mama, iqbaal pasti suka kok." Gue tersenyum melihat mama juga tersenyum.

"Kamu ada-ada aja." Gue tertawa.

"Hai ma." Panggil seseorang. Gue dan mama menoleh, ternyata cewek itu lagi, hm. (namakamu) yakan?

"Eh (namakamu), mama mau masak, kamu mau makan apa?"

"Terserah mama aja, aku ikut masak ya ma."

"Boleh, ayok. Iqbaal, kamu gak mau ikut masak kan?" Mama tertawa dan (namakamu) hanya terkekeh kecil. Lucu juga.

"Ya gaklah ma, oke masak yang banyak, iqbaal laper ma." Gue memasang tampang memelas andalan gue dan mama mengangguk setuju.

<><><>

Gue duduk di atas meja makan, sambil menatap kehebohan di dapur. mama dan (namakamu) sering kali tertawa bersama. Apa mama sedekat itu dengan (namakamu)? Memangnya (namakamu) siapa mama? Mana mungkin anak. Kan anak mama cuma gue, kak ari, sama aldi doang. Apa mama angkat anak lagi tanpa gue tahu? Mana mungkin.

Yasudahlah tak usah difikirkan. Gue kembali menatap 2 wanita yang sekarang masih saja berurusan dengan dapur. Gue menatap (namakamu). Senyumnya manis, kayaknya gue pernah lihat senyum itu, tapi kapan? Gue menatap (namakamu) lebih seksama. Mata coklat itu.. Bibir merah muda yang tipis itu..

...
.
"ntar malam lo jadi pasangan dansa gue ya? gue bakal bantu lo buat balas dendam Ama aldi."

"makasih ya baal, yaudah gue duluan ya, yok guys, lho? guys?"

"yaudah ke kantin mau?"

"yaudah yok"

...

Sial bayangan apa itu, kenapa cuma bayangan? Siapa cewek itu? dan gue yakin cowok itu adalah gue ya itu gue. Gue tahu itu gue.

"iqbaal, ayo makan." Gue membuyarkan lamunan yang sedang gue rangkai tadi, ternyata makanan sudah siap. Gue mulai berdoa lalu mengambil makanan yang sudah terhidang di atas meja.

Sesekali gue menatap wanita yang duduk tepat didepan gue sekarang. Gue ngerasa cewek di bayangan gue tadi itu dia.. Ya, sepertinya dia..

TBC

Hallohaaa😘😘😘
Bagaimana?😊😊😊
Silahkan comment yaw😺😺
Aku tunggu💁

Love LifeWhere stories live. Discover now