#28. Adik

616 62 0
                                    

"Noona... noona... noona"

"Dia sudah seperti itu sejak stengah jam yang lalu"

"Sejak kapan kalian berkumpul di depan mejaku" Aku yang kaget melihat Yojin dan Sora sedang berdiri didepan mejaku.

"Noona aku sudah memanggilmu berkali-kali" Yojin menyilangkan kedua tanganya dan memasang wajah cemberut.

"Betul yang dikatakan adik kecilmu ini, apa kau masih mabuk atau kau demam ?" Sora mulai memeriksa keningku yang sama sekali tidak hangat.

"Hai, jangan pelakukan aku seperti anak kecil" Yojin marah membentak Sora dengan wajah kesalnya, karena tidak terima dipanggil adik kecil.

"Hei, tenanglah kalian, jangan bertengkar terus" Aku sibuk melerai mereka dan tiba-tiba teringat sesuatu "Sora, apa kau yang mengantarku naik taxi semalam ?" aku menyela Sora yang hendak mengomeli Yojin

"Iyah, ada apa memangnya ?" Sora mulai mengkerutkan kening karena merasa ada yang tidak beres.

"Siapa yang memberitau supir taxi alamatku ?"

"Jelas kau mengatakanya sendiri setelah aku menyuruhmu Luci, aku tidak menyangka kau tinggal dikawasan elit" Sora hanya mejawab biasa pertanyaanku itu.

"Aaa... itu bukan tempat tinggalku" aku mengaruk leherku yang tidak gatal setelah mendengar pernyataan Sora.

"Tunggu, berarti semalam kau tidak pulang ke apartemenmu Noona ?, terus siapa pria yang menjawab telvonku itu ?"  Yojin terlihat kaget dan mulai menatapku penasaran.

"Teman" aku menjawab malas sambil membereskan tasku, tapi kedua orang didepanku masih terus menatapku tajam "pria itu hanya temanku"

***
2 Bulan setelahnya

Walau udara masih terasa dingin, tapi sepertinya musim semi perlahan datang meperlihatkan wujudnya, selain merayakan ulang tahun Yoon bulan lalu tidak ada hal yang menurutku istimewa yang terjadi dalam keseharianku selama 2 bulan terakhir.

"Selamat pagi Noona" Yojin tiba-tiba muncul dibelakangku saat aku akan memesan sebuah kopi.

"Kenapa kau selalu muncul disaat yang tepat ?" Aku yang masih sedikit mengantuk memandang sinis Yojin yang berdiri disebelahku.

"vanilla late extra sugar dan kopi susu gula merah doubleshoot" Yojin mengabaikan perkataanku dan langsung memesan minuman.

"Hei kau pura-pura tak mendengarku" Aku memukul lengan Yojin karena kesal diabaikan.

"Masih pagi Noona, kau sudah ingin menganiayaku" Yojin pura-pura meringis kesakitan, sambil memberikan kartunya kepada kasir.

"Kalau begitu berhentilah mengikuti dan membelikanku kopi setiap pagi" Aku mendongak kesal melihat Yojin bersikap acuh dengan kemarahanku.

Bulan lalu, tepatnya sekitar 10 hari lalu tiba-tiba saja Yojin menyatakan perasaanya kepadaku saat kami sedang makan siang bersama, dia mengatakan ingin menjadi pacarku dan berjanji akan menjagaku.

Aku mengatakan kebenaran padanya, perihal diriku yang sudah memiliki pacar di Indonesia, tapi Yojin bersikap seolah tidak mau tau, dia tetap meyakini bahwa itu hanya caraku untuk menolaknya, karena melihat social mediaku yang bersih dari hubungan asmara.

"Ini kopimu Noona, aku harap kau menimati hari yang menyenangkan" Yojin tersenyum ceria sambil memberikanku kopi yang telah dipesanya.

"Yojin, kau harus berhenti bersikap begini, orang-orang bisa menganggap aku memanfaatkanmu" Aku mengikuti langkah Yojin menuju lift.

Nugu-seyo ? || Suga BTSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن