55. Titik akhir tinta (End)

6.4K 290 31
                                    

Hari-hari akhir di bulan April Rhys sedang dilanda bingung. Dia merencanakan sesuatu yang bisa dibilang spesial untuk orang yang spesial juga.

Sudah meminta bantuan kepada Rhyn, tetapi yang ada malah Rhyn marah-marah karena semua sarannya tidak ada yang diterima olehnya.

Rhys

Iya, Pa. Sabar ya ... Rhys lagi bingung banget.

Papa

Belum persiapan sama sekali? Kamu butuh les privat sama papa?

Rhys

Gatau, Pa. Rhys pusing ...
Papa mama kapan pulang?

Papa

Bulan depan. Mau gift apa?

Rhys

Restu aja

Papa

Hahaha oke, Bang.

Hari ini hari minggu tanggal 26 april. Dari kemarin Zisel meminta Rhys untuk menemuinya, tetapi dia menolak dengan alasan sibuk, lebih sibuk dari biasanya.

Bahkan Zisel mengirimkan beberapa foto kepadanya untuk mengekspresikan kekecewaannya. Rhys hanya membaca pesan itu saja tanpa membalasnya. Jika dibalas pasti pesan itu akan terus beranak pinak dan dia takut luluh atas rayuan Zisel untuk menemuinya.

Hari ini rencananya dia bersama Rhyn ingin mampir ke toko perhiaasan di salah satu daerah. Dia akan serahkan satu ini kepada adiknya karena Rhys yakin selera wanita hampir mirip.

"Bang, yang cewek Rhyn kok yang lama abang, sih." Melihat Rhys turun dari atas Rhyn mengomel karena terlalu lama menunggu abangnya. Dia kira tidak jadi pergi.

Rhys melewati Rhyn begitu saja tidak ingin menanggapi ocehan adiknya. Rhyn bertumbuh dewasa menjadi pribadi yang lebih berisik menurut Rhys. Tidak tahu keturunan dari siapa.

"Bang, beliin Rhyn juga ya ...." pintanya dengan nada halus tidak seperti tadi.

"Nggak, Rhyn," tolak Rhys karena tahu Rhyn tidak butuh benda itu.

"Cewenya aja terus ... adiknya nggak pernah. Nggak usah pacaran aja kalau gitu." Rhyn merajuk karena menyangka abangnya pilih kasih.

"Abang lagi nabung, kalau kamu minta sama kayak yang mau kita beli ... abang nggak mau."

"Yaudah, setelah abang nikah aku tinggal sama abang, ya?" Ini pertanyaan konyol yang pernah Rhyn tanyakan.

Rhys tidak habis fikir dengan apa yang ada di pikiran adiknya. "Rhyn minta apa?"

"Tinggal sama abang," pintanya kuat.

Rhys menggeleng pertanda menolak. "Nanti pilih sendiri di sana mau model yang kayak gimana." Rhyn memalingkan mukanya tersenyum kegirangan.

Sesampainya di toko Rhys langsung memasrahkan kepada Rhyn untuk memilih model mana yang sekiranya cocok. Rhys bagian terima beres aja.

Beginilah sikap wanita ketika disuruh memilih. Lama sekali ibarat langit mendung yang tak kunjung hujan.

Ketika kesabarannya habis Rhys menghampiri Rhyn yang tidak pegal berbicara daritadi.

Saat Rhys bertanya apa masalahnya, Rhyn menjelaskan dengan sederhana dia hanya bingung memilih warna. Pilihan pertama jatuh kepada warna white-rose gold dengan 1 diamond, pilihan kedua white gold dengan 1 diamond.

OWNER KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang