03

36.3K 1.7K 10
                                    



EMBUN berjalan menuruni anak tangga sembari membawa sebuah kardus di tangannya, sore ini dia berencana pindah ke sebuah rumah kontrakan yang lokasinya tidak jauh dari SMA Garuda.

Hanya dengan jarak tempuh 10 menit berjalan kaki dia akan sampai di sana dan tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi lagi jadi Embun bisa lebih berhemat.

"Embun." suara bariton seseorang membuat Embun menoleh, di ambang pintu sana seorang pria paruh baya yang sangat Embun kenal tersenyum padanya.

"Om Bara." Embun tersenyum, menaruh kerdus yang dia bawa di lantai lalu menghampiri Bara.

Bara membalas senyuman itu, tangannya terulur mengusap pucuk kepala Embun dengan sayang, "Maafin paman ya nggak bisa bantu." ucap Bara dengan penuh sesal.

Bara Herlambang adalah sahabat Aditya dan juga pengacara pribadinya. Meskipun Bara sudah berusaha membantu namun tetap saja jika menyangkut uang dengan jumlah besar, dia akan mundur karena kekayaannya tidak sebanyak hutang perusahaan Aditya yang mencapai triliunan.

"Ini bukan salah paman kok, udah takdirnya." jawab Embun enteng, dia membawa Bara untuk duduk di sofa.

Setelah mereka duduk, Bara meletakan tas kerjanya di atas meja, menatap Embun, "Kamu mau pindah kemana? Kamu tinggal sama paman ya, Fani sama tante pasti senang." ucap Bara.

Selain menjadi pengacara Aditya, Bara juga ayah dari sahabatnya Tifani dan mereka sudah kenal sejak kecil sehingga Embun lebih akrab dengan Fani dibanding Laura tetapi ketiga bersahabat dengan sangat baik sampai sekarang meskipun sifat mereka sangat beda jauh.

Embun menggeleng pelan, "Nggak om, Embun udah dapet rumah kontrakan dekat sekolah kok." ucap Embun

"Kamu yakin?" tanya Bara, dia tidak tega membiarkan anak sahabatnya hidup terlantar.

Embun mengangguk cepat, "Yakin om." jawabnya.

"Kamu mau pindah kapan?" tanya Bara.

"Nanti malam."

Bara mengernyit heran, "Bukannya masih ada dua hari lagi?"

"Lebih cepat lebih baik om." jawab Embun enteng padahal hatinya sangat berat meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangan untuknya. Embun berusaha tegar agar tidak merepotkan orang di sekitarnya.

"Kamu udah beres?" tanya Bara sembari membuka tasnya untuk mengambil sesuatu.

"Belum masih ada beberapa." kekeh Embun.

Bara tersenyum, gadis kecil yang dulu menagis karena mencari ibunya yang sudah meninggal kini mencoba tegar di depannya. "Bilang ya sama om kalau butuh bantuan." ucap Bara.

"Iya om."

"Oh ya, om mau menyerahkan ini sama kamu." ucap Bara, dia memberikan sebuah map berkas pada Embun.

Embun menerimanya lalu membacanya dengan teliti, "Asuransi?" tanya Embun

"Ya. Asuransi pendidikan kamu sampai s3. Ayah kamu sudah menyiapkan ini untuk masa depan kamu." jelas Bara.

Embun tersenyum pilu, dia ingin sekali menagis tetapi hal itu masih bisa dia tahan sebisa mungkin, "Makasih ya om." ucap Embun.

DAMN'IT FIANCE Where stories live. Discover now