14. End of a Day

115 34 24
                                    

Aku tersenyum tipis melihat papan Billboard yang lagi-lagi terpasang sangat besar di tengah jalan, seakan membuktikan bahkan setelah kepergiannya, dirinya masih menjadi bintang yang begitu bersinar di setiap hati penggemarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku tersenyum tipis melihat papan Billboard yang lagi-lagi terpasang sangat besar di tengah jalan, seakan membuktikan bahkan setelah kepergiannya, dirinya masih menjadi bintang yang begitu bersinar di setiap hati penggemarnya.

Benar, dalam hidup setidaknya pasti ada satu hari di mana kita tersesat dan sesak, tidak peduli itu masalah berat atau ringan, hanya kita sendiri yang bisa memutuskan.

Tidak usah perdulikan ucapan orang-orang yang membuatmu semakin hancur seperti,

"Cuma seperti itu saja tidak mampu!"

"Lemah! masalah itu saja sudah membuatmu stress"

"Kayak gak punya Tuhan saja!"

Lupakan kalimat semacam itu, pertama karena mereka tidak pernah benar-benar tau bagaimana menjadi kamu. Kedua, karena orang-orang semacam itu hanya tau cara berkomentar juga menghakimi, lalu yang terkahir mereka hanya manusia kesepian dan paling menyedihkan.

Yang ingin aku katakan, tidak perlu mengikuti langkah orang lain, ikuti saja langkah kakimu, tidak peduli jika itu lebih lambat dari yang lain, terkadang terlalu cepat juga tidak baik.

"Astaga!! dia sungguh tampannn.."

"Benar, suaranya sungguh indah."

"Saat sedih, aku mendengar lagunya, itu membuatku tenang juga bahagia."

Aku tersenyum tipis mendengar segerombolan gadis remaja berseragam di sampingku, tanpa bertanya aku tau apa yang membuat mereka hingga seheboh itu melihat handphonenya, karena melihat mereka seakan melihat diriku yang dulu.

Bukankah ini sesederhana itu?

Semua orang memiliki kesukaannya sendiri, terkadang hal membahagiakan itu justru datang dari sesuatu yang begitu sederhana.

"Aaaaahh!!! Jantungku benar-benar ingin meledak hanya dengan mendengar suaranya."

"Apa dia akan mengadakan fans meeting ke negara kita?"

"Mungkin? Ah, tidak! aku harus berdoa agar menjadi mungkin!"

"Ahahahah.."

"Ahahahha aku juga akan berdoa."

Aku masih tersenyum mendengar percakapan mereka.

"Kakak juga mau lihat?" aku mengangkat sebelah alisku melihat seorang gadis berkuncir kuda menatapku dengan wajah ceria.

Aku terkekeh kecil "Tidak, aku sudah melewati masa itu, hari ini, tugasku hanya mengenangnya" balasku tersenyum sambil berdiri.

Kulihat gadis remaja yang dari tadi duduk di halte bus bersamaku itu tidak mengerti dengan ucapanku.

"Karena sekarang dia berada di langit bersama bintang-bintang yang lain" lanjutku sambil menunjuk layar di tengah jalan, membuat wajah gadis-gadis itu berubah pias.

Aku berjalan pelan meninggalkan mereka, kembali menyusuri jalan yang sudah sering aku lewati, kali ini akan kupastikan tidak akan tersesat.

"Kak.."

Aku berhenti sejenak dan menoleh kebelakang.

"Kita yakin, bintang kakak yang paling bersinar diantara bintang yang lainnya di langit sana" aku tersenyum sendu mendengar ucapannya dan mengangguk pelan meninggalkan mereka tanpa mengatakan apapun.

Benar.
Bintangku pasti yang paling bersinar.

"Selamat tidur pangeranku" gumamku menatap layar digital billboard itu sekali lagi.

"Aku akan selalu mengenangmu di setiap perjalananku dan akan terus menjadi penggemarmu di dunia ini walau tanpa kehadiranmu" lanjutku pelan.

Sore itu,
semua benar-benar berakhir baik-baik saja,
selalu ada hari akhir untuk sebuah perjalanan.

Hanya saja, perjalan pasti begitu melelahkan, proses juga pasti begitu lama, jadi istirahatlah sejenak, lukamu akan mengering seiring jalan, tidak perlu terburu-buru sampai untuk melihat hasil, kita, punya waktu masing-masing untuk sampai akhir.

Tidak perlu memaksa diri untuk selalu baik-baik saja, tidak baik-baik saja juga bukan sebuah dosa.

Luar biasanya kamu adalah, sangat kuat dengan tidak menyerah hingga detik ini.

Dan saat kamu selesai membaca kisah ini, artinya aku menemukanmu.

Dengan cara paling indah, kita akan berjalan bersama dan tidak akan pernah tersesat.

Karena kamu tidak sendirian.

End of a Day
Selesai.






Hai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai..
Kalian bisa lanjut baca ini ya, ini sekuel untuk Nadif Aditama.

Kakak Na Na, pria yang selalu menguatkan adiknya, yang nyata di sampingnya, namun, bagaimana jika orang yang selalu menguatkan Na Na, memberikan senyuman, dan perlindungan ini ternyata dirinya sendiri juga sedang tidak baik-baik saja?

Kali ini, kisah ini, mungkin lebih dekat dengan diri kalian, jadi silahkan baca sendiri...

🖤👋

22 November 2021
Diary for my Angel

End of a Day | SELESAI Where stories live. Discover now