48. Diusir dari kosan

2.3K 170 2
                                    

"Kita belum sempat kenalan. Gue Zisel."

Pemilik punggung tegap itu berbalik.

"Gue tau."

Ketika mendengar suara itu spontan Zisel mundur. Dia tidak percaya dengan seseorang yang ada di hadapannya sekarang.

Masih dengan keterkejutannya Zisel menggelengkan kepala berusaha mengusir asumsi yang muncul di otaknya. "Lo ngapain di sini?"

"Kosan gue," balasnya tak setegang Zisel.

"Enggak. Lo temennya Wildan, kan?" tanyanya lagi dengan ekspresi tidak terima. Dengan tak sabaran dia membuka pintu kamar kosan itu untuk membuktikan sendiri Wildan itu bukan Rhys.

Tangannya melemas ketika hawa dingin dari kamar tersebut bersentuhan dengan kulitnya. Bola yang dipinjam Iko, koper yang terbuka berisi beberapa pakaian yang sengaja tidak dipindah membuat Zisel serasa ditarik kembali oleh keadaan 5 tahun yang lalu.

"LO BERANI NIPU GUE, YA! GUE BISA LAPORIN, LOH!" Dengan sorot mata tajam Zisel menunjuk orang tersebut.

Satu notifikasi masuk ke ponselnya. Pemilik nama Rhys arshaq baru saja mentransfer uang sebesar 30.000.000 yang artinya biaya sewa kos selama 12 bulan.

Tangannya meremas kuat ponselnya ketika melihat notifikasi muncul di layarnya. "Gue bakal balikin. Beresin. Barang. Lo!" usirnya terang-terangan.

Rhys menyandarkan tubuhnya di dinding dengan tangan terlipat. "Ada aturan baru?"

"IYA! ORANG YANG DULU PERNAH TINGGAL DI SINI, NGGAK BOLEH TINGGAL LAGI!" ucapnya penuh penekanan.

Mulut Rhys seketika membulat. "Yaudah, nanti mau bicara sama om dulu," balasnya. Dia akan menanyakan sendiri ke Sujana untuk hal ini.

"Enggak bisa! Ini udah punya gue." Zisel mulai menunjukkan kekuasaannya.

Mendengar balasan Zisel, dia membuka web kostAn untuk memastikan sekali lagi. "Kok kemarin deskripsi aturan kos di KostAn yang gue baca nggak ada peraturan kayak gitu, ya ..." Rhys memperlihatkan deskripsi kosan yang sempat Zisel unggah.

"K–kan ada aturan tertulis sama tidak tertulis," balasnya tak mau kalah.

Rhys merampas tangan Zisel untuk diajak berjabat tangan. "Rhys arshaq versi baru. Kemarin gue pinjem akun papa gue. Satu lagi! Jangan panggil gue Wildan karena itu nama papa gue!" Rhys berkata layaknya anak kecil yang marah ketika nama orang tuanya dipanggil sembarangan.

Mata Zisel melebar tanda tak terima. Berani-beraninya Rhys menjabat tangannya.

"Kak Zi, diajak ngomong, tuh." Athena yang hendak pergi ke toko depan langsung menghampiri dan merapatkan tubuhnya di samping Zisel. Athena kali ini bisa menatap wajah seseorang dengan paras rupawan sedekat ini.

"O–h iya, Zisel."

"Udah ta–" mulutnya spontan tertutup karena Zisel mencengkram tangan Rhys hingga kuat.

Athena memukul pelan tangan Zisel hingga jabatan tangan itu terlepas. Kemudian Athena merebut tangan Rhys untuk mengajaknya berjabatan tangan. "Aku Athena, Kak. Kalau nyapu bersih banget. Kakak ambil jadwal piket bareng Athena aja bagian sapu halaman."

Rhys hanya mengangguk lalu berusaha melepaskan jabatan tangan yang sulit terlepas. Athena masih tidak menyangka jika dia mempunyai tetangga kosan yang bisa dibuat cuci mata.

"Kak Zi, tulis nama kakak ini bareng sama Athena. Janji, Athena nggak bakal asal-asalan lagi nyapunya," pintanya sangat antusias sekali mengharapkan Rhys sekelompok dengannya.

Tidak sampai di situ, Athena tiba-tiba mengeluarkan ponsel di sakunya dan menyodorkan ke Rhys. "Minta nomer hp, Kakak!"

Zisel melirik tidak suka padahal 5 tahun yang lalu dia juga pernah meminta nomer telepon kepada Rhys seperti itu. Jadi begini rasanya jadi Rhys waktu itu.

OWNER KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang