5. Janji?

4.5K 396 50
                                    

"Oke, Pa. Rhys tunggu. Hati-hati."

Rhys menutup telepon dari papanya. Orang tuanya berniat untuk mengunjungi Rhys karena beliau baru saja belanja bulanan jadi, sekalian mampir memberikan barang yang sudah Rhys titipkan.

Suara klakson mobil menyadarkan Rhys yang sedang duduk bermain gitar di depan kamar kosnya. Dia berlari kecil membukakan pintu pagar.

"Ya Allah, Rhys ... ini udah jadi kamar kamu, kok bajunya pada belum ditata ke lemari? Jadi cowok jangan males nanti nggak ada cewek yang mau," omel mamanya sambil memulai memindahkan baju-baju Rhys ke dalam lemari.

"Nggak ada juga yang mau sama Rhys. Dia juga belum jadi apa-apa. Oiya, nih, makanan sama titipan kamu." Rhys menerima keresek besar itu dari papanya lalu mengeluarkannya satu persatu.

"Ini makanan banyak banget, Ma. Ini pasti bisa sampai berhari-hari kalau Rhys makan sendiri. Nanti mama bawa balik lagi ya sebagian. Besok-besok ke sini bawain buah yang banyak aja." Rhys paling suka pagi-pagi sarapan smoothie jadi di kulkas wajib ada buah.

"Iya, besok-besok dibawain buah aja," sahut papa Rhys.

"Pisahin dulu makanannya nanti kita kasih ke owner kos kamu. Mumpung tetangga kamu pada tutupan semua. Mau dibagi rata juga engga cukup," titah Ny. Arshaq.

Setelah membereskan pakaian. Rhys dan mamanya pergi ke rumah owner kosnya untuk memberi makanan yang mamanya masak dari rumah.

•••

"Zisel, tolong ambilin minum, Nak. Ada tamu," suruh mamanya yang kebetulan melihat Zisel turun dari lantai atas ingin mengambil sesuatu di dapur.

Zisel mengintip sebentar siapa yang bertamu malam-malam seperti ini. Dan mengecek berapa orang yang bertamu untuk dia buatkan minuman. Pada saat Zisel mengintip, Rhys juga melihat Zisel yang sedang mengintip, dengan cepat dia membalikan badannya untuk bersembunyi.

Ooo calon mertua ternyata.

Dia datang dari dalam membawakan dua gelas teh yang telah dibuatnya dan kue kering untuk disuguhkan. Zisel menyalami seorang wanita yang wajahnya mirip sekali dengan Rhys.

"Cantik sekali ... namanya siapa?" tanya mama Rhys dengan nada lembut.

"Zisel, Tante. Terima kasih."

"Sekolah di mana?"

Zisel melirik Rhys sebentar. "Sama kayak Rhys, Tante."

Wanita itu mengangguk-angguk sambil tersenyum. Sesekali dia menoleh ke arah Rhys dan Zisel yang masih berada di hadapannya.

"Pamit ke dalam dulu, Tante. Permisi ..."

Zisel pamit pun semua mata masih tertuju padanya hingga punggungnya tidak lagi terlihat.

"Oh, iya. Mau ngasih ini bu." Ny. Arshaq menyodorkan paper bag berisi makanan.

"Ngrepotin banget. Terima kasih banyak ya, Bu." Ny. Syden menerima paper bag itu. "Silakan, diminum. Ayo, Rhys diminum!"

"Iya, Bu. Sama-sama. Ini saya minum, ya."

OWNER KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang