40. turn the tables

154 25 29
                                    

Akhir pekan itu Josh mengatakan pada Melanie kalau ia akan mengajak keluarganya untuk makan malam dengan pemegang saham terbesar yang baru di perusahaan mereka saat ini. Sejujurnya Melanie agak sedikit tidak percaya mendengar cerita Josh. Baru beberapa hari lalu suaminya itu bilang kalau perusahaan mereka berada di ambang kebangkrutan. Namun tiba-tiba saja datang seseorang yang rela membantu mereka dan memberikan penawaran sangat bagus. Bahkan terlalu bagus. Josh sudah menceritakan semua hal yang terjadi di kantor beberapa hari lalu tentang adanya seseorang yang datang ke kantornya dan menawarkan kerja sama yang begitu menguntungkan. Dan sekarang bahkan orang itu ingin mengundang keluarga mereka untuk makan malam.

Josh dan Melanie menunggu Amy pulang dan tepat setelah gadis itu sampai, Josh langsung meminta Amy untuk bersiap. Sebenarnya Amy sedang tidak mood karena semua hal yang terjadi padanya beberapa hari belakangan. Dalam hati ia masih merasa bersalah pada Alex dan keluarga Tunner karena sudah membatalkan pernikahan mereka dan ia juga sangat merindukan Oliver karena setelah pertemuan mereka yang terakhir hari itu, Oliver belum pernah lagi menghubunginya. Tapi ia tahu kalau makan malam ini begitu penting bagi kedua orang tuanya. Itu terlihat dari senyuman yang menghiasi wajah ibu dan ayahnya sejak tadi. Amy merasa sangat berterima kasih pada orang baik itu. Jadi ia terpaksa menuruti saja permintaan ayahnya.

Sekitar dua jam kemudian, ketiganya sampai di sebuah restoran di salah satu hotel berbintang. Dan saat sampai, mereka langsung diantar oleh salah satu pelayan ke meja yang sudah dipesan. Saat ketiganya menuju ke meja itu, tampak seorang lelaki berjas sudah duduk di salah satu kursi membelakangi mereka. Si malaikat penolong.

Namun, kaki Melanie terasa lemas seketika saat ketiganya sampai tepat di hadapan lelaki itu dan mengetahui bahwa orang itu adalah Tom Harris. Ayah Oliver.

***
.
.
.

Siang itu Josh sedang di ruangannya memikirkan masa depan perusahaannya yang sedang dalam masalah besar karena kegagalan produksi dan karena batalnya pernikahan Amy dan Alex pula, keluarga Tunner marah dan menarik semua asetnya dari perusahaan yang mereka dirikan bersama itu. Itulah sebabnya Melanie meradang kemarin dan menyalahkan semua hal pada Amy karena ia yakin kalau kegagalan pernikahan anak mereka itu karena Amy yang mengkhianati Alex sampai lelaki itu memutuskan untuk pergi ke NY.

Saat ia sedang memeriksa berkas-berkas di hadapannya, tiba-tiba sekretaris Josh mengetuk pintu dan memberi informasi bahwa ada seseorang yang ingin bertemu. Josh yang berpikir ia sedang tidak ada jadwal penting pun mempersilakan orang itu masuk. Betapa terkejutnya Josh melihat siapa yang datang. Ia melihat lelaki yang sama seperti yang ia temui di rumah sakit beberapa tahun lalu saat Amy dan Oliver mengalami kecelakaan. Seketika kenangan tentang kejadian itu kembali berputar dengan liar di kepalanya. Sosok di hadapannya sekarang adalah Thomas Harris, ayah Oliver.

Tom masuk ke ruangannya. Lelaki itu tampak rapi dengan setelannya dan didampingi oleh seorang lelaki lain. Awalnya Josh merasa keberatan dengan kehadiran dua orang itu. Ia sudah mendengar desas-desus dari rekan bisnisnya yang lain kalau ada sebuah perusahaan yang dikepalai oleh seorang pengusaha Italia bernama Alberto Ridolfi yang suka mengambil alih perusahaan-perusahaan yang hampir bangkrut dengan dalih melakukan kerja sama dan lelaki di hadapan Josh sekarang itu adalah salah satu orang kepercayaannya. Josh yakin kalau sekarang Tom datang untuk melakukan hal yang sama pada perusahaan miliknya yang sekarat.

"Silakan duduk, Tuan-tuan." Josh masih berusaha bersikap profesional di depan tamunya. Dan Tom membalasnya dengan senyuman hangat. Tidak pernah terbayang dalam kepala Josh kalau lelaki di hadapannya ini, yang mungkin akan mengambil alih perusahaannya nanti adalah ayah dari pemuda yang paling dicintai oleh putrinya. Namun paling dibenci oleh istrinya.

𝐎𝐋𝐈𝐕𝐄𝐑Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin