41. Tanpa kamu

2.1K 172 2
                                    

"JAAA, MAU PELUK!!!"

Sontak ponsel yang dipegang Rhys terjatuh. Dirinya mematung memikirkan perkataan Zisel barusan. Rhyn yang berada di sebelah abangnya mengambil ponsel yang terjatuh lalu menekan tombol merah.

Rhyn menyodorkan ponsel milik abangnya. "Kak Zisel lagi sibuk, ya?"

Tanpa menjawab dia menyahut ponsel itu lalu memakai kupluk hoodienya.

Jangan-jangan Zisel udah punya hubungan sama Raja.

Kenapa harus meluk, sih?

Apa disengaja biar bikin gue cemburu?

Melihat tingkah anaknya, Elsya melakukan kontak mata dengan putrinya seolah bertanya. Respon Rhyn saat itu hanya mengedikkan bahu.

Karena tidak mendapat jawaban dari Rhyn, Elsya pun bertanya kepada Rhys. "Bang, kenapa? Sakit?"

"Iya, sakit," jawabnya sembari menarik lebih maju lagi kupluk hoodienya sampai menutupi wajah. Dia tidak mau diajak berbicara untuk saat ini.

"Papa, nggak punya perasaan banget ya sama Abang!" Perkataan Rhyn membuat semua tatapan mengarah kepadanya. Begitu juga dengan Rhys.

"Rhyn kangen tau sama abang. Kenapa papa malah misahin abang dari kita? Papa tega banget!"

"Ini rencana udah papa susun dari lama. Rhyn nggak bakalan ngerti," balas papanya dengan nada setenang mungkin.

"Apa yang Rhyn nggak ngerti? Rhyn dengar semuanya kok," akunya.

"Rhyn, diem! Papa lagi nyetir!" ujarnya tanpa adanya tekanan. Nadanya berbeda sekali jika berbicara dengan Rhys pada saat itu.

•••

Zisel memeluk erat Raja menumpahkan segala tangisnya.

"Kenapa lagi, sih? Lo cengeng banget akhir-akhir ini? Lo udah tau kalau–"

"Iya, tau! Liona sama Raisa udah ninggalin gue!" balasnya memotong ucapan Raja.

Jadi, dia belum tau kalau Rhys juga pergi. Rhys gimana, sih!

"Lo udah rapi, pasti mau pergi juga? Aaa jahat!" amuknya mendorong Raja pelan.

"Kok jahat? Kita sama-sama sekolah. Pasti lo dapat temen baru bahkan pacar baru."

Tanpa menjawab dia lalu turun ke bawah. Di bawah sana ada papanya yang entah dari mana.

"Kenapa nangis anak ini, Ja?" tanya papanya kepada Raja.

"Biasa. Mau Raja tinggal ke luar negeri," jawabnya dengan PD. Zisel yang mendengar hanya mendengus pelan.

"Kamu habis dari rumah? Kapan berangkat?" tanya Sujana melihat Raja berpakaian lebih rapi daripada biasanya.

"Habis dari rumah temen karena pada mau pisah, Om." Sujana hanya mengangguk mendengar jawaban Raja.

"Ooo Rhy–"

Raja langsung menarik Sujana untuk pergi takut jika Zisel mendengar.

"Zisel belum tau, Om. Om tahan ya jangan sampai keceplosan."

•••

Rhys menghembuskan napasnya lega ketika pertama kali kakinya menginjak di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya.

Keluarganya tadi hanya mengantarkan Rhys sampai bandara Soekarno Hatta saja dan papanya ingin memastikan Rhys tidak kabur. Itu saja.

Kota yang sering kali disebut, tetapi asing sekali baginya. Ini pertama kalinya dia datang ke surabaya. Tidak menyangka di usianya yang sekarang dia akan mengabdi di kota ini. Melanjutkan pendidikannya dan memenuhi harapan orang tuanya.

OWNER KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang