39

16.6K 888 68
                                    

-
-
-

Laura sedang duduk santai di ruang keluarga sembari memeluk boneka dan menonton televisi, kegiatan yang sangat bosan menurutnya karena Fani yang sering mengajaknya hang out sudah berangkat ke Florida tadi pagi sedangkan Embun sama sekali tidak boleh ditemui atau diajak pergi oleh Langit.

Lagi pula hari ini dia sedang menunggu seseorang yang katanya akan pulang dari Amerika, Felix--saudara tirinya. Entah kenapa jantung Laura tak hentinya berdegup kencang dari semalam saat Darius memberikan kabar itu.

Suara dering ponselnya berdering, Laura mengulum senyum tipis saat tau siapa yang menelpon. Felix, padahal sebelumnya Laura tak pernah mau mengangkat telpon itu tetapi saat ini dia bersemangat tanpa berpikir dua kali dan langsung mengangkatnya.

"Hallo." gugup Laura.

"Nah, tumbem lo angkat." Suara berat Felix begitu menggetarkan hati Laura.

"Apa!" ucap Laura pura-pura ketus.

"Gue udah di bandara, jemput ya."

"Ogah." tolak Laura padahal saat ini dia sedang berjalan menuju kamar untuk bersiap menjemput saudara tiri yang sudah mengambil seluruh hati dan cintanya diam-diam.

"Ayolah sayang, lo nggak kangen sama gue." ucap Felix dan sontak saja Laura ingin berteriak heboh saat ini karena ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Jemput ya, gue tunggu. Mmuuah."

Setelah mengatakan itu, Felix mematikan sambungan telponnya dan Laura langsung bersiap mempercantik diri lalu bergegas pergi menjemput Felix.

Kini Laura sudah sampai di bandara, senyum yang sejak tadi terukir berusaha dia netralkan saat melihat punggung tegap Felix.

ekhem

Suara deheman Laura membuat Felix berbalik, dia tersenyum manis pada perempuan itu dan bersiap memeluknya tetapi Laura langsung mundur dan memberikan tatapan dingin.

"Lo nggak mau peluk gue nih." ucap Felix.

Laura memasang wajah pura-pura kesal, "Cepetan, gue sibuk." ucapnya sembari memberikan Felix kunci mobilnya lalu berjalan lebih dulu dengan menyembunyikan senyumnya.

Di dalam mobil, Felix menaruh kopernya dan beberapa paperbag di kursi penumpang, berjalan ke kursi kemudi lalu setelah itu dia langsung memeluk Laura ke dalam pekukannya.

"Gue kangen sama lo." ucap Felix sembari mengecup pipi Laura singkat.

Laura tersentak kaget, tubuhnya menegang karena sentuhan tiba-tiba dari Felix, "Awas." ucapnya sembari mendorong Felix lalu memalingkan wajahnya menatap luar jendela untuk menormalkan degub jantungnya dan berharap Felix tak mendengar itu.

"Lo jangan galak-galak." ucap Felix sembari mengulum senyum karena melihat wajah Laura memerah lalu dia menyalakan mesin mobilnya dan perlahan meninggalkan area parkir bandara.

Di tengah perjalanan, Felix melirik Laura sesekali, "Selama gue di Amerika, lo nggak dugem lagi 'kan?" tanya Felix.

Laura terdiam beberapa saat, ucapan Felix benar karena setelah Felix menasahatinya dengan lembut dan tulus, entah kenapa dia malas pergi ke club meski Andri selalu mengajaknya.

"Bukan urusan lo!" elak Laura, dia berusaha menyembunyikan perasaannya tetapi sepertinya gagal karena Felix tau dan diam-diam tersenyum.

Felix kembali menoleh setelah sekian lama hanya keheningan, "Oh ya, Embun baik-baik aja 'kan? Soalnya dia susah banget gue telponin." tanya Felix.

Laura menghela nafas pelan, tangannya diam-diam terkepal dan tak tau harus berkata apa pada Felix. Akhirnya, Laura hanya menjawab dengan sebuah deheman.

DAMN'IT FIANCE || endWhere stories live. Discover now