chapter 24

3 0 0
                                    

HAI GUYS GIMANA HARI-HARI INI.

ADA PERUBAHAN DARI DIRI SENDIRI ATAU SAMA AJA NIH.

BETEWE GUYS KALO ADA TYPO TOLONG KOMENIN YA, BIAR AKU BENAHIN,
TOLONG BAGI SIAPAPUN YANG BERNIAT PLAGIAT DI SINI AKU USIR KALIAN SEKARANG JUGA OGHEYYY.

MAAPIN, BUKAN APA-APA, TAPI BUAT CERITA ITU NGGAK SEGAMPANG YANG KALIAN KIRA.

PASTI AUTHOR YANG LAINYA UDAH PERNAH KAN GIMANA OTAK RASANYA BENAR-BENAR KOSONG DAN NGGAK MAMPU BUAT NGEPIKIR APAPUN. JADI STOP NGEPLAGIATIN KARYA ORANG LAIN.

THANK YOU FOR READING THIS STORIE MY READERS.


"Aku?" Menunjuk dirinya sendiri dengan ragu.

"Iya, aku mulai nyariin kamu sejak umurku 5 tahun, sampe umurku 10 tahun aku nggak pernah absen buat nggak dateng ke gedung tua itu buat nungguin kamu."

Khanza menaikan alisnya tanda tertarik, "jadi meskipun raga kamu kecil, tapi jiwa kamu orang dewasa ya?"

"Yaaaa begitulah."

"Udah-udah, ini belom saatnya, sekarang kamu mandi dulu gih sana, ke atas, udah di siapain kamar sama Bi Umma!"

Gadis tersebut beranjak dari duduknya untuk berjalan ke lantai atas, "yaudah aku ke atas dulu, cup," dengan gerakan kilat Khanza mencium hidung mancung Razka lalu tersenyum.

Razka yang di perlakukan seperti itu merekahkan senyumanya, setelah Khanza tak terlihat, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengetuk tombol panggilan, "tunggu saya ke sana dengan gadis saya, kamu harus menyiapkannya sematang mungkin."

Di lain tempat, Khanza membuka kamar yang tampak begitu rapi dan bersih, di sana terdapat 1 foto besar terpajang dengan bingkai yang aesthetic.

terdapat dua orang anak laki-laki dan perempuan yang berbaju lusuh nan kumuh sedang berpelukan, berbeda dengan anak laki-tersebut yang mengenakan jas berukuran kecil yang lucu kira-kira umurnya sekitar 10 tahun. Terlihat begitu jelas jika kasta keduanya berbeda jauh.

Ia mendekati foto tersebut sembari memandangnya lekat, ia berpikir tak asing dengan ke-dua wajah anak tersebut, namun siapa? Pikirnya.

"Mbak Khanza, lagi liat-liat apa?" Suara tersebut mengagetkan Khanza yang sedang memandangi foto tersebut.

"Ohhh nggak Mbok, ini lagi mau siap-siap mandi, kenapa Mbok?" Ucapnya menanyakan kedatangan Mbok Umma di sini.

"Ohhh, ini di suruh nganterin minuman yang tadi Mas Razka buat," pembantu tersebut berjalan ke arah Khanza dan menyentuh dagu Khanza lembut, "tak lihat-lihat kamu persis seseorang Nduk!"

Khanza tak mengerti dengan ucapan Mbok Umma, yang ia mengerti hanya Kata "Nduk" itu adalah kata dari bahasa jawa yang artinya "Nak".

"Kenapa Mbok?"

"Ehhhh, nggak, nggak ada papa, kalo gitu Mbok Umma pergi dulu ya Mbak, kalo ada apa-apa panggil aja Mbok!" Wanita tua tersebut langsung melepas tanganya dari dagu Khanza dan segera pergi dari sana.

"Kenapa Mbo Umma keliatan sedih ya? Apa ada sesuatu yang buat dia ingat saat ngeliat gue?" Gumamnya bermonolog sendiri.

"Udah ah, gue mau mandi dulu, nanti tinggal nyiapin materi buat besok," rencananya semoga saja berjalan dengan lancar.

...

Sekarang waktu menunjukan pukul 12.00 siang, setelah membuat makanan Khusus untuk Khanza, Razka segera naik ke atas untuk membangunkan bayi besarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our Promise (On Going)Where stories live. Discover now