Dari arah lorong suho berlari dari igd begitu mendengar bahwa operasi mark telah selesai. Suasana penuh isak tangis pun tak tertahankan. Suho langsung menarik jeno ke dalam pelukannya. Jeno adalah orang yang paling dekat dengannya, selain karena pekerjaan.


"Jangan ditahan, jeno sudah melakukan hal hebat" pecah. Tangis jeno terdengar di pelukan suho. Mark adalah separuh hidupnya. Mark adalah orang yang paling dekat dengannya. Dimana dia berada pasti ada mark mendampingi. Disaat dulu berebut jeli, mark yang selalu membagi jelinya dan membagi berdua. Mark lebih dari segalanya bagi jeno. Jeno menangis begitu kencang, badannya bergetar di pelukan seniornya. Suho berkata dalam hati bahwa Jeno benar benar melakukan pertolongan yang hebat, jika Jeno tidak menolong Mark saat itu juga, besar kemungkinan Mark akan meninggal di tempat.




Yeji menundukan kepalanya begitu melihat suaminya menangis begitu kencang di pelukan Suho. Ini kali pertama yeji melihat suaminya menangis begitu deras.



"Mbak, kenan masih kecil. Dia bahkan belum satu tahun tapi ayahnya bakal ninggalin dia. Bilang sama mina mark bakal terus ada kan? Dia bakal jadi ayah yang baik buat kenan kan?" Irene mengusap usap istri dari mark yang merapal kalimat yang menyayat hati irene.


"Je" jaehyun yang masih memeluk sungchan di kursi dengan badan bergetar kemudian menoleh. Yuta datang dengan seragam formalnya. Johnny tidak ikut datang, dia mengambil alih perusahaan milik Mark untuk sementara waktu, mengamankan ruangan Mark dari orang orang dan wartawan yang nekat untuk menerobos masuk.  Yuta beranjak memeluk jaehyun yang kini tumbuh lebih besar dari dirinya.


"Abang disini" ujar yuta sambil menepuk nepuk kepala pria dewasa yang selalu ia anggap adik.


"Mark, bang" ujar jaehyun pelan. Yuta mengangguk pelan.


"Mark adik jeje yang kuat kan? Percaya sama abang, mark bakal kembali. Mark bisa survive semuanya dengan baik. Mark akan berjuang. Kita bantu dari sini. Kita bantu doa biar mark bisa kembali" ujar yuta pelan.  Jaehyun mengangguk. Mark adiknya yang paling kuat. Dia bisa tinggal di Kanada sendiri saat kecil. Dia bisa punya perusahaan terkemuka saat dia masuk kuliah. Dia bisa. Jaehyun percaya. Mark bakal kembali sadar. Mark akan kembali ke dalam pelukannya.




"Mina, minaa" mina terjatuh, tidak sadarkan diri karena belum bisa menerima kenyataan yang ada.  Dengan sigap salah satu polisi yang merupakan teman soobin menggendong Mina, membawa ke ruangan.


"Biar rose yang jagain mina. Mbak Irene istirahat dulu. Kasian kayanya kecapean. Yeji disini aja. Jangan kemana mana. Nanti kalau butuh apa apa, yeji telepon mbak" ujar rose kemudian mengikuti kemana polisi membawa mina yang masih shock. Irene mengangguk kemudian bangkit berjalan ke arah jeno. Beberapa perawat yang lalu lalang di situ cukup terkejut karena melihat dokter yang sangat jarang berbicara itu menangis di pelukan salah satu dokter senior.


"Hasil CT scan nya nanti kamu bisa lihat sendiri, jen. Biar kamu puas" ujarnya sambil meremas bahu tegap milik jeno. Jeno mengangguk kemudian menghapus air matanya begitu melihat perawat mendekati Suho sambil membawa hasil lab dari supir pribadi mark.

"Ini dok, yang dokter minta. Saya mendapatkan dari dokter yunseong" ujar perawat itu kepada Suho. Suho hanya tersenyum.

"Terima kasih" ujarnya sebelum membuka hasil otopsi dari supir pribadi Mark. Ia mengerutkan keningnya melihat keganjilan yang berada di tangannya.

"Jen, coba liat ini deh. Kamu kayanya lebih paham" Jeno menghapus air mata yang sedari tadi turun. Ia membaca hasil yang ada pada Suho.

Jeno membaca hasil tersebut pelan pelan sebelum meremas bagian ujungnya.


"Mas, ada apa?" Yeji bertanya pelan. Mendengar suara yeji, mereka semua menatap jeno yang tengah meremas hasil lab tersebut. Belum sempat mereka bertanya, ranjang mark ditarik keluar. Mark tampak menutup mata nya dengan selang pada mulut dan hidung serta kepala yang tertutup perban. Kondisinya cukup parah. Bibirnya nampak berdarah. Wajahnya membiru karena terbentur dengan pinggiran mobil.  Sungchan bahkan enggan menatap kondisi Abang nya yang jauh kata baik. Jeno kemudian menarik napas begitu ranjang mark sudah berbelok di ruang intensif.





"Soobin, blokir semua kawasan agensi. Terutama ruangan bang mark. Kita lakukan penggeledahan" mereka semua menoleh ke arah Jeno yang berbicara dengan nada yang terlampau dingin.


"Jen? Lo mau turun? Lo yakin?" Jeno mengangguk, memberi laporan yang  ada padanya kepada soobin.



"Gue sendiri yang bakal turun tangan buat cari bukti yang selama ini gue cari. Gue harus tau siapa yang ngebuat abang gue begini" mendengar nada tak terbantahkan dari jeno, soobin hanya bisa mengangguk.


Jeno dan soobin kemudian melangkah menjauh tanpa menoleh ke belakang. Yeji yang sedari tadi menatap suaminya itu mengusap air mata nya. Ia hanya bisa berdoa semoga suaminya akan baik baik saja. Semoga.

=======================================

Terima kasih telah membaca, jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ❤️

ROYALS Donde viven las historias. Descúbrelo ahora