2. Penghuni Kosan Pojok

6.4K 557 59
                                    

Zisel mengotak-atik remote berusaha mencari channel televisi yang bagus dan cocok untuk ditonton hari libur gini. Setelah menemukan channel yang pas tidak lama terjadi iklan, dia masih sabar untuk menunggu dan tidak mengganti ke channel lain, tetapi iklan di televisi makin ditunggu makin ngelunjak menurutnya.

Dengan perasaan kesal dia menekan tombol merah di pojok atas lalu pergi ke depan rumahnya untuk sekadar melihat aktivitas penghuni kosnya yang sedang kumpul-kumpul.

Zisel Caroline Syden, pewaris tunggal dari pemilik kosan milik Sujana syden dan Ny. Syden yang berjumlah 20 kamar. Karena orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaannya. Pada akhirnya dia memberikan kepercayaan kepada anak perempuan satu-satunya untuk mengurusnya.

OWNER KOS merupakan sebutan yang cocok bagi Zisel. Jadi, apapun masalah yang ada di kos biasanya mengadu kepadanya. Meskipun anak tunggal, bisa dibilang Zisel anaknya mandiri dan paling bisa dihandalin.

Zisel terkenal akrab dengan semua orang yang menghuni kosannya. Rata-rata juga dihuni oleh anak sekolahan karena daerah rumah Zisel cukup dekat dengan sekolah menengah atas bahkan beberapa perguruan tinggi.

"Eh, bu bos. Tumben keluar?" sapaan sekaligus pertanyaan keluar dari mulut salah satu penghuni kos lantai atas.

"Iya, Kak. Weekend gini nggak ada orang di rumah, gabut," jawab Zisel benar adanya. Mamanya seperti biasa selalu pergi mengurusi toko cateringnya sedangkan papanya pergi ngegym. Kedua orang tuanya sempat mengajak, tetapi Zisel lebih memilih di rumah daripada ikut salah satu darinya. Jika saja Zisel ikut papanya pasti dia langsung di daftarin gym dan jika Zisel ikut mamanya pasti di sana bakalan disuruh-suruh.

"ACEPPP ... akhir bulan, nih!!!!" sindir Zisel memainkan alisnya.

"Entar aja, maleman gue transfer, ya ..." jawab dari mulut pemilik nama Acep.

Zisel mengacungkan jempolnya sambil tersenyum lebar. Intinya akhir bulan tuh keuntungan banget buat Zisel. Pada umumnya orang-orang akhir bulan mengalami bokek atau kehabisan uang, lain halnya dengan Zisel. Bayangin saja 20 orang membayar setiap bulan,  ya ... meskipun 50% nya harus di transfer lagi ke rekening orang tuanya, tapi dengan uang segitu lebih dari cukup baginya.

"Gue udah, ya, Zi!!!!" teriak Clara sambil berjalan ke arah keluar pagar.

"Iya, Kak. Aman!" balas Zisel juga berteriak.

Tiba-tiba mata Zisel memicing ke arah kosan pojok bawah, ada cowok yang baru saja keluar dari kamar membawa gitar dan mulai memainkannya. Zisel mencoba mengingat satu persatu anak buahnya.

Kok gue gak pernah lihat dia, sih?

Zisel berniat menghampiri cowok itu. Berjarak 1 meter, langkahnya tiba-tiba berhenti. Dia membalikkan badan mencoba berpikir bagaimana caranya mengajak ngobrol cowok itu.

Akhirnya dia mulai paham sendiri dengan perkataan mamanya kemarin. Dengan PDnya dia berbalik badan lalu bertanya, "Woi, udah bayar belum?" tanyanya dengan dagu terangkat dan tangan berada di pinggang. Bukannya menjawab cowok itu malah seakan-akan tidak sadar akan kehadiran Zisel, mungkin cowok itu tidak merasa jika pertanyaan yang dilontarkan Zisel itu untuknya.

Zisel menarik napasnya kuat. "HEH!!!" ucapannya terhenti karena cowok itu tiba-tiba mengangkat kepalanya menatap Zisel dengan wajah datar. Zisel yang ditatap, tanpa sadar mulutnya sedang terbuka lebar dengan mata yang berkedip secara pasti, tapi pelan.

OWNER KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang