34. who are you?

128 25 26
                                    

please vote and leave comment, dear!
thank you <3
.
.
.

Pikiran Oliver tidak pernah lepas dari sosok gadis yang menabraknya di kafe beberapa hari yang lalu. Seperti ada suatu getaran di hatinya saat melihat wajah dan mendengar suara gadis itu. Apakah gadis itu ada hubungannya dengan masa lalunya atau Oliver hanya merasa menyukainya karena wajah gadis itu memang sangat manis, walau tetap tidak bisa dibandingkan dengan Lucia. Sayang sekali kejadian itu berlangsung sangat cepat dan gadis itu pun langsung saja pergi meninggalkan Oliver sebelum mereka sempat berkenalan.

Lucia menyadari perubahan sikap Oliver. Tapi, tidak banyak yang bisa ia lakukan. Lucia menyadari bahwa semua itu adalah kesalahannya sejak awal dan cepat atau lambat Oliver memang pasti akan mengetahui semuanya. Keadaan Lucia juga belakangan ini kurang sehat. Berkali-kali ia harus pergi ke kamar mandi karena merasa mual. Tubuhnya melemah. Janin yang ia kandung, yang tadinya ia pikir bisa membuat Oliver melupakan masa lalunya, kenyataannya sekarang malah benar-benar sudah mengacaukan semuanya.

Karena keadaannya yang tidak memungkinkan, Lucia tidak bisa menemani Oliver bekerja di bar miliknya di London. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya, memantau Oliver dari kejauhan.

Semakin hari Lucia semakin menyesali keputusannya untuk pindah ke London. Ia benar-benar merindukan tanah kelahirannya, Italia.

***

Ridolf Café & Bar adalah sebuah bar yang cukup terkenal di kawasan London selatan. Tempat itu terdiri dari bangunan dua lantai. Di lantai bawah terdapat sebuah kafe yang sangat nyaman untuk pengunjung yang hanya berniat untuk bersantai bersama teman dan keluarga. Sementara di lantai atas adalah sebuah bar yang tampak lebih hidup di malam hari khususnya.

Nama Ridolf Café & Bar sendiri diambil dari nama belakang Lucia, Ridolfi. Lucia memiliki puluhan kafe dan bar sejenis yang tersebar di seluruh Eropa untuk menyamarkan usahanya yang sebenarnya. Sejak cabangnya di London dibuka, Lucia mempercayai salah satu orang kepercayaannya yang bernama Bayley untuk mengurus semuanya. Dan terbukti Lucia menunjuk orang yang tepat. Di tangan Bayley, tempat itu berkembang pesat dan menjadi salah satu kafe dan bar yang cukup dikenal baik di London dalam kurun waktu beberapa tahun.

Oliver sendiri menyadari mengapa Lucia senang sekali membuka banyak kafe dan bar hampir di seluruh kota di Eropa. Ternyata bisnis itu merupakan tambang uang yang sangat besar. Selain memiliki arus pengunjung yang tidak pernah berhenti sepanjang tahun, bar itu juga bisa berperan seperti sebuah "Pasar". Setidaknya banyak sekali transaksi yang terjadi di bar tersebut. Selain transaksi minuman keras, juga terdapat transaksi obat-obatan terlarang, senjata api dan bahkan pelacuran.

***
.
.
.

Hari itu hari Jumat. Seperti biasa Alex menjemput Amy dari kampusnya dan langsung saja membawa Amy ke London dengan mengendarai mobilnya untuk mengunjungi Lynn. Setelah sekitar tiga setengah jam berkendara, akhirnya mereka berdua sampai di rumah Bibi Becca.

Wanita paruh baya itu merasa sangat senang melihat kedatangan Alex dan Amy. Mereka bertiga mengobrol di ruang tamu sambil menikmati teh.

"Sudah lama sekali kau tidak berkunjung, Alex. Dan lihat, sekarang kau datang dengan calon pengantinmu. Siapa namanya?" tanya Bibi Becca membuka pembicaraan.

"Namaku Amy, Bibi. Amy Levesque," jawab Amy. Di sampingnya, Alex duduk sambil melingkarkan lengannya di pinggang Amy.

"Aku sibuk, Bibi. Dan, lagipula beberapa tahun kemarin aku bekerja di Hereford. Aku baru saja menetap di Sheffield beberapa bulan belakangan. Jadi, aku tidak sempat main ke sini. Aku minta maaf."

𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang