Drippin' | Markwoo + Jaewoo

✨ Seventeen ✨

“Kau pikir, aku mencintaimu?” Jaehyun menyamakan posisinya dengan Jungwoo, tangan Pria itu meraih dagu Jungwoo dan membuat Pemuda cantik itu menatapnya untuk yang terakhir kali. “Aku tidak pernah mencintai mainanku, aku hanya akan menyiksa kalian dan membuat kalian patuh kepadaku, setelah aku menemukan yang lebih baik, kalian akan menjadi kenangan.”

Jaehyun tidak akan pernah melupakan wajah Pemuda itu meskipun seseorang sebentar lagi akan menggantikan posisinya. “But you're always be my favorite, Baby.”

"Aku kira hubungan kita special, Jaehyun." ujar Jungwoo kecewa.

Jungwoo memegang erat kedua lengan Jaehyun dengan erat dengan nafas yang melemah, kedua matanya terpejam erat kala merasakan sakit yang luar biasa pada tubuh bagian bawahnya. Jaehyun mencabut pisau tersebut kemudian menusukkannya lebih dalam pada bagian perut Jungwoo hingga cengkraman tangan Jungwoo pada lengan Jaehyun melemah.

Jemari Jaehyun mencolek darah pada bagian perut Jungwooo, kemudian mengoleskannya ke wajah pias Pemuda itu. "Kamu cantik, tapi bagiku kamu sangat cantik dengan warna merah ini, Sayang."

"K‒kau akan mendapatkan b–balasannya." Ujar Jungwoo lemah.

Jaehyun tertawa, "Mark tidak bisa datang untuk menyelamatkanmu karena dia sudah mati, dan sekarang waktunya kau menyusul dia."

Pisau tersebut tercabut dan terayun kembali ke titik yang lain, dan suara erangan kembali terdengar, namun kali ini lebih menyakitkan.

“Sleep well, Baby.”

✨ D R I P P I N ' ✨

Jeno memandang tajam ke arah depan sembari memegang bagian depan kepalanya yang berdarah, kesenangan Jeno terpaksa berhenti saat Mark datang tanpa pemberitahuan dan melemparkan benda dengan sisi yang runcing dan berhasil melukai Jeno.

Mark berjalan santai ke arah Jeno, "Jangan pernah bermain-main dengan Orang dewasa, Jeno."

Jeno melempar pisau lipat miliknya ke arah Mark, namun Pria itu berhasil menangkap pisau tersebut meskipun telapak tangannya terluka.

"Kau menganggu kesenanganku!" ujar Jeno kesal.

"Katakan dimana dia."

Emosi Jeno mereda, tangan Pemuda itu bergerak cepat menyambar pisau lipat yang diberikan Mark. Jeno meletakkannya disaku, tangan Jeno bergerak lihai menjahit satu persatu bagian tubuh dari Manusia yang berbeda, kemudian Pemuda itu menggabungkannya dengan tubuh hasil buruannya. "Sudahlah Mark, lupakan saja Jungwoo. Masih banyak Manusia menarik diluar sana yang bisa dengan mudah kau dapatkan dalam satu kedipan."

"Aku tidak menginginkan yang lain, aku menginginkan Jungwoo." Mark melirik ke arah meja yang dipenuhi benda tajam, dia mendapati ponsel Dejun berada disana. "Apa yang kau lakukan dengan ponsel Dejun?"

Jeno mengambil sebuah tangan dari freezer, kemudian menjahit bagian tubuh tersebut dengan tubuh baru tanpa rasa takut. "Aku hanya bersenang-senang, itu saja. Dan apa yang aku katakan tentang Jungwoo itu benar, lebih baik kau lupakan Pemuda itu, dia hanya merepotkanmu."

"Tidak mudah mendapatkan Jungwoo, aku akan merebut kembali apa yang sudah menjadi milikku." Ujar Mark dengan ekspresi datar.

"Obsesimu tak sehat, Mark."

"Berkacalah, sialan."

Jeno tertawa, perkataan Mark membuatnya mengingat sesuatu. "Pantas saja kalian menjadi sepasang kekasih, karena kalian tidak ada bedanya, dan jalinan kasih yang kalian bina semakin memperparah kalian."

Perkataan Jeno membuatnya tak paham, terlebih lagi saat Jeno berkata seolah-olah dia mengetahui Jungwoo lebih baik darinya.

"Aku tidak mengerti ucapanmu."

Jeno hendak menjelaskan sesuatu namun sebuah nada dering dari ponsel Mark membuat Jeno menunggu gilirannya lebih lama. Mark menjauh beberapa langkah dari Jeno untuk mengangkat panggilan tersebut, selang beberapa menit kemudian Mark menutup teleponnya dan kembali menghampiri Jeno.

Tampak wajah Mark berubah menjadi sumringah, "Rumah yang menjadi tempat persembunyian Jaehyun terbakar hebat, dan polisi sedang menyelidiki kasus tersebut."

Jeno menaruh pisaunya dengan ekspresi tak percaya. "Oh, jadi mereka mati semudah itu?"

Mark menggeleng pelan dengan senyum yang mengerikan, "Jungwoo selamat dengan luka serius, saat ini dia berada dirumah sakit, sementara jaehyun masih belum diketahui keberadaannya."

Mark memberitahukan betapa bahagianya dia saat mendengar bahwa Jungwoo telah ditemukan, namun berbeda halnya dengan Jeno, Pemuda itu tampak tak senang dengan berita ditemukannya Jungwoo dan kini sedang dirawat dirumah sakit. Jeno benci dengan hal-hal yang tak sesuai dengan keinginannya, Jeno berharap Jungwoo tak pernah selamat dari insiden kebakaran itu.

✨ To Be Continue ✨

Hi, long time no see!
Bagaimana kabar kalian?
Semoga kalian baik-baik saja, dimanapun kalian berada.
Do'aku selalu menyertai kalian.

Blue ingin minta maaf kepada kalian, Blue sendiri sadar sudah melakukan kesalahan berkali-kali.

Salah satunya, Blue berjanji akan sering update tapi kenyataannya Blue sangat.. sangat.. sangat lama untuk update.

Blue pikir akan bisa melanjutkan semua book yang ada dalam waktu senggang, tapi kenyataannya tidak semulus yang Blue bayangkan.
Blue tidak bisa fokus melanjutkan bahkan sama sekali tidak membuka Wattpad dalam jangka waktu yang cukup lama, sepertinya sekitar empat bulan kurang (?)

Skripsi.

Ya, sudah waktunya Blue fokus dengan skripsi.

Kali ini Blue tidak ingin berjanji kepada kalian akan fast update lagi, Blue takut akan mengingkari janji itu untuk kesekian kalinya. Tapi Blue usahakan untuk menyelesaikan semua book yang sudah di publish.

Ini kesalahan Blue, sekali lagi Blue minta maaf atas keterlambatan update, dan membuat kalian kecewa. Blue benar-benar minta maaf kepada kalian semua🙏🙏

Blue juga ingin berterima kasih banyak kepada kalian yang masih setia menunggu kelanjutan book yang Blue buat dan mengingatkan kapan update, terima kasih banyak guys💙💙

Blue sangat menyesal telah berjanji akan fast update tapi tidak bisa menepatinya. Blue akan menjadikan ini sebagai pembelajaran sekaligus reminder untuk tidak mengulanginya lagi.

Akhir kata, Blue minta maaf dan terima kasih banyak kepada kalian, sampai bertemu dikesempatan lain.

Your friend,
Blue