꧁☬Istirahat☬꧂

Mulai dari awal
                                    

"Hehe, jumlah poinnya ..."

[Present Mic: Peringkat ketiga, di tempati oleh TIM (NAME)!!]

"... 1.130 poin!" -(name)

"Y-YATTAAA!!" -Uraraka, Midoriya, Dark shadow bersamaan.

"K-kita menang lagii! Hiks..." -Midoriya

"Huwaaa yokattaaa!!" -Uraraka

"Ini semua berkat rencana (name)-san," -Tokoyami

(Name) hanya tersenyum kikuk mendengar pernyataan Tokoyami. "Padahal cuma rencana ngawur gitu doang. Tapi kenapa mereka kek seneng banget yak?"

[Present Mic: Dan tempat terakhir, diraih oleh TIM SHINSOU!! Eh, sejak kapan tim ini menyusul?!]

"Terimakasih atas kerja keras kalian," ucap Shinsou dengan senyum yang mengembang. Sedangkan anggota nya hanya bisa celingukan. Bingung kenapa tiba-tiba bisa menang padahal mereka merasa tidak melakukan apa-apa.

[Present Mic: Selanjutnya, kita akan beristirahat 1 jam. Setelah itu, pertandingan sore dimulai. Sampai jumpa lagi!]

***

Readers POV

"(Name)-chan, apa kau mau ikut pergi ke cafetaria bersama teman yang lain?" ajak Uraraka.

"Ah, iya aku ikut. Tapi kau pergi saja dulu. Aku mau ke kamar mandi, nanti aku akan menyusul," ucapku yang di angguki oleh Uraraka.

Aku pun berlari kecil menuju toilet. Sudah lumayan lama aku menahan rasa kebelet ini sejak pertarungan kavaleri tadi.

Oh, toilet nya lumayan ramai. Pada kebelet semua ya?

Dengan rasa sabar, aku pun mengantri sembari menggaruk betis. Karena katanya, cara ini ampuh untuk menahan kebelet bagi para wanita.

--Skip setelah dari toilet--

Aku berjalan menuju cafetaria untuk menyusul Uraraka dan yang lainnya. Namun rupanya koridor umum menuju cafetaria penuh dengan pengunjung yang ingin makan.

Akhirnya aku memutuskan untuk lewat koridor lain. Jalan muter dikit gapapa lah ya, yang penting sepanjang perjalanan tuh tenang, aman, tentram dan damai.

Aku pergi menuju koridor sepi yang merupakan jalan lain menuju cafetaria ini. Disini sangat sepi. Bahkan suara langkah kaki ku sendiri saja terdengar jelas.

Untuk menemaniku di kesunyian ini, aku pun mengeluarkan hp ku dari dalam saku dan memainkannya. Hingga tak lama, aku mendengar adanya suara sayup yang membuat ku menghentikan aktifitas sejenak.

"Kek ada suara..." gumamku.

Aku memperlambat langkah, menoleh kesana-kemari, mencari asal suara itu. Lalu setelah beberapa langkah kulalui, suara itu semakin jelas.

"Apa mau mu?" tanya seorang lelaki dengan nada menyeramkan.

"Aku hanya ingin menyapa teman lama, apa salahnya?" jawab lelaki yang lain. Hmm suaranya terdengar tak asing.

Di depanku, ada sebuah tembok besar seperti pilar yang memisahkan ku dengan dua orang lelaki disana. Jadi, aku pun memberanikan diri untuk mengintip sedikit dari balik tembok ini untuk melihat pelakunya.

"Kira-kira siapa ya-eh?" Kelakuan mengintip ku tertahan, ketika melihat dua lelaki dewasa yang SANGAT familiar berada TEPAT di hadapanku saat ini!!

"E-ENDEAVOUR DAN ALL MIGHT?!" seru ku tak percaya. Dalam hati tentunya...

Aku reflek menutup mulut. Ini merupakan hal yang langka! Pro hero nomor satu dan dua yang kabarnya tidak akrab ini tengah berbincang di koridor Yuuei! Kalau media tau, apakah wartawan akan memberitakan nya?

"A-aku akan mengabadikan momen ini!" batinku sembari membuka program kamera pada hp.

Aku mencuatkan sedikit bagian hp dari tembok agar dapat menangkap sosok dua pro hero itu.

CKREK!!

"ASTAGAAA!!!" -Batin (name) terkedjoet

Bego banget, bisa-bisanya suara cekrek nya kedengeran jelas. Mana keras lagi! Ditambah ada cahaya flash nya! MAU LARI AJA RASANYAA!!

"Siapa itu?" tanya Endeavour yang tentu mengetahui keberadaan ku. Sial, suara tegasnya membuat ku tak berani bergeming.

All Might pun berjalan dan mencari sosok ku dari balik tembok, dan mendapati aku yang tengah berdiri gemetar dengan hp yang tergenggam erat.

"G-GOMENNASAAIII!!" ucapku lantang sembari membungkukkan badan berkali-kali.

"Siapa?" tanya Endeavour.

"Ah, hanya salah satu murid ku. Bukan masalah..." jawab All Might santai.

Endeavour pun ikut muncul dari balik tembok dan menatapku tajam.

"Oh, kau..." Endeavour menggantungkan ucapan nya. "... yang tadi bersama Shoto ya?" lanjutnya.

"Ha? H-ha'i!" jawabku kaku.

"Namamu?" -Endeavour

"(Complete Name) desu," jawabku berusaha sopan.

"(Name), ya ... Arigatou," ucap Endeavour pelan, namun masih dapat terdengar.

"He? Untuk ... apa?" tanyaku bingung.

"Kau membuat Shoto mengeluarkan api nya tadi. Walau sedikit, itu sudah menjadi kemajuan. Itu semua karena mu, Arigatou," ucapnya lagi.

"Ah, begitukah? Aku tidak menyadarinya..." Aku mengerlingkan pandangan. Mengingat-ingat kejadian itu. Memangnya kapan Todoroki make api nya?

"Emm sepertinya kalian butuh waktu berdua untuk membicarakan hal ini. Kalau begitu, aku pergi dulu. Permisi." -All Might

Lalu All Might pun melangkahkan kakinya menjauhi kami. Setelah itu, Endeavour kembali berbicara padaku.

"Maukah kau membantu ku?" pintanya.

"Jika aku bisa, aku akan membantu mu, Endeavour-sama. Apa yang kau butuhkan?" tanyaku. Tak lupa dengan senyum yang selalu tersungging agar tidak terkesan jutek.

"Bisakah kau membuat Shoto kembali menggunakan api nya?"

"Eh?" -(name)

"Dia perlu menggunakan api itu untuk menjadi yang terbaik. Jika ia hanya terus menggunakan es, itu tidak akan cukup. Ia tidak akan bisa melampaui All Might jika tidak ingin berkembang dan menggunakan sisi kirinya. (Name)-san, bisakah?" ungkap nya panjang lebar, dengan permintaan di akhirnya.

Aku terdiam. Mencerna setiap kalimat Endeavour yang terkesan cepat ia ucapkan. Secara otak saia tuh rada lemot gitu kan loding nya. Jadi ya harus dimengerti dulu baru bisa paham.

"Ya, mungkin aku bisa mencobanya. Hanya saja, aku tidak bisa janji padamu Endearvour-sama," ucapku pelan. Endeavou hanya mengangguk, lalu berjalan menjauhi ku, menganggap pembicaraan ini sudah berakhir.

"Endeavour-sama," panggilku. Membuat Endeavour menghentikan langkahnya, dan menoleh menatapku.

"Dia punya caranya sendiri untuk menjadi yang terbaik. Dia tau apa yang sesuai bagi tubuhnya sendiri. Jangan samakan dan paksa dia agar bisa menyamai All Might. Shoto hanya butuh proses. Jadi, tolong jangan hantui dia dengan obsesi anda pada keunggulan. Itu hanya akan membuat Shoto semakin benci padamu, Endeavour-sama."

Endeavour mengernyitkan dahinya ketika mendengar pernyataan random ku yang terkesan tiba-tiba. Gila, sekarang saia gemeteran ini woe! Tapi saia pengen ngomong kek gini sama Endeavour dari dulu!

"Hanya itu saja sih, saya hanya ingin menyatakan opini. Kalau begitu, saya izin undur diri terlebih dahulu. Permisi, Endeavour-sama. Semoga kita bertemu lagi..." Lalu aku segera berlari menjauhi Endeavour menuju cafetaria.

"Hahh... Lega rasanya..."

Vote nya ya kawaan, makasii~

Asekk ketemu camer (~‾▿‾)~

Quirkless (Todoroki Shoto X Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang