chapter 15

10 4 0
                                    

JANGAN ADA YANG SALAH LAPAK❌❌❌

AKU TAU KALIAN YANG BACA CERITA INI PASTI UDAH PADA DEWASA KAN?

SO PLEASE UNTUK TEKAN TOMBOL BINTANG DAN TINGGALKAN KOMEN SEJENAK.

HAPPY READING📖📖📖

Sesampainya di rumah Khanza, Razka segera menghentikan motornya dan membiarkan Khanza turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah Khanza, Razka segera menghentikan motornya dan membiarkan Khanza turun. Tidak seperti biasanya, jika di hari-hari kemarin Khanza langsung melenggang pergi dan masuk ke dalam rumah. Tetapi hari ini dia menarik senyumnya dan mengucapkan hati-hati pada Razka.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut," ucap Khanza disertai dengan lambaian tangannya.

Dibalik helm yang dikenakan Razka, dia menyunggingkan senyum tipis tanpa di ketahui oleh Khanza.

Setelah motor Razka tak terlihat, Khanza segera balik badan dan berjalan menuju ke dalam rumahnya.

"Ehhh sayang udah pulang?" Tanya Lina saat mengetahui putri semata wayangnya itu.

"Mama udah siapin nasi uduk kesukaan kamu lo, mandi dulu gih," lanjut Lina.

Khanza tak menghiraukan ucapan Lina, dia segera menaruh nasi uduk di piringnya dan menyuapkan kedalam mulutnya.

"Emmm Ma, aku di ajak guru untuk lomba Olimpiade B. Inggris," ucap Khanza sembari terus menyuapkan makanan kesukaannya.

"Ya bagus dong-

Khanza memotong perkataan Lina yang belum selesai "Di jogja."

"Gimana ya?" Bingung Lina sambil berpikir.

"Aku bisa kok jaga diri, lagian ada temen-temen yang lain," paksa Khanza berusaha menyakinkan Lina.

Memang Lina begitu possesive terhadap Khanza. Sekolah di London kemarin saja sebenarnya Lina sangat tidak setuju. Tetapi Rendi meyakinkan bahwa Khanza pasti baik-baik saja, toh anaknya juga mandiri dan berani.

"kapan berangkatnya?" Tanya Lina.

"1 bulan lagi," jawab Khanza.

Lina menghela nafas kasar dan menganggukkan kepalanya.

"Makasih ma," ucap Khanza mengembangkan senyumnya.

Dilain tempat Razka sedang duduk di balkon kamarnya sambil memikirkan perlakuan Khanza yang akhir-akhir ini berubah menjadi hangat.

Our Promise (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang