Bab 17 | Tetangga Baru

584 62 5
                                    

Sunoo tersungkur ke lantai karena Bian memukul nya menggunakan kayu.

"Akh..." Ringis sunoo.

Buakkhh

"HAHAHA... DASAR BAJINGAN!" teriak Bian setelah memukul tubuh Sunoo menggunakan kayu berukuran sedang, yang entah ia dapat dari mana.

"Hiks... Bunda..."

"Bunda? Bunda lo itu udah gak ada, makannya nonton TV lo!" Ucap Bian sambil sempoyongan karena alkohol yang ia minum.

Bian berjalan menuju sofa depan TV. Ia mengambil remote dan menyalakan TV nya. Di layar TV terlihat ada seseorang sedang membawa berita.

Berita terkini. Telah terjadi gempa bumi yang cukup parah di sebagian daerah negara Canada. Gempa bumi ini memakan banyak korban jiwa. Korban jiwa sebanyak 145.000 yang tidak selamat. Para TKW yang berangkat ke Canada pun ikut terkena dampak gempa bumi ini. Seluruh TKW berasal dari Indonesia tidak ada yang selamat.

Setelah mendengar berita itu hati Sunoo rasanya hancur. Apa Sunoo tidak salah dengar?

Bian langsung mematikan TV nya menggunakan remote lalu melempar remote itu ke sofa.

"Hiks... Hiks..." Hati Sunoo terasa lebih perih dari luka-luka yang diberikan ayahnya tadi. Bukankah dunia ini sudah sangat kejam kepada Sunoo?

Pertama, abang nya meninggalkan nya, sekarang bunda nya?

Sunoo sudah tidak tahan dengan kehidupan nya ini. Sangat.

Bian pergi meninggalkan Sunoo. Sebelum itu ia melempar kayu nya ke sembarang arah.

Sunoo memegang perutnya yang kelaperan karena dari pagi belum di kasih makan oleh ayah nya.

Tok tok tok

Suara seseorang mengetuk pintu rumah Sunoo. Sunoo mencoba mengambil tongkat nya tetapi tidak bisa.

"Permisi" ucap seseorang yang mengetuk pintu tadi.

"Akh..." Ringis Sunoo saat dirinya susah mengambil tongkat nya.

Orang yang mengetuk pintu itu; Lia, tetangga baru nya mendengar suara ringisan seseorang. Ia mengetuk pintu nya lagi sambil berteriak.

"Permisi, ada orang!?"

Sunoo bingung ia harus apa sekarang. Apa Sunoo harus meminta tolong kepada orang itu?

"Tolong!" Teriak Sunoo. Setelah mendengar teriakan itu, Lia langsung masuk ke dalam rumah Sunoo.

Lia melihat Sunoo yang sudah tersungkur di lantai. Lia menghampiri Sunoo. Ia membawa satu bingkisan untuk Sunoo karena sekarang dia dan Sunoo adalah tetangga. Bingkisan itu Lia taruh di meja depan TV. Dan ia menolong Sunoo.

"Kamu gak papa?" Lia yang melihat kondisi Sunoo yang lumayan parah, berinisiatif untuk membawa Sunoo ke rumah sakit.

"Mau ke rumah sakit?" Sunoo menggeleng, lalu tersenyum layaknya seseorang yang baik-baik saja.

"Tapi itu..."

"Gak papa" potong Sunoo.

"Boleh tolong ambilin tongkat Dede?" Tanya Sunoo.

'Tunggu, apa? D-dede?'. otak Lia berpikir. Bagaimana anak yang sudah remaja memanggil dirinya dengan sebutan 'Dede'?

"Kok bengong?" Tanya Sunoo. Lia hanya tersenyum canggung lalu ia mengambil kan tongkat Sunoo dan memberikan nya kepada Sunoo.

"Makasih" ucap Sunoo sambil tersenyum. Sunoo bangun perlahan dengan bantuan tongkat nya.

"Bisa?" Tanya Lia. Sunoo mengangguk.

"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Sunoo.

"Ini, aku tetangga baru kamu" Lia mengambil bingkisan yang tadi ia taruh di atas meja.

"Aku juga bawa bingkisan buat kamu" terus Lia. Lia menyodorkan bingkisan itu kepada Sunoo. Karena Sunoo susah untuk memegang bingkisan itu, Lia menaruh nya kembali di meja tadi.

"Makasih bingkisan nya" ucap Sunoo. Lia mengangguk, lalu ia tersenyum. Lia melihat sekeliling rumah Sunoo, rumah sangat sepi. Membuat Lia tambah heran.

"Keluarga kamu kemana?" Tanya Lia.

"Eum... A-ada, lagi pergi kerja" jawab Sunoo berbohong. Sebenarnya ayah nya tidak kerja, melainkan mabuk-mabukan.

"Ooh. Ibu kamu?" Tanya Lia lagi.

"Udah gak ada" jawab Sunoo. Lagi-lagi Sunoo tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa.

"Yaudah, aku pulang dulu ya" pamit Lia. Lalu di jawab anggukan kecil oleh Sunoo dan tidak lupa dengan senyuman nya.

Setelah Lia keluar dari rumah Sunoo, Sunoo menatap bingkisan itu.
























Bunda... Ada orang baik yang kasih dede bingkisan...





























To be continue...

[✓] Dede Sunoo! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang