chapter 22

6 0 0
                                    

HAI GUYS KEMBALI LAGI BERSAMA AKU

MAAF KALO AKHIR" INI AKU JARANG UP

SELAMAT MEMBACA📖📖📖

DILARANG SALAH LAPAK ❌❌❌


Hari ini tepat pukul 07.00, para suswa siswi memasuki kelas untuk melaksanakan KBM. Bu Rika, selaku guru mata pelajaran matematika memasuki ruang belajar.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." Para siswa menjawab dengan meriahnya.

"Baik pagi ini kita ulangan harian, saya kasih waktu 10 menit untuk belajar!" Guru dengan badan gempal tersebut mengucapkan dengan nada tegas.

"Yahhhhh, kok ulangan si Bu, kan belom belajar," Zoya dengan suara cemprengnya membantah hal tersebut.

Bu Rika menunjuk Zoya, "siapa yang nyuruh kamu berbicara!" Ucapnya dengan melotot, "udah ngerasa pinter kamu, nggak belajar?"

Perempuan tersebut diam membeku di tempatnya karna suara menggelegar dari Bu Rika.

Kinara terkikik atas penderitaan yang di alami oleh Zoya, "mampus kan lu di bentak, rasain!" Ucapnya berbisik.

"Emang dasar tua bangka," sahut Zoya watados.

15 menit sudah berlalu, namun tidak ada pergerakan dari siswa maupun siswi. Bu Rika membawa satu buah penggaris berukuran jumbo untuk mewaspadai siapa saja yang menyontek.

"Shuttttt, shuuuut, Khanza, lo udah kelar belom? Goe contekin!" Kinara berbisik ke arah pemilik nama.

Khanza menoleh, "ini bentar lagi kelar, sabar napa anjir, ga sabaran lo!"

"Hehhh kamu, hadap depan jangan tolah toleh!" Bu Rika kembali bersuara menyuruh Khanza untuk diam.

"Tilulit, tilulit, tilulit," handphone berukuran kecil, bermodelkan layar dengan tombol banyak milik Bu Rika berbunyi. Guru tersebut segera mengambil dan keluar dari ruangan.

Selang beberapa menit, Bu Rika kembali dan mengemasi barang-barangnya.

"Khanza, tolong nanti kamu kumpulkan lembar jawaban jadi satu, dan taro di meja saya, saya mau pergi karna ada urusan mendesak!

"Baik Bu," Khanza mengangguk menyanggupi permintaan tersebut.

🧷🧷🧷

Khanza akan mengumpulkan lembar jawaban tersebut di atas meja Bu Rika, namun langkahnya terhenti ketika ada sosok jangkung dihadapannya sedang menghadang jalan.

"Mau kemana?" Tanya Razka menghadang.

Khanza mendongak ke atas karna tingginya dan tinggi Razka terpaut jauh, "nih, ngumpulin hasil ulangan tadi ke mejanya Bu Rika!"

"Hemmm," Razka manggut-manggut, "yaudah ayo aku ikut." Razka memutar jalanya lalu meraih tangan Khanza untuk di gandengnya.

"Dunia serasa milik berdua, yang lainya mah ngontrak," Zoya yang sudah menjadi nyamuk sedari tadi akhirnya membuka suara.

Our Promise (On Going)Where stories live. Discover now