꧁☬Semifinal☬꧂

Depuis le début
                                    

Sedangkan Bakugou yang melihat tingkah Todoroki pun ikut melakukan hal yang serupa, entah kenapa. Badannya seakan bergerak sendiri.

Kedua lelaki itu berlari menghampiri (name) bersamaan dengan beberapa guru dan para medis.

Namun sebelum mereka sempat menyentuh (name), tiba-tiba ada ledakan besar yang mendebum.

BAAAMMM!!

Ledakan besar bersuhu dingin menggelegar. Dan ledakan itu berasal dari tubuh (name) yang sudah lemas tak berdaya. Membuat tubuh Todoroki, Bakugou, hingga para guru dan tim medis yang berada di dekatnya terpental jauh menghantam dinding.

BRAKK

BUGHH

"Hiiiyyy!!!" Rintihan para penonton yang terkena dampak dari ledakan dingin itu pun memeluk tubuhnya sendiri akibat hawa dingin ini.

Kabut dingin yang mengepul menutupi sebagian besar stadion. Namun perlahan, tampak sosok seorang gadis yang tak lain adalah (name) tengah berdiri di tengah lapangan sana.

Semua mata tertuju pada (name). Walau mereka tidak bisa melihat dengan jelas karena kabut asap, tapi bisa dipastikan bahwa gadis di tengah kabut itu memang lah (name). Tapi....

"KENAPA RAMBUTNYA MERAH PUTIIHH??!!" pekik para murid kelas 1A bersamaan.

Ya, surai (name) yang awalnya berwarna (h/c) berubah menjadi separuh merah separuh putih, persis seperti milik Todoroki. Manik matanya yang berwarna (e/c) itupun juga berubah menjadi hitam dan hijau, sama seperti mata heterochromia milik Todoroki. Bahkan luka bakar akibat air panas juga tampak menghiasi mata kirinya.

"Di-dia seperti..." -Uraraka

"... Todoroki-san," lanjut Yaoyorozu.

Semua terkejut, dengan perubahan fisik (name) yang berubah secara tiba-tiba. Terlebih Todoroki dan Endeavour. Mata mereka berdua kini telah membulat sempurna.

"Apa yang... terjadi...?" gumam Todoroki pelan, tatapannya masih terpaku pada gadis itu.

"Warui na, Mina-chan." ucap (name) lirih, serta tatapan dingin yang menghujam Mina.

"Eh? Apa-" -Mina

CRAASSHH!!

"Gyaaa!!" -Mina

"Nani?!" -Endeavour

"Gila..." -Bakugou

[Present Mic: Astaga...]

***

Readers POV

Tubuhku terasa sangat sakit. Menggeliat di tanah, hanya itu yang bisa kulakukan sekarang. Ditambah dengan tangan yang mungkin sudah menampakkan dagingnya akibat asam milik Mina.

Kenapa? Kenapa tubuhku sakit? Apa yang terjadi pada tubuhku?

Tiba-tiba, ledakan terjadi. Ledakan itu memiliki suhu yang sangat dingin. Pandanganku kabur akibat kepulan asap. Namun tak lama setelahnya, rasa sakit yang sangat perih pada tubuhku menghilang seketika. Luka parah pada tanganku pun perlahan menutup dengan sendirinya dan sembuh.

"K-kok sembuh?" batinku.

Perasaan ku kini sungguh campur aduk. Antara senang dan panik. Senang karena rasa sakit yang menghilang, panik karena kejadian aneh yang terjadi.

Lalu tubuhku berdiri, tapi rasanya...

Bukan aku yang mengendalikan.

"Badanku, bergerak sendiri...?" batinku lagi.

kabut dingin ini perlahan menghilang. Dapat kulihat tatapan semua orang yang tertuju padaku.

"Warui na, Mina-chan," ucapku pelan. Tidak, ini bukan aku. Aku tidak mengerti kenapa mulutku berkata dengan sendirinya tanpa kehendak ku.

Tangan kanan ku terangkat, dan menghasikan es yang sangat besar. Menutupi hampir seluruh tubuh Mina yang membuat gadis pink itu terpekik tak bisa bergerak.

Angin sejuk yang muncul akibat dampak es itu menerpa tubuhku. Menerbangkan beberapa helai rambutku yang berayun-ayun di udara.

Kutatap nanar es besar itu. Rupanya seperti yang dilakukan Todoroki saat melawan Sero di babak penyisihan. Persis sekali. Bentuknya yang berujung runcing dan menutupi separuh stadion juga sama.

Gaya yang Mina tunjukkan saat badannya membeku juga sama seperti Sero tadi.

"Nande?" gumamku pelan. Saangat pelan. Tak paham dengan kejadian random ini. Tak mengerti dengan tingkah ku yang menyerang Mina tanpa rasa ingin.

Sejenak, pandanganku buram. Kepalaku terasa nyeri dan pusing. Hingga beberapa detik setelahnya, hanya kegelapan lah yang terlihat.

***

Author POV

"A-Ashido Mina tidak bisa bergerak. Yang maju ke babak selanjutnya adalah (Complete Name)!" putus Midnight kikuk. Tepat setelah badan (name) terjatuh dan terhempas pada tanah.

Todoroki segera berlari, menghampiri (name) yang sudah tidak sadarkan diri. Ia pun mengangkat tubuh (name), dan menggendong nya ala ala bridal-style.

Lalu Todoroki berlari, menuju ruang perawatan Recovery Girl. Berharap gadis yang ia bawa mendapat perawatan segera.

Tak peduli dengan para guru dan tim medis yang memintanya untuk kembali ke kursi penonton.

"Bertahanlah, (name)." -batin Todoroki

Tanpa Todoroki sadari, rambut (name) yang bersurai dwi warna itu perlahan berubah. Kembali ke warna rambutnya semula.

--Skip (name) pas udah sadar--

"Ughh..." lenguh (name) pelan.

"Oh, kau sudah sadar?" ucap seorang wanita yang (name) tebak itu adalah suara Recovery Girl.

"Di... mana?" tanya (name) yang kesadarannya masih belum terkumpul sempurna.

"Tenang lah, kau aman bersamaku." -Recovery Girl

(Name) bangun perlahan dari tidurnya. Mengedarkan pandangan sejenak, dan...

"Ruang kesehatan?" tebak (name) "Perasaan tadi aku masih di lapangan deh," ucap (name) heran.

"Ya, kau pingsan tadi. Apa kau sudah merasa baikan?" tanya Recovery Girl yang diangguki oleh (name).

Lalu nenek perawat itu memperhatikan penampilan (name). "Astaga, lihatlah. Kau sangat kacau. Pergilah ke toilet dan rapikan dirimu. Lalu tonton lah pacarmu yang tengah bertanding itu," sambungnya.

"Ha? Pacar?" beo (name) dengan alis yang terangkat sebelah.

"Iya, anak Endeavour itu pacarmu kan?" tanya Recovery Girl memastikan.

"He? Bukan, dia bukan pacarku," jawab (name) cepat.

"Hmm aneh. Tapi tadi saat dia membawa mu kesini, dia langsung mendobrak pintu dan berkata 'cepat selamatkan (name) ku!' begitu..." jelas Recovery Girl.

"Benarkah Todoroki berkata begitu? Sensei tidak salah dengar? Mungkin saja dia berkata 'cepat selamatkan temanku!' atau semacamnya bukan?" -(name)

"Yaa mungkin saja. Tapi, ah sudahlah. Tanyakan saja langsung padanya," -Recovery Girl

Vote nya ya kawaan, makasii~

Chap ini berantakan banget, asli!

Gomen...ಥ‿ಥ

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant