#9. Octa

642 79 3
                                    

Setelah lima hari menetap di Jakarta aku kembali terbang menuju Yogyakarta, karena masih ada tanggung jawab yang harus aku selesaikan, menyelesaikan thesis dan selanjutnya mencari tujuan hidup baru, yang pasti selain sebuah pernikahan.

"Hai Octa" Aku melambaikan tangan kepada seorang pria yang sudah menungguku di pintu keluar bandara.

"Aku merindukanmu Luci" Pria yang tidak terlalu tinggi dan sedikit berisi ini memghampiriku dan mulai mengacak-ngacak rambutku.

"Hei, kenapa semua orang senang mengacak rambutku" Aku yang kesal memberikan tas ransel dan koperku kepadanya dan merapikan rambutku.

"Karena saat itu kau mengemaskan Luci" Pria itu hanya tertawa dan mengangkat kedua tasku.

Namanya Octa, dia adalah salah satu teman mesraku selama di Yogya, kami kuliah dikampus yang sama hanya saja dia sedang menempuh pendidikan sarjana, ya betul sekali pria ini jauh lebih muda dariku.

"Bagaimana perjalananmu disana, apa penyenangkan ?" Kami berdua berjalan beriringan menuju mobilnya.

"Seru, aku bahkan ingin kembali kesana" Jawabku riang sambil terus meperbaiki kondisi rambutku.

"Apa kau bertemu pria tampan disana ?" Octa melihatku sambil memasukan tas dan koperku kebagasi mobil.

"Bagaimana kau bisa tau ?" Aku yang terkejut mendekat kepadanya dan membulatkan kedua mataku.

"Itu sudah jelas, ada selama dua hari kau tidak posting apapun di IG storymu, aku yakin 100% kau sedang bersama seorang pria" Octa mendorongku masuk kemobilnya.

Octa memanglah teman mesraku, tapi aku tak perlu menutupi sifat asliku didepanya dan dia juga tidak pernah mempersalahkan status dan juga tingkah lakuku.

"Apa kau cemburu ?" Aku yang sudah duduk didalam mobil langsung bertanya sinis kepada Octa.

"Buat apa ? aku bahkan tidak bisa cemburu pada pacar sempurnamu itu" Octa menjawab ketus dan mulai melaju mobilnya keluar dari bandara.

Yeah begitulah status teman mesra, aku dan Octa sering menghabiskan waktu bersama selayaknya pacaran, tapi masing-masing dari kami tidak diperbolehkan cemburu ataupun saling mengekang, yang jelas aku tidak pernah berhubungan dengan pria yang memiliki pacar.

***

Sudah 3 bulan berlalu sejak kepulanganku dari Korea, aku benar-benar hanya mengerjakan thesisku bersama dengan Alexa, saat siang hari kami akan pergi ke starbuck bersama, lebih tepatnya saat sedang ada promo tubler atau buy 1 get 1, sedangkan saat malam aku bergadang untuk melanjutkan thesisku.

Hari sudah menunjukan pukul 11 malam, aku yang sedari tadi hanya duduk didepan laptop sudah mulai pegal dan mumet, bahkan Yoon yang selalu menjadi teman mengobrolku mengatakan sedang sibuk dengan pekerjaanya.

"Dimana kau ?" Aku menelfon Octa saat melihat statusnya sedang berada disebuah kopi cafe.

"Nongkrong, biasa lah. ada apa kau menelfon ?"

"Jemput aku, kepalaku sudah hampir pecah"

"10 menit lagi aku sampai disana" Octa langsung menutup telfonya dan aku tersenyum bahagia.

Aku langsung bersiap, menganti baju dan merapikan rambutku, aku dan Octa pergi kesebuah cafe yang disana selalu menampilkan live music atau live jd, ingat itu cafe bukan sebuah club.

Bagi mahasiswa Yogya hiburan malam seperti itu sudah tidak asing, banyak sekali cafe yang buka 24 jam dan menyediakan live perfomen, aku sering mampir bersama Octa saat kepalaku mulai tak karuan, hanya meminum lemon tea aku ikut bernyanyi dan berdansa disana.

Jangan salah paham, aku benar hanya memesan lemon tea atau cola, tak pernah sekalipun aku mencoba minum alkohol, itu karena keluargaku cukup ketat dan abangku itu juga sangat posessis walau sebenarnya dia bukan anak baik, jadi anggap saja menolak alkohol sudah menjadi kebiasaan.

Aku mengambil foto selfi bersama Octa yang sedang bernyanyi diatas panggung dan mengirimkanya kepada Yoon, aku tidak mungkin mengirimkan ini kepada Geno karena bisa membuatnya murka, tapi tiba-tiba sebuah telvon video masuk.

"Hei Luci, kau sedang di club ?" aku melihat wajah Yoon layar ponselku.

"Bukan, aku berada dicafe, temanku sedang bernyanyi diatas panggung" Aku mengarahkan kamera ponselku ke arah Octa.

"Disana sudah pukul 3 pagi" Yoon memperlihatkan ponsel satu laginya yang menunjukan waktu di Indonesia.

"Aku akan pulang setelah temanku selesai bernyanyi"

Begitulah kira-kira percakapanku dengan Yoon yang jauh di ujung sana, dari layar ponsel aku bisa melihat pria itu sedang berada dikantornya, atau bisa disebut studio, dia pernah menunjukan sebagian tapi sepertinya ada hal yang tetap ditutupinya dariku.

Sesuai janjiku pada Yoon setelah satu lagu yang sedang dinyanyikan Octa saat itu, aku pulang kembali ke kostan dan langsung tertidur pulas karena kelelahan.

Prov : Yoongi (Di Korea)

Aku sedang sibuk bersama RM distudioku untuk merevisi beberapa lagu, tepat saat  RM pergi sebentar untuk mengisi ulang kopi di pantry sebuah pesan masuk dalam ponselku.

Dia adalah gadis manis yang selama ini menemaniku melalu ponsel ini, saat membukanya tampak sebuah foto dimana dia sedang berada disebuah club, aku langsung menekan tombol VC sambil mengecek waktu disana dengan ponselku yang lain.

Betapa leganya aku setelah memastikan keberadaanya dan memastikan dia tidak minum alkohol, setekah menutup telfon aku terus memandang foto selfi yang terakhir dia kirimkan padaku, bahkan aku tidak menyadari RM telah kembali ke studio.

"Hyung, siapa gadis manis itu ?" RM ternyata sudah mengintip dibelakangku, membuat aku spontan langsung membalikan layar ponsel.

"Bukan siapa-siapa" aku langsung meletakan ponselku diatas meja dan mulai pura-pura sibuk menatap layar komputer.

"Apa gadis itu yang selalu kau hubungi hyung ?" RM tertawa kecil, dia sibuk menuangkan kopi mengisi gelas kosong yang berada dimejaku, dan kembali duduk disofa.

"Apa maksudmu Joon ?" Aku menbalikan kursi dan menatap RM yang sudah kembali memegang kertas lirik.

"Semua orang tau kau selalu sibuk dengan ponselmu sambil tersenyum, bahkan ARMY juga menyadari hal itu hyung" RM menatapku dengan serius saat mengatakanya.

"Apa terlalu kentara Joon ?" Aku mulai menatap RM cemas karena sepertinya ini bisa menjadi masalah serius.

"Kurangi saja bila sedang berada didepan kamera hyung," RM tersenyum geli melihat aku yang cukup gelisah, tapi dia juga memperingatkanku dengan tegas.

Memang sejak tahun ini aku mencoba kembali menjadi diriku sendiri, dan mengurangi melakukan hal konyol saat berada didepan kamera, sudah cukup lelah untuk selalu berakting menjadi pria lucu, imut dan mengemaskan.

Memang image yang disarankan oleh Bang PD sukses membuat diriku menjadi salah satu member BTS yang banyak disukai penggemar, para fans sering menyebutku kucing yang selalu mengemaskan dari setiap apa yang aku lakukan.

"Joon apa jadwal tour kita sudah keluar ?" Aku yang sekejap hanyut dalam pikiran mulai kembali bekerja.

"Belum hyung, apa ada negara tertentu yang ingin kau hyung kunjungi ?" RM tampak heran dengan pertanyaanku yang tiba-tiba.

"Ada" Aku menjawab pelan pertanyaan RM dengan tetap fokus memulai kembali pekerjaanku.

RM tampak mengerti kalau aku tidak ingin membahasnya, dia hanya mendengar jawabanku dan kembali dengan pekerjaanya, dan kami menghabiskan waktu hingga pagi.

Nugu-seyo ? || Suga BTSWhere stories live. Discover now