#42. Resmi

615 62 0
                                    

Aku bersandar dibalik pintu kamar setelah susah payah menahan seluruh perasaanku, kini saat berada didekat pria pucat itu jantungku tidak akan bisa berdetak dengan normal, bahkan saat aku ingin marah sekalipun.

Mulai mendekatkan kupingku kepintu, berharap mendengar suara pintu depan apartemen yang bisa menjadi tanda bahwa Yoongi Oppa sudah pergi, tapi sudah beberapa menit aku menunggu tidak ada suara apapun yang dapat aku dengar.

Sedikit cemas beserta penasaran aku mencoba mengintip dengan membuka pintu kamarku pelan-pelan. Awalnya tidak ada siapapun, tapi tiba-tiba Yoogi Oppa muncul dan membuka paksa pintu kamarku dan masuk.

"Oppa, apa yang kau lakukan ?" Aku yang sudah tersudut di belakang pintu melihat cemas kepada pria pucat yang bermuka dingin dihadapanku ini.

Tak ada jawaban apapun, Yoogi Oppa hanya menatapku diam tanpa ekspresi, sambil terus mendekat membuatku tidak bisa lari kemanapun lagi dari cengkramanya.

Jantungku yang lemah ini semakin menjadi-jadi saat Yoogi Oppa terus menatapku, aku bahkan sudah tak berani menatapnya dan mulai menghadap kebawah untuk mengalihkan pandanganku.

"Katakan dengan jelas, apa yang membuatmu marah Luci ?" Dengan suaranya yang berat dan serak, Yoogi Oppa mulai bertanya kepadaku.

"Apa maksudmu Oppa, menyingkirlah !!" aku berusaha mendorong tubuhnya menjauh, tapi tenagaku kalah kuat darinya.

"Jangan bohong, katakan apa yang sebenarnya terjadi" Yoogi Oppa mulai mendekatkan wajahnya, aku yang takut akan diserang langsung menunduk dan menutup wajahku dengan kedua tangan.

Aku bisa merasakan Yoogi Oppa mulai menarik pinggangku dan membuat jarak antara tubuh kami hilang, masih dengan menutup kedua tangan aku bisa merasakan nafasnya disekitar telingaku

"Katakan atau aku akan melakukan apa yang aku inginkan Luciana" Seketika tubuhku merinding mendengar suara pelan nan lembut itu tepat didepan telingaku.

"BAIKLAH AKAN AKU KATAKAN, MENJAUHLAH OPPA !!" Berusaha berteriak sekeras mungkin, hingga akhirnya Yoogi Oppa melepaskanku dan mulai menjauh.

Aku dapat melihat dari sela-sela jariku Yoogi Oppa tersenyum seringai melihatku yang telah sukses dia taklukan, aku memintanya keluar dari kamar dan mulai bercerita saat kami sudah duduk diruang tamu.

"Hanya karena itu ?" Yoogi melongo polos seperti seorang anak kecil yang kebingung.

"Tapi bukankah kata-kata manager itu benar, jadi aku mencoba melakukan sesuai perkataanya" Sambil memeluk bantal sofa aku memalingkan wajahku dari Yoogi Oppa.

Lagi-lagi Yoogi Oppa terdiam, kenapa pria ini selalu membuatku gugup walau hanya terdiam sambil terus menatapku ?, aku bahkan mulai memeluk bantal sofa dengan erat dan meremasnya.

"Luci" setelah lama terdiam dia mulai memangilku pelan, membuatku spontan menatapnya, "Haruskah kita mulai berpacaran ?" dan setelah itu kata-katanya membuatku membulatkan kedua bola mataku.

"Apa ? apa kau serius Oppa ?" Aku yang masih tidak percaya mencoba meyakinkan diriku sendiri dan bertanya, tapi bukan jawaban yang aku dapatkan Yoogi Oppa duduk mendekatiku sambil tersenyum.

"Hari ini kita resmi berpacaran Luciana" Dengan senyumanya saja sudah membuat jantungku berdetak sangat tidak normal, ditambah kata-kata yang selama ini aku tunggu akhirnya terucap, dan sekejap hatiku meleleh.

Tanpa memberiku aba-aba atau bahkan waktu untuk menjawab setiap kata-kata kejutan yang di ucapkan pria pucat dihadapanku, tangan besarnya sudah mendapatkan tengkuk leherku dan mulai mengecup ringan bibirku yang sedikit terbuka karena masih merasa semua ini mimpi.

"Oppa. kau..." Tidak memberikanku waktu untuk berbicara Yoogi Oppa mulai mengecup lembut bibirku, melumatnya hingga lidahnyapun tak kalah ingin ikut menikmati setiap inci seluk bibirku.

Mengambil bantal yang awalnya aku peluk, Yoogi Oppa mulai mengangkat tubuhku diatas pangkuanya tanpa berhenti menciumku, kini akupun sudah hanyut kedalam cumbuan pria ini, panas dan lembut hingga aku mulai kehabisan nafas.

Menghentikan aktifitas bibir itu aku dan juga Oppa yang mulai kehabisan nafas saling menatap hingga kornea kami bertemu, Yoogi Oppa tampak tersenyum sangat bahagia, apa lagi aku yang sekarang sedang berada diatas pangkuanya.

Membelai kepalaku dengan kedua tanganya, Yoogi Oppa mulai mendekatkan dahiku dan dahinya sambil tesenyum seringai.

"Sekarang kau milikku, tak ada seorangpun yang akan berani menganggumu Luciana"

Merinding tapi juga senang, karena sekarang status kami sudah menjadi sangat jelas, setidaknya mulai sekarang aku bisa bersikap selayaknya seorang pacar.

Prov : Yoongi

Kembali kedrom, akan sangat berbahaya kalau aku tinggal lebih lama diapartemen Luci, sambil tersenyum bahagia aku ikut bergabung dengan para member yang sedang bersantai di ruang tv.

"Dari mana Hyung ?" JK melirikku sambil memakan cemilanya, aku ikut duduk disebelahnya dan ikut memakan cemilan.

"Lihatlah, Suga Hyung senyum-senyum sendiri" Aku dapat mendengar Jimin mulai berjulid bersama Jhope.

"Sepertinya ada hal baik yang baru terjadi" Jhope yang menanggapin Jimin mulai ikut berjulid.

"Yoong-a kau sudah pulang ?, bagaimana keadaan Nona Luci ?" Jin Hyung muncul bersama RM dari langai atas dan berteriak kepadaku.

Seketika hampir semua member kecuali V melihat kearahku dengan raut muka penasaran "Dia baik-baik saja Hyung", aku menjawab malas tapi tidak bisa berhenti tersenyum saat mengingat wajah gadis itu.

"Syukurlah, aku  kawatir karena dia tiba-tiba pergi sebelum kita semua pulang" Jin Hyung dan RM ikut bergabung duduk bersama di sofa depan tv.

"Hyung, apa kau punya hubungan dengan Luci ?" Aku yang sedikit penasaran mulai bertanya pelan kepada Jin Hyung.

"Hubungan ? harusnya aku yang bertanya padamu Yoongi, apa kau pacaran dengan Nona Luci ?"  Jin Hyung terlihat kaget, dan membalikan pertanyaanya kepadaku.

"Iyah, kami berpacaran" Dengan spontan aku menjawab pertanyaan Jin Hyung yang terkesan bercanda, tapi sukses membuat semua member kaget.

"Serius Hyung ? kemaren Noona itu bilang kalian tak ada hubungan apapun" Jimin yang kaget langsung mendekatiku dan meminta penjelasan.

"Apa Hyung sudah mengenal Noona itu sebelum syuting produk iklan itu ?" JK yang juga penasaran ikut mengalihkan matanya dari Tv ke arahku.

"Hyung ayo ceritakan, kami semua penasaran" Jhope yang ikut penasaran tidak bisa menahan untuk bertanya.

Akhirnya dengan terpaksa aku menceritakan sedikit tentang pertemuanku dengan Luci, dan bagaimana kami bisa saling berteman selama 2 tahun terakhir, setelah itupun aku meminta penjelasan Jin Hyung tentang malam saat dia mengantar Luci pulang ke apartemen.

"Aku tidak percaya, ternyata ada orang diluar sana yang tidak mengenal kita" Jin Hyung malah gagal fokus setelah mendengar ceritaku.

"Aku fikir Noona itu salah satu ARMY, dia terlihat senang saat pertama kali bertemu dengan kita"  JK  dan Jimin mulai saling memgungkapkan pendapat mereka masing-masing.

Setelah bercerita para member mulai saling mengobrol dan membahas tentang fakta Luci yang sama sekali tidak mengenal BTS sebelum ini, bukannya membahas perihal hubungan kami.

"Kau terlihat bahagia Yoongi" Jin Hyung yang kini sudah berganti duduk disampingku berbisik pelan ditengah keramaian obrolan.

Nugu-seyo ? || Suga BTSWhere stories live. Discover now